Rain dikelilingi tumpukan kertas di mejanya. Kertas-kertas yang dipenuhi tulisan seakan menjadi teman bicaranya. Tugas sebagai pengurus club menulis dan siswa kelas akhir tengah menjadi bebannya saat ini. Bukan tidak mungkin, jika penampilan Rain yang biasa terlihat rapi sedang tidak dalam kondisi yang baik sekarang.
Ia merapikan tumpukan kertas yang berisi tumpukan berkas milik club menulis di sebelah kanannya. Cukup baik, hingga hanya menyisakan tumpukan buku biologi sebagai sisa di depannya.
Sebenarnya, tugas biologinya ini sudah hampir selesai. Hanya tinggal merevisi beberapa bagian yang dikira kurang sempurna. Namun, ada satu pertanyaan yang mengganjal pikirannya sedari tadi.
"Hey, apa yang sedang kau lakukan?" Seseorang menegurnya di ambang pintu. Si gadis berambut hitam dengan kepribadian aneh. Gadis yang senang mengganggu ketentramannya. Hal baik lainnya, ia adalah seorang adik kelas yang juga mengikuti club menulis dan selalu memanggil Rain tanpa embel-embel sopan layaknya 'Kak' atau sebagainya.
"Ck, diamlah. Aku sedang berpikir." Rain hanya membalas dengan malas. Sudah cukup satu tahun ini ia selalu diganggu oleh anak tengil itu. Dan ia berharap hal itu tak akan terjadi di tahun terakhirnya -walaupun tidak mungkin.
"Kau mengacaukan ruangan club hanya karena sedang berpikir?" See? Dia sangat mengganggu. Bahkan ketika sudah diperingatkan untuk tidak mengganggunya.
Rain hanya diam, mencoba fokus pada pikirannya tanpa harus memperdulikan gadis aneh yang masih berada di ambang pintu.
"Apa cicak yang sedang berpikir juga akan mengacaukan ruang club sepertimu? Hmm.. Mungkin tidak juga. Mereka tidak cukup kuat untuk mengangkat buku tebal semacam itu." ujarnya sembari menunjuk buku yang tepat berada di depan Rain. Rain masih mencoba untuk fokus dan mengabaikan perkataan Jira, walaupun ia sebal karena dibanding-bandingkan dengan seekor cicak.
"Eh, tapi bisa saja! Bagaimana jika cicak itu mempunyai kekuatan super dan mempunyai otot di setiap lekuk tubuhnya? Dan cicak itu punya ABS! ABS!" Si gadis aneh malah kegirangan membayangkan cicak yang mempunyai otot perut. Entah bagaimana jalan pikirannya, namun hal itu benar-benar mengganggu konsentrasi Rain saat ini.
"Atau cicak itu mempunyai jaring super seperti Spiderman dan bisa dengan mudah mengangkat bu-"
"Cukup! Tuliskan saja fantasimu dalam buku untuk dijadikan novel! Jangan ganggu aku!" Rain menggerutu sebal di atas kursinya. Membuat Jira seketika membungkam mulutnya rapat-rapat.
"Cicak tidak akan mempunyai ABS! Dan ia tak mungkin punya jaring laba-laba karena dia seekor cicak! CICAK Park Jira! Kau bisa dengar aku?!" Rain kehilangan kendali. Terlalu panas jika ia harus menahan gejolak emosi pada ubun-ubunnya. Seketika ia merasa wajahnya 5 tahun lebih tua karena hal ini.
Jira hanya membulatkan mulutnya, menyatakan 'Oh' tidak bersuara. Rain tengah bertransformasi menjadi bom saat ini. Ingin sekali ia meledak dan menghancurkan seluruh isi sekolah, tak terkecuali gadis menyebalkan di depannya.
"Hmm.. Tadi kau bilang punya pertanyaan yang sulit terjawab? Ada seorang lelaki jenius di kelas sebelahku. Konon, ia dapat menjawab semua pertanyaan. Sampai-sampai guru pun menyerah karenanya." Jira berujar serius. Dengan beruntung saat ini mendapat perhatian lebih dari Rain.
Bergegas, Rain meninggalkan buku-bukunya dan juga si gadis aneh di ruang club. Ia berjalan menyusuri koridor untuk mencari si lelaki jenius yang dimaksudkan Jira. Sebenarnya, ia sudah pernah mendengar desas-desus tentang si lelaki jenius itu. Namun belum sempat membuktikannya.
Ia mengambil langkah cepat, takut si lelaki jenius itu pulang atau semacamnya. Setelahnya, ia akhirnya sampai di depan kelas si lelaki jenius. Tak perlu mendengar penuturan Jira tentang nama lelaki itu, ia pun sudah tahu. Seorang Ace yang tak terkalahkan kejeniusannya seangkatan. Sampai-sampai membuat guru-guru takluk karenanya.
Kim Taehyung.
"Ehm.. Apa kau orang yang bernama Kim Taehyung?" Rain bermaksud bertanya pada lelaki berambut hitam kecoklatan di depannya. Ia sedang memandangi meja kosong, entah apa dalam pikirannya. Mungkin sedang berpikir dengan otak jeniusnya itu? Entahlah.
"Bukan, dia yang berada di belakangku." Lelaki itu membalas tanpa menoleh. Sedikit aneh untuk Rain sebenarnya. Ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
"Mmm.... tak ada lagi orang disini."
"Oh, benarkah?" Ia akhirnya membalikan badannya dan melihat sekeliling. Dan pada akhirnya sadar, di kelas itu hanya ada dia sengan seorang siswa tingkat akhir bername tag Song Rain.
"Baiklah, aku Kim Taehyung." Rain sempat ragu karenanya. Hingga ia melihat name tag yang tergantung indah pada seragam lelaki itu. Benar, namanya Kim Taehyung.
"Mmm... Begini... Kudengar kau bisa menjawab pertanyaan apapun. Aku ingin bertanya sesuatu."
"Oke. Apa pertanyaannya?" Ia antusias mendengar perkataan Rain. Rasa percaya dirinya terlihat sangat kentara. Memperlihatkan bahwa dia memang seorang jenius.
"Begini. Aku membaca sebuah artikel. Katanya, tidur menghadap sebelah kiri itu baik untuk penderita maag, karena asam lambung tidak akan mudah naik. Namun, artikel lain mengatakan hal itu tidak baik karena dapat menyumbat aliran darah dari jantung atau menuju jantung. Itu berarti, tidur menghadap sebelah kanan baik untuk jantung. Namun bagi penderita maag, asam lambung akan mudah naik. Jadi, apa yang harus dilakukan penderita maag yang ingin menjaga jantungnya, namun tak ingin merasakan maag ketika tidur?" Panjang lebar Rain bertanya dengan serius.
Taehyung menatapnya lebih serius. Terlihat sekali wajah jeniusnya yang tengah berpikir. Sesekali ia mengerutkan keningnya, membuat Rain makin berharap mendapat jawaban dari pertanyaan yang mengganjalnya sedari tadi.
"Aku tahu."
Bagus sekali. Rain sampai kegirangan dibuatnya. Rasa penasarannya akan segera hilang setelah ini.
"Ia harus memejamkan matanya."
Hening.
Rain benar-benar akan meledak saat ini.
"BUNUH SAJA AKU WAHAI CICAK BEROTOT!"
Fin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Geniousness Overload
HumorRain dikelilingi tumpukan kertas di mejanya. Kertas-kertas yang dipenuhi tulisan seakan menjadi teman bicaranya. Tugas sebagai pengurus club menulis dan siswa kelas akhir tengah menjadi bebannya saat ini. Bukan tidak mungkin, jika penampilan Rain ya...