"Aku butuh kebebasan seperti remaja lainnya tuhan"
Author's pov.
Di ruang keluarga, suasana hening. Bobby ayah Miracle, menatap intens putri bungsunya yang tengah menunduk. Sedangkan sang istri Zaneta mengelus rambut putrinya itu dengan sayang
Kini. Suara deheman Bobby memecahkan keheningan.
"Ehem"
Deheman itu tidak merubah tundukan Miracle menjadi mendongak. Kini Zaneta yang membuka suara
"Sayang. Apa kamu gak mau nolongin mama dan papa dengan cara mensetujui?"
Miracle menatap sendu Zaneta. Matanya memerah. Sepertinya danau akan pecah saat ini
"Dengerin mama. Ini demi kebaikan keluarga kita sayang. Kamu tau kan. Kita udah di ambang kebangkrutan"
Zaneta mengelus lembut rambut putri kesayangannya itu. Merasa tak kuat. Miracle menutup wajahnya menggunakan tangan mungil miliknya
Tubuhnya bergetar. Terdengar isakan tangis dari bibir Miracle. Kemudian dengan sayang Zaneta merengkuh tubuh lemah itu ke dalam dekapannya.
"Kan mama udah bilang. Ini demi kebaikan kamu sayang"
Isakan itu semakin menjadi jadi.
"Ke..kena..kenapa harus Miracle ma. Kenapa gak kak Vani aja? Kak Vani udah pantes buat nikah. Tapi kenapa harus Racle? Racle masih SMA ma. Please. Racle mohonn hiks"
Zaneta menatap Bobby suaminya yang tengah memijat pelan dahinya. Kini Bobby mendekati Miracle. Mengelus rambut Miracle
"Papa tau. Tapi Vani udah ada calonnya. Dan tahun depan mereka akan menikah. Jadi papa sama mama udah niatan jodohin kamu sayang"
Ujar Bobby lembut. Sebenarnya ia tidak ingin menjodohkan putri kecilnya ini. Tetapi bagaimana lagi. Ia harus melakukannya.
Karena keluarganya banyak berutang dengan keluarga Herman. Dengan cara melunasi hutang,keluarga Herman meminta Bobby untuk menjodohkan Miracle dengan Marvel.
"Tapi..Racle gak mau. Tetap gak mau""Papa tanya. Kamu pilih menerima perjodohan ini atau kamu mau papa masuk penjara gara gara gak bisa melunasi hutang?"
Dilema. Itulah yang di rasakan Miracle. Pertama ia tidak ingin di jodohkan dengan orang yang tidak ia ketahui bentukkannya. Dan yang kedua ia juga tidak menginginkan ayahnya masuk penjara.
Zaneta semakin memeluk putrinya itu
"Dengar sayang. Itu demi kebaikan kita. Kamu gak kasian sama papa? Hutang kita banyak sama keluarga Herman. Kamu mau papa itu masuk penjara?"Miracle menggeleng dan mendongak menatap kedua orang tuanya secara bergantian.
"Mama papa sayang aku kan?"
Dibalas anggukan oleh sepasang suami istri ini
"Kalau memang hiks itu yang hiks terbaik hiks untuk keluarga kita hiks aku mau hiks terima perjodohan ini. Aku gak mau papa masuk penjara hiks"
Senyum merekah di bibir Bobby dan Zaneta. Kemudian mereka memeluk tubuh Miracle dengan penuh kebahagiaan
"Mama sama papa sayang kamu. Besok kami bakalan siapin semuanya. Kamu tinggal terima beres sayang"
Miracle kembali menangis. Ia memeluk kedua orang tuanya itu sekuat tenaganya. Ia membatin. Mungkin ini jalan terbaiknya.
___
Tbc. Vote dan kommennya ya. don't be silent readers. Tinggalkan jejak kalian.
17-04-2016 (Padang,sumatra barat. 21:35 wib)
KAMU SEDANG MEMBACA
Take Or Leave
Teen FictionBerawal dari sebuah perjodohan. Penyiksaan yang amat mendalam. Membuat Miracle merasa dirinya hanya mainan belaka. Suami yang selalu ia agung agungkan. Sebenarnya sangat kejam. Ia bisa apa? Meronta dan meminta pertolongan? Kepada siapa? Keluarga? Ma...