Ting ting ting
Suara menyedihkan itu terdengar dari sudut ruangan rumah ini. Dentingan piano yang menyayat hati. Terdengar pilu dan menyesakkan. Namun mungkin ini lah cara baginya untuk menyalurkan kesedihan dalam hatinya yang tidak bisa ia ungkapkan lewat kata-kata.
Kim Jaejoong pemuda yang tampan dan manis. Sejak beberapa hari ini terus mengurung diri di dalam kamarnya. Jarang menyentuh makanannya yang menyebabkan pipinya terlihat lebih tirus, kantung matanya yang jadi terlihat jelas dan keadaan dirinya yang begitu kacau.
Hanya dia, ya hanya dia yang mampu membuat mahasiswa cerdas ini begitu terpuruk. Jangan salahkan Jaejoong jika ia menjadi seperti ini. Manusia mana yang akan tahan dengan sakitnya hati karena di khianati. Laki-laki atau perempuan sama saja. Mereka manusia yang bisa merasakan sakit hati karena cinta. Siapa yang bilang jika laki-laki tidak boleh menangis. Laki-laki juga memiliki kelenjar air mata yang sewaktu-waktu jika dibutuhkan akan berfungsi juga.
Dan disinilah Kim Jaejoong. Menangis dan terpuruk karena dia telah pergi. Bukan, bukan meninggal. Tapi pergi dengan yang lain.
Dan lagi matanya menerawang melalui jendela kamarnya, menghentikan jemarinya menekan tuts piano. Pandangan yang kosong dan dalam.
“Happy Anniv yang ke 2..” Mendapat pelukan yang tiba-tiba dari belakang membuat Jaejoong terlonjak kaget.
Manik matanya segera berputar ke arah seseorang yang memeluknya diikuti putaran tubuhnya. Dan tanpa halangan sebaris senyum bahagia terukir manis di wajahnya. Segera ia peluk sosok tegap itu. Sosok yang selalu memberinya kehangatan saat ia kedinginan, sosok yang akan memeluknya jika ia membutuhkan ketenangan, sosok yang akan menjaganya dari segala bahaya, dan sosok yang akan selalu ia cintai.
“Yunho-ah, Happy Anniv too~” Bisiknya senang, memperat pelukannya.
Yunho segera melepas pelukan Jaejoong, menggandeng tangan Jaejoong dan menuntunnya untuk duduk di meja makan. Memberi kode pada Jaejoong untuk tetap duduk disitu sampai dirinya kembali dapur.
“Kau mau apa?” Tanya Jaejoong menatap punggung kekar Yunho yang entah sedang apa.
“Malam ini aku yang akan memasak untukmu. Akan ku buat kau makin jatuh cinta padaku karena masakan yang aku malam ini aku kuracuni dengan bumbu cinta.” Cecar Yunho yang makin sibuk dengan kegiatannya.
Jaejoong terkejut. Tentu. Seorang Jung Yunho memasak. Akan seperti apa rasanya. Tapi mendengar kata-katanya membuat Jaejoong mau tak mau tersenyum kecil dan sedikit merona. Asal Yunho tahu, tak perlu Yunho membuatkannya makanan hanya dengan kata-kata tadi sudah membuat Jaejoong benar-benar jatuh hati padanya.
“Belajar darimana kau kata-kata seperti itu? Kau bukan penggombal Tuan Jung, apakah tadi siang kau menghilang dari kelas karena sedang les dengan si tukang gombal Park Yoochun, huh?” Goda Jaejoong.
“Sial!” Desis Yunho melirik Jaejoong dan segera mengerjakan pekerjaannya. Sedangkan Jaejoong hanya terkikik pelan karena tebakan mengenai sasaran.