1

5 0 0
                                    

Maaf bila ada penulisan yang kurang tepat atau membuat pembaca bingung. Karena saya masih pemula.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Wahda. Yah itulah namaku. Orangtuaku memberikanku hadiah Wahda Nur Khabliana di hari saat aku pertama kali terlahir di dunia ini. Aku di besarkan di keluarga yang cukup berada. Aku kini berusia 17 tahun dan menginjak kelas XII di sebuah SMK bernama SMK Handayani di Kota Palu. Sebuah sekolah yang cukup terkenal dan bergengsi di daerah Palu. Karena satu – satunya sekolah yang memiliki 8 jurusan berbeda.

Hari ini adalah hari pertama dimana aku akan mengikuti Ujian Nasional yaitu tepat di tanggal 4 April 2016. Aku yang merasa semangat berjalan ke arah kelas. Aku merasa sangat siap menjalani Ujian. Ketika akan sampai di kelasku, aku merasa ada yang tidak beres. Akupun segera berlari dan membuka pintu.

"Assalamu... astagfirullah. Teman – teman apa yang terjadi ?"

Ketika sampai di ruangankelasku. Tampaklah kekacauan, bangku kelas berhamburan serta sampah – sampahberserakan. Sementara beberapa anak yang baru tiba di kelas juga terkejut. Beberapa anak yang tiba lebih awal tampak sedang membersihkan dan telah mengatur kursi sebagian.

"Apa yang telah terjadi ?" masih dengan wajah yang keheranan.

"Entahlah, tadi saat aku tiba pertama kali di kelas ini sejak 5 menit yang lalu, kelas sudah tampak lebih parah sebelumnya daripada ini." Kata Nia menjelaskan kepada kami yang baru datang.

Aku yang selaku ketua kelas tidak tinggal diam. Akhirnya aku pun meminta kepada yang lain untuk bekerjasama merapikan keadaan kelas yang tampak seperti telah terjadi Tsunami. Pekerjaan yang awalnya tampak melelahkan setelah dikerjakan bersama-sama cukup menyenangkan dan terasa cepat.

Kriiiiiiiiiiiiinnnggg...

"selamat pagi.. pengumuman, disampaikan kepada seluruh siswa harap untuk tidak meninggalkan ruangan kelasnya karena sebentar lagi pengawas ruangan ujian akan memasuki ruangan. Terima kasih atas perhatiannya.." bel berbunyi dan dilanjutkan dengan pengumuman dari pengeras suara.

Dalam menjalani ujian selama 4 hari berturut-turut, aku tidak merasa kesulitan. Setelah waktu habis, kami pun keluar dari ruangan. Dan pada akhirnya dalang di balik kerusuhan pada hari senin itu pun terungkap di hari terakhir ujian. Yah, pelakunya adalah Davin. Seorang siswa jurusan otomotif. Itupun setelah seorang penjaga sekolah melaporkan ada hal yang aneh saat Davin keluar dari lingkup sekolah pukul 6 sore. Padahal sekolah harusnya sudah kosong sejak pukul 5 sore.

Aku pun pulang setelah menyelesaikan permasalahan tadi. Bersama Nia menggunakan mobilku. Banyak yang mengira kami ini kembar saat kami singgah untuk membeli beberapa buku di toko buku. Aku menolaknya mentah - mentah, secara bila di jelaskan perbedaan antara aku dan Nia akan sangat berbeda.

Aku memiliki tubuh yang agak lebih tinggi daripada Nia. Namun Nia tampak lebih cantik karena memiliki bentuk mata almond, bulu mata dan alis yang lebat, hidung yang mancung dan bibir merah tipis dan memakai jilbab. Sedangkan aku punya mata sipit, pipi tirus, hidung alhamdulillah kecil, bibir yang tipis, dan alis yang cukup tebal seperti ulat bulu dan aku belum berjilbab.

"Eh, ngapain kamu melamun ? Ntar kesambet loh". Nia mengagetkanku setibanya di rumahku padahal suaranya cukup kecil. Kami pun duduk di teras rumahku yang dihiasi dengan pemandangan taman aneka bunga yang tumbuh.

"Nggak kok. Kamu tadi ngomong apa ?"

"Aku tadi ngomong kalau sudah lulus nanti kamu mau lanjut dimana ?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Be a MuslimahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang