"Shasa-ya." Aku langsung masuk ke dalam rumah. Menyapa ibuku dan bergegas ke kamar. Aku tidak sabar menceritakannya pada shasa. Apapun yang ku alami,aku terbiasa menceritakannya pada shasa, kembaranku.
"Eonnie!" Teriak shasa saat aku memasuki kamar. Dia sangat semangat, pasti dia punya sesuatu untuk di ceritakan.
"Pasti kau ingin menceritakan sesuatu." Shasa mengangguk sambil tersenyum.
"Aku juga ingin menceritakan sesuatu padamu. Tapi tunggulah aku ingin mandi dulu." Ucapku lalu pergi ke kamar mandi.
Walau wajah kami berbeda, kami adalah kembaran. Ibu kami mendaftarkan kami di sekolah yang berbeda dengan alasan ibu takut kami tidak memiliki teman karena dari kecil kami bermain berdua, tidak ingin berteman dengan yang lain.
Aku keluar dari kamar mandi dan shasa langsung menarikku ke tempat tidur. Aku duduk di pinggir tempat tidur dengan handuk yang membalut rambutku. Ku lihat wajah shasa yang tidak sabar untuk bercerita.
"Eonnie siapa yang akan memulainnya? Aku?" Tanya shasa.
"Baiklah." Jawabku.
"Eonnie aku menyukai seseorang."
"Jinjja?"
"Dia adalah seseorang yang tampan dan tinggi. Kami tidak berada di satu kelas dan aku sangat senang karena hari ini dia membantuku membereskan bukuku yang terjatuh." Shasa menjelaskannya dengan pipi yang berubah merah.
"Wah aku jadi penasaran dengan pria yang dapat membuat adikku ini jatuh cinta. Jadi siapa namanya?"
"Chanyeol." Jawab shasa. Tiba-tiba saja hati ku terasa sakit seperti ribuan jarum menusukknya. Mungkin bukan. Mungkin saja ada dua orang dengan nama yang sama.
"Memangnya dia kelas berapa?" Tanya ku kembali.
"2-2. Nama lengkapnya park chanyeol." Kali ini aku tidak dapat berkata lagi. Aku yakin yang dimaksud shasa adalah pria yang mencuri perhatianku. Pria yang menggetarkan hati ku. Pria yang ingin ku ceritakan pada shasa dan pria yang telah menjadi kekasihku sejak tadi.
"Sekarang giliran mu eonnie." Aku tidak bergeming.
"Eonnie?" Panggil shasa.
"Eoh?" Aku tersadar dari lamunanku.
"Apa yang ingin kau ceritakan eonnie?"
"Ah tidak. Aku hanya sangat senang mendapat nilai bagus hari ini."
"Benarkah? Itu adalah berita yang bagus." Aku mengurungkan niat ku untuk mengatakannya pada shasa. Aku tidak ingin merusak senyuman adikku itu.
Tiba-tiba ibu memanggil.
"Yong sang-ah, shasa-ya, cepatlah turun makan malam sudah siap.""Ne eomma." Teriak shasa.
"Ayo eonnie kita turun. Aku sudah sangat lapar." Shasa menarik tanganku dan aku hanya membalasnya dengan senyum.
♡♡♡♡♡♡
Aku pulang terlebih dulu. Tidak ada orang di rumah. Shasa belum pulang sekolah dan ibu mungkin sedang berbelanja. Aku masuk ke kamar dan melihat sebuah buku diary di atas tempat tidur. Aku belum pernah melihat buku itu. Aku hendak membuka buku itu tapi sebuah pesan tertampil di handphone ku.
From: chanyeol ♥
Yong sang-ah maaf karena rencana kita untuk jalan hari ini batal karena aku harus menemani ibuku. Aku janji akan mengajakmu lain kali. Sekali lagi aku minta maaf ♥ saranghae
Aku tersenyum melihat pesan yang tertampil. Aku pun membalas pesannya.
To: chanyeol ♥
Tidak apa
KAMU SEDANG MEMBACA
[ONESHOOT] A Part Of Life
Fanfiction"Tuhan, aku takut untuk menutup mataku, aku takut saat aku membuka mataku dia tidak ada lagi disampingku."-Shasa "Itu sangat tidak adil untuk shasa."-Yongsang "Apa itu adil untuk mu?"-Chanyeol