Jennivello McAllister [x-1]
Tugas 20 April 20161. a. Klasikisme: aliran yang biasanya menampilkan gambar klasik dan memiliki karakter tersendiri.
b. Fauvisme: aliran yang memberikan kebebasan berekspresi bagi para pelukis yang menganut aliran ini.
c. Futurisme: aliran yang menggambarkan objek terlihat seolah-olah bergerak.
d. Dadaisme: aliran ini biasanya menyajikan karya artistik yang sedikit beraroma menyeramkan, kekanak-kanakan, namun terkadang juga mengesankan.
e. Kubisme: aliran yang memiliki bentuk-bentuk geometris pada lukisannya.
f. Abstraksionisme: aliran yang menggunakan warna dan bentuk yang acak dan tidak terbatas.
g. Ekspresionisme: aliran yang memberikan kebebasan bentuk dan warna, akan tetapi tetap tidak boleh terlepas dari menggambarkan emosi sang objek lukis.
h. Impresionisme: aliran seni yang berusaha menampilkan kesan yang ditangkap objek lukis.
i. Realisme: aliran yang menampilkan karya lukis yang apa adanya, sebagaimana kejadian-kejadian yang terjadi di tengah masyarakat tanpa tambahan sedikit pun.
j. Romantisme: aliran seni yang berusaha menampilkan suatu lukisan dengan fantastik dan indah.2. a. Zaman prasejarah: Peninggalan-peninggalan prasejarah memperlihatkan bahwa sejak ribuan tahun yang lalu, nenek moyang manusia telah mulai membuat gambar pada dinding-dinding gua untuk mencitrakan bagian-bagian penting dari kehidupan.
b. Seni lukis zaman klasik: Di zaman ini lukisan dimaksudkan untuk meniru semirip mungkin bentuk-bentuk yang ada di alam. Hal ini sebagai akibat berkembangnya ilmu pengetahuan dan dimulainya kesadaran bahwa seni lukis mampu berkomunikasi lebih baik daripada kata-kata dalam banyak hal.
c. Seni lukis zaman pertengahan: Sebagai akibat terlalu kuatnya pengaruh agama pada zaman pertengahan, seni lukis mengalami penjauhan dari ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dianggap sebagai sihir yang bisa menjauhkan manusia dari pengabdian kepada Tuhan. Akibatnya, seni lukis pun tidak lagi bisa sejalan dengan realitas. Kebanyakan lukisan pada zaman ini lebih berupa simbolisme, bukan realisme.
d. Seni lukis zaman renaissance: Seni rupa menemukan jiwa barunya dalam kelahiran kembali seni zaman klasik. Sains di kota ini tidak lagi dianggap sihir, namun sebagai alat baru untuk merebut kembali kekuasaan yang dirampas oleh Turki. Pada akhirnya, pengaruh seni di kota Firenze menyebar ke seluruh Eropa hingga Eropa Timur.
e. Art nouveau: Sebagai dampak Revolusi Industri, keahlian tangan seorang seniman tidak lagi begitu dihargai karena telah digantikan kehalusan buatan mesin. Sebagai jawabannya, seniman beralih ke bentuk-bentuk yang tidak mungkin dicapai oleh produksi massal (atau jika bisa, biaya pembuatannya akan menjadi sangat mahal). Lukisan, karya-karya seni rupa, dan kriya diarahkan kepada kurva-kurva halus yang kebanyakan terinspirasi dari keindahan garis-garis tumbuhan di alam.3. Abstraksi dalam seni lukis adalah sebuah seni yang tidak menampilkan objek seperti yang ada dalam dunia asli, bentuk dari imajinasi seni yang diolah oleh seniman dalam mencari esensi bentuk objeknya sehingga bentuk dari wujudnya tersebut menjadi unik serta bentuk dari lukisan abstrak itu sendiri tidak kita kenal sekalipun kita jumpai dalam alam nyata.
4.
Lukisan yang berjudul Udith Slaying Holofernes, merupakan hasil karya pelukis dari Italia, Artemisia Gentileschi yang dibuat sekita tahun 1611-1622. Dalam lukisan ini tedapat dua orang wanita, yaitu Judith dan pelayannya yang sedang menggorok leher seorang Jenderal yang sedang mabuk dan tertidur. Menurut pengakuan Artemisia, dia terinspirasi dari lukisan Caravaggio, salah satu pelukis yang suka melukis hal-hal tentang kekerasan dan kekejaman.
Lukisan yang menggambarkan kekejaman ini menurut saya kurang pantas namun memiliki keunikan tersendiri, karena biasanya di gambarkan sebagai sosok yang lemah lembut. Lukisan ini menunjukkan sisi lain dari wanita lemah yang bisa menjadi sosok yang sangat kuat.