Sick

749 74 10
                                    

Kicauan burung terdengar, menandakan pagi telah tiba.
Dingin menerpa, mau tak mau udara pun masih akan dingin sampai musim semi Maret nanti tiba.

Terlihat dirimu yang masih menimbun diri di atas ranjang yang nyaman nan hangat, tapi sepertinya bukan faktor mengantuk. Yah... sebenarnya kau sedang sakit, tidak terlalu parah sampai harus diopname. Hanya saja cukup untuk membuatmu tetap di ranjang sepanjang hari.

"Ukh.." kelopak membuka perlahan, memperlihatkan manik (e/c)mu mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya terbuka sempurna.

"Jam berapa sekarang..?" Tangan meraih handphone di nakas, manik (e/c) menelusuri layar melihat jam di locksreen handphone. "Jam 7 ya ..."

"Hari ini ada janji dengan Kuro, tapi sepertinya aku tak mungkin pergi ya, hahahaha." Tawa garing terdengar, daripada terlihat senang kau lebih terlihat sedang menghibur diri sendiri.

Diri kesal akibat sakit menghampiri, merutuki nasib kenapa tiba-tiba harus jatuh sakit.

Sialnya hari ini kau ada janji untuk pergi ke apartemen dimana Kuroneko--salah satu teman baikmu, tinggal. Kuroneko juga tahu perasaanmu terhadap Mafumafu--secara, dia itu tong curhatmu.

Dan penyebab kau jatuh sakit kerena kemarin, tanggal 13 Februari kepalamu mulai terasa pening, namun kau hanya menganggapnya angin lalu, tanpa minum obat sebutir pun--memaksakan diri membuat sebuah coklat untuk Valentine.

Untuk siapa kau mati-matian membuat coklat? Tentu saja untuk temanmu--Mafumafu, sekaligus orang yang kau suka.

Tubuh berusaha bangkit, namun apa daya diri kembali jatuh ke ranjang.

"Ukh... Sepertinya aku harus menelpon Kuro, memberitahunya kalau aku tak bisa pergi hari ini." Tanganmu mengutak-ngatik handphone, membuat semacam pola sebelum akhirnya terbuka. Menyentuh aplikasi telpon--mencari kontak Kuro dan membuat panggilan.

Krek

"Moshi moshi."

"Kuro? Ini aku (y/n)."

"(Y/n)? Ada apa? Kenapa menelponku sepagi ini?"

"Etto.. Begini Kuro sepertinya aku tak bisa pergi bersamamu hari ini."

"Hehh.. Nande?"

"Emm.. Sepertinya aku sakit hehe."

"Sakit? Sakit apa? Kenapa bisa?"

"Ukh.. Satu-satu Kuro. Sepertinya aku demam, kepalaku juga pusing, dan hidungku mulai berair."

"NANI?! KENAPA BISA SAMPAI SEPERTI ITU?!"

"Hwaa baka Kuro! Kau mau membuat telingaku tuli hah?!"

"Gomen gomen, habisnya.. Kenapa kau bisa sampai seperti itu sih?"

SickTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang