Regret

412 76 77
                                    

"Di..."
"Hmm..?"
"Kita sampe sini aja. Aku cape"

...

AKU masih duduk di bangku favoritku di cafe ini, bangku paling pojok di samping jendela yang selalu menjadi tempatku menyendiri saat rindu menghampiriku seperti sekarang. Ditemani secangkir kopi hitam yang entah sejak kapan menjadi minuman favoritku. Kunikmati setiap rasa pahitnya yang selalu mengingatkanku akan pahit yang aku alami belakangan ini. Kuperhatikan warna hitam pekatnya yang juga menggambarkan gelapnya hariku akhir-akhir ini.

Sesekali aku melihat ke arah jendela yang berada di sampingku. Deras juga hujannya sore ini. Mungkin sang langit sudah tak mampu menahan bebannya lebih lama lagi.

Home time, I'm getting ready for a long night
They say you never miss it 'till it's gone
Well you're gone and I wish I'd done it better

Apa lagi ini huh? Lagu di cafe ini seakan menyindirku. Sial.

Mostly I miss having you close to me
The only one who really ever knows me
And I'm sorry, I promise I'll do better, better

Ha..ha.. Bahkan lagu pun ikut berkonspirasi seakan mengingatkanku yang tak akan pernah lupa dengan hal bodoh apa yang sudah kulakukan.

There's a hole in the middle of my heart again
Can we start again, can we start again

"can we start again?" bisakah? Ah percayalah aku pun sangat ingin!


Sekarang tanggal 1, seharusnya sudah berapa lama kita ini? 5 tahun? 6 tahun? Seharusnya kau ada di sini di sampingku dengan wajah ceriamu itu. Menggangguku, dan menjahiliku di sini, sampai akhirnya kau lelah sendiri dan memukul dadaku karena kesal tak kunjung kuperhatikan. Walaupun pada akhirnya pasti kau pula yang kembali lagi kepadaku dengan mata berbinarmu itu. Seolah-olah tak pernah sekalipun aku menyakitimu.

Seharusnya kita disini, berdua di cafe ini, merayakan hari jadi kita. Eh, "kita"? .
Haha.. Aku lupa. Kau bukan milikku lagi, kau sudah bersamanya, wanitaku sudah bahagia bersama lelaki lain, sedangkan aku? Masih terjebak di jurang penyesalan ini.

Lelaki itu.. yang mampu mencintaimu lebih dari aku, yang selalu ada waktu untuk menemanimu menonton film terbaru setiap saat, yang mampu membuatmu tertawa karena lelucon konyol miliknya, yang selalu terbahak menanggapi segala celotehanmu yang dulu selalu aku anggap bodoh.

Lelaki itu.. Mampu memberi apa yang tak pernah kuberikan untukmu.

Lelaki itu.. Memberi sejuta kehangatan untukmu. Bukan dingin yang selalu aku tusukan kepadamu.

Aku benci itu. Aku benci menjadi pengecut yang menyia-nyiakan wanitaku.

Flashback on

November 2007

...

"Ardi!!! Kamu kemana aja sih? Aku kangen kamu.. Temenin aku nonton ya Di! Please.. Film nya bagus-bagus tuh di bioskop. Kamu ga mau ajak aku nonton gitu?" rengeknya sambil menarik-narik lengan kemejaku. Ah mengganggu saja!

"Aku lagi sibuk Sa, kamu kan tau aku lagi semester-semester akhir. Kamu nonton sama temen kamu aja sana." balasku sambil melepaskan tangannya dari lenganku.

Something MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang