Part 3

292 42 1
                                    

Previous Chapter

-Jungkook berdeham kecil-"Kau terlihat cantik malam ini," ...

***

Next Chapter

Alunan biola merdu, hanyutkan kalbu dengan damainya. Yein dan aku kini duduk di salah satu meja makan.
Seorang pelayan tiba-tiba menghampiri meja kami, menyuguhi Yein dengan sepiring cake velvet.

"Selamat menikmati nyonya," ucapnya ramah yang dibalasnya dengan sebuah sunggingan senyum di bibir Yein.

"Kenapa kau memesan begitu banyak? Padahal belum tentu kita menghabiskan semuanya," terangnya padaku.

Aku hanya tersenyum dan segera menyuruhnya untuk memakan cake velvet itu.

Ia pun memasukkan beberapa sendok cake ke dalam mulutnya. Ketika ia ingin menyendokkan cake itu lagi, tiba-tiba aku melihatnya mengernyitkan dahi.

Yein Pov
Aku melihat benda menyerupai cincin di sendok yang hendak kumasukkan ke mulutku.

Kudengar Jungkook berdeham.
"Bersediakah kau menjadi kekasihku?"
Apa yang barusan ia katakan berhasil membuatku terperangah. "Bila iya, pakailah cincin ini," sambungnya, benar saja aku mematung bagai di sengat jutaan volt listrik.

Entah mendapat keberanian dari mana, aku mengangguk iya.
Jungkook kemudian mengambil cincin yang aku temukan dan menarik tangan kiriku menggunakan tangan kanannya.
Dengan perlahan, ia memasukkan cincin tadi ke jari manisku.
Jantungku kembali berpacu, aku tidak dapat berkata apa pun, bibirku rasanya bungkam. Aku hanya bisa terdiam dan mematung.

Saturday, 24 October 2015
We're in relationship

***

Aku dan Jungkook begitu sibuk. Bahkan kami jarang meluangkan waktu seperti hari-hari kemarin.
Aku mendengar kabar bahwa kedua orang tuaku bertengkar hebat. Masalahku di sekolah mengenai kegiatan ekskulku pun bertambah. Tugas-tugas membuat aku semakin tertekan. Aku membutuhkan sosoknya tapi ia begitu sibuk dengan pekerjaannya. Tidak. Aku tidak boleh egois. Ia berhak mengutamakan pekerjaannya. Aku harus bisa melewati semua ini.

***

Hurt [E N D]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang