White Camellia

346 37 41
                                    

Baginya, Akashi adalah poinsettia. Sebuah bunga merah simbol bulan December, yang selalu punya arti penanda perayaan Desember yang penuh kegembiraan.

Namun bagi Akashi, dirinya bukan poinsettia.

Sebab, bulan Desember menjadi sesuatu hal yang ia benci karna harus menunggu kembalinya seseorang bersama bunga camelia putih yang tak pernah terhitung jumlahnya.

AoiKitahara present

A M B I V A L I D

The Basketball Which Kuroko Plays belongs to Fujimaki Tadatoshi

Romance | Angst | Hurt/Comfort | Drama

Warn: Typo(s), AU, OOC, alur yang bergerak lambat, flashback tanpa peringatan.

Sangat disarankan saat membaca fanfict ini sambil mendengarkan lagu yang saya sisipkan dibeberapa paragraf

Nijimura ShuuzouxAkashi Seijuurou

Happy reading!
.
.

Kapan?

Entah sejak kapan dirinya begitu terbiasa menatap kosong samping kiri tempat tidurnya ketika bangun di pagi hari. Namun ia tak ingin terbiasa, ia terlalu takut untuk terbiasa atas kesendirian dan rasa kesepiannya ini.

Berapa lama waktu sudah berlalu?

Bahkan dirinya yang sekarang sudah menyerah menghitung waktu yang terus terlewati.
Membiarkan hari-hari sepinya menjadi sesuatu hal yang tak berarti apapun tanpa sesosok pelipur lara.

Kertas putih tersebut terlihat penuh akan garis tinta hitam, membentuk satu kesatuan huruf kanji, bercerita dengan hampa tanpa suara, menyampaikan perasaan terdalam dari seseorang seperi Akashi, dimana perasaan itu nampaknya tak pernah terlihat dan hanya selalu disimpan dalam batin.

Mengulas senyuman manis namun tersirat kerinduan di paras rupawannya saat menatap hasil tulisan isi perasaannya dalam secarik kertas putih dengan tanda tangan Akashi diakhir kalimat sebagai salam kerinduan.

Berapa kali ia melakukan hal seperti ini? Dua kali? Sepuluh? Ratusan?

Semakin ia menghitung jumlahnya, semakin sesak yang ia dapatkan.

Puluhan gumpalan kertas yang memenuhi kamarnya tak diindahkan sama sekali, mencoba tak peduli sekalipun kamarnya sudah terlihat seperti kapal pecah.

Yang ia lakukan hanyalah melipat kertas yang berisi perasaannya itu membentuk sebuah origami pesawat kertas, diantaranya ia menyelipkan setangkai bunga camelia putih di atas pesawat kertas tersebut, berjalan keluar rumah dan menerbangkan kedua benda tersebut.

"Shuuzou, aku merindukanmu." Akashi bergumam kecil, seulas senyuman yang sedari tadi hadir kini perlahan memudar, berganti menjadi genangan air mata di pelupuknya.

Karena kerinduannya, maka Akashi selalu 'mengirimkan' bunga camelia putih. Bunga yang menjadi simbol sebuah penantian.

*.-A M B I V A L I D-.*

Di malam hari Akashi terbangun dengan sedikit terbatuk, tenggorokannya terasa kering mencekat, sekilas terlihat dirinya seperti baru saja bermimpi buruk. Pemuda berambut hitam, sekelam kegelapan pun terbangun dan mengusap punggung kekasihnya sambil menyodorkan segelas air putih yang ia ambil dari nakas.

A M B I V A L I D [ONESHOT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang