Ketika aku dan kamu dipertemukan karena sebuah alasan.

122 9 1
                                    

Ini kisah kasih tentang Luna Darian David dan Gilang Ananda Purnama. Namanya sahabatan, tapi baperan mulu. Namanya sahabatan, tapi main saingan mulu. Namanya sahabatan, tapi bohong mulu. Akurnya? Sering.. Tapi RUSUH nya juga sering. Seimbang kan?

Itu sahabat bukan sih namanya? Kok ada ya sahabat yang kayak gitu?

Kalau salah satu diantara mereka pergi ketika rasa sayang sudah timbul, perasaan yang satunya gimana? Sakit banget.

PROLOG

Luna, mempunyai bola mata yang berlensa biru dan rambut pirang panjang yang selalu digerai. Kulitnya putih, tidak seputih sikapnya pada Gilang. Gelap. Kadang gelap, kadang terang. Sifatnya kekanak-kanakan.

Gilang, manusia tinggi dengan rambut model Zayn Malik favoritnya selalu membuat kaum hawa terkagum- kagum. Kulitnya cokelat sawo matang.
Bola matanya berlensa cokelat kejinggaan, sudah seperti Robert Pattinson pada saat berakting difilm Twilight.

Mereka dipertemukan saat keluarga Luna pindah ke Komplek Tua. Daerah perumahan Gilang.

10 tahun lalu

"Ha..llo? Nama kamu siapa?" Luna kecil mengulurkan tangannya saat melihat Gilang kecil memperhatikan keluarganya yang baru saja datang.

"Gilang." Jawab Gilang singkat tanpa membalas uluran tangan Luna.

Luna pun mengangguk dan menarik kembali tangannya, tengsin? Jelas.. Untung waktu itu Luna masih kecil dan tidak mengerti soal tengsin.

Luna pun sedikit sebal dengan keangkuhan Gilang, ia berjalan mundur dan berbalik arah.

"Kamu mau kemana?" Tanya Gilang spontan.

"Bantu orang tuaku." Jawab Luna dengan kepala menoleh ke belakang.

"Boleh ku bantu?" Wajah Gilang terlihat sangat sangat polos kali ini.

Luna pun mengangguk dan berjalan ke arah orang tuanya yang sibuk dengan koper-koper dan peralatan lainnya.

•••

"Gue benci sikap jaim lo 10 tahun lalu Lang. Hahahaha" Luna, menggenggam sebuah bingkai foto berukuran kecil sambil menatapnya penuh makna diatas ranjangnya. Foto itu ia miliki sejak umurnya masih 8 tahun.

Terlihat ponsel genggam yang berada disamping bantalnya menyala.

Message 1
Gilang

Jadi nggak? Kalau nggak mending gue balik.

One minute ago.

Luna teringat akan satu janjinya pada Gilang. Ia meminta Gilang untuk menemaninya belanja peralatan kelompok.

Mengingat sifat cowo yang anti-sabar, Gilang maksudnya. Luna takut Gilang akan menelannya hidup-hidup, terlebih lagi Gilang cukup cerewet. Luna segera bangkit dari ranjangnya dan menemui Gilang di depan pagar rumahnya tanpa membalas sepatah katapun pada Gilang.

False Promises GilangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang