Akhir musim gugur 2016.
Semuanya berawal dari sini.
Seorang laki laki jangkung berambut Honey Blond terlihat susah payah mengangkut tas di punggungnya. Rasanya semakin hari, jadwal kuliahnya terasa semakin menyesakan dan berat baginya. Ia berulang kali menghela nafas sebelum memasuki koridor utama.
"Aigoo..bahkan cuaca pun tak mendukung~" lirihnya. Ia mengeratkan coat abu yang membungkus tubuh jangkung ringkihnya. Pipinya yang gembil nampak pucat diterpa angin menjelang musim dingin.
Kawan-kawan satu kampusnya berhamburan menuju kelas masing-masing, hendak melindungi diri dari hembusan udara yang dapat membekukan tubuh mereka secara tiba-tiba. Laki-laki tinggi itupun segera melangkahkan kaki menuju kelasnya yang terletak beberapa meter dari koridor utama.
"Lee Sungyeol."
Langkahnya terhenti saat sebuah suara terdengar di belakangnya, memanggil namanya. Dengan kening berkerut ia berbalik dan berhadapan dengan figur seorang laki-laki yang beberapa senti lebih pendek darinya. Surainya yang hitam pekat nampak berkilauan terkena sinar matahari yang dingin ini, pakaian yang dikenakan bernuansa gelap (coat hitam,syal rajut abu, kemeja abu yang lebih muda dari syal, celana jeans, juga sepatu boots abu). Satu hal yang tak bisa luput dari sosok tersebut adalah, wajahnya yang jika boleh disebut sempurna, maka itulah jawabannya.
Lihatlah matanya yang pure hitam tajam menusuk, hidung bangir, bibir tipis yang jika tersenyum pasti bisa sangat mematikan, serta bentuk rahang yang tegas membuatnya nampak seperti Tuhan memberikan segalanya untuk dirinya.
"Lee Sungyeol?"
Sosok tampan tersebut kembali bersuara, meyakinkan bahwa laki-laki jangkung dihadapannya adalah Lee Sungyeol.
Sungyeol mengatupkan bibirnya lama sebelum akhirnya menjawab dengan ragu, "Iya." Kedua mata bulat Sungyeol menelisik sosok dihadapannya, karena meskipun laki-laki ini sangat tampan, namun dia adalah sosok asing baginya. Ia tak ingat pernah melihat laki-laki ini di lingkungan kampus.
Perlahan, laki-laki tampan tersebut tersenyum tipis seraya menghembuskan nafas lega. Benar dugaan Sungyeol, meskipun tipis namun senyumnya sangat indah.
Namun senyuman itu justru semakin membuat kening Sungyeol berkerut.
"Nuguseyo?" Tanya Sungyeol seraya menyipitkan matanya. Pikirannya menebak-nebak siapa laki-laki ini? Apakah ini jodohnya yang Tuhan berikan untuknya? Oh Sungyeol belum siap!
Laki-laki asing itu tersenyum lembut dan lebih lebar dari sebelumnya.
Bang!
Sungyeol hampir dibuat tak bisa bernafas karena smile attack yang tiba-tiba diberikan. Meski begitu, dalam senyumannya tersirat sebuah perasaan pedih yang amat mendalam.
"Aku...Kim Myungsoo-" jawabnya. Ia menghela nafas sejenak sebelum akhirnya melanjutkan ucapannya lirih. "...aku, Hyungmu."
DEG!
Sesuatu didalam rongga dada sebelah kiri milik Sungyeol berdegup begitu kencang hingga terasa sesak. Menyakitkan..ia bahkan lupa kapan terakhir kali dirinya merasakan sakit seperti ini.
Perlahan, telapak tangan kanannya meraba dada sebelah kirinya, menahan sakit yang tiba-tiba menyerangnya. Kedua bola matanya terbelalak menatap sosok yang bernama Myungsoo dihadapannya.
Sakit yang sama yang pernah ia rasakan..
Dulu sekali
******
KAMU SEDANG MEMBACA
HEART
FanfictionHEART Author : _ME_ Main Cast : -Kim Myungsoo -Lee Sungyeol -Kim Jiyeon Other Cast : -Nam Woohyun -Park Jiyeon Length : 2 shoots ************************************************************************************* Apa kau tahu kekuatan cinta bisa m...