Aku berjalan menuju sekolahku. Setelah turun dari angkot, seperti siswa yang lainnya. Dari arah samping, aku mendengar seseorang memanggil namaku.
"Sela...sela" pangil seseorang.
Aku menoleh, tapi aku tak mengenali sama sekali orang itu. Cowok berpakaian urak-urakan dan rambut bagian atasnya lebih panjang dari bagian samping rambutnya, spesies orang yang sering bermasalah. Sepertinya dia satu sekolah denganku, padahal sudah sebulan aku sekolah disekolah itu, tapi tak pernah melihatnya."Sela, sela" panggil cowok itu, yang sedang berdiri dari bangku diwartek dekat sekolah. Aku tak memperdulikannya, aku terus berjalan seolah-olah tak ada yang memanggilku. Dari arah belakang, dia berlari supaya bisa sejajar dengan langkahku.
"Hai, nama kamu sela kan? Ucapnya sekali lagi, mungkin dia sedikit memastikan.
Aku lirik dia sekilas, mencari neme-tag dibaju nya. dan kembali melihat kedepan."Iya, kenapa yah?" Tanyaku, aku penasaran dia itu siapa? tapi saat aku melihat dibajunya tak ada name-tag.
"Hmm...cuman nanya" ucapnya santai, dengan senyum dibibirnya.
Aku tak memperdulikannya. Berjalan lurus kedepan. Saat tiba di parkiran sekolah, dia masuk ke area parkir. Kemudian naik ke motor ninja berwarna merah yang ada diparkiran, sepertinya itu motornya. Mungkin dia ingin bolos, karena satpam jam segini belum berpatroli. Apa peduliku, kenal ajah enggak.
Saat masuk dikelas ku, aku berjalan ke bangku ku, yang berada di deretan ke-3.
"Sel, loh udah kerja pr Mate-matika gak? Tanya sekar, yang duduk dibangku depan ku.
"Udah, nih" jawab ku,dan memberikan buku ku ke sekar. Sekar pun mengambilnya.
"Hehe...loh tau aja, sel" ucap sekar, sambil senyum-senyum.
Selang beberapa menit, bu eka masuk dia adalah guru matematika.
Sekaligus wali kelas kami x-1. Bu eka melirik sekilas bangku kosong yang berada paling depan.
"Apa Reza gak masuk sekolah?" Tanya bu eka ke vian selaku ketua kelas.
"Iya bu. Kata temannya, kaki Reza masih tahap pemulihan." Jawab vian. Ibu eka mengangguk. Yang ku ketahui tentang Reza dia ketua geng motor, aku melihatnya pun hanya sekali, saat hari pertama sekolah, setelah itu kata teman-teman katanya Reza kecelakaan, dan kakinya patah.
"Oke anak-anak, buka halaman-bla bla bla.Setelah beberapa jam, bel istirahat pun berbunyi. Pelajaran membosankan itu pun selesai juga.
"Sel, kita ke kantin yuk gue laper" ucap sekar menarik tangan ku, agar ikut dengannya. Kami pun berjalan menuju kantin.
"Sekaar, selaa" teriak seseorang dari arah belakang, kami menoleh melihat vian ngos-ngosan karena mengejar kami. Saat vian udah di sampingku.
"Kalian yah, hobi banget ninggalin gue" ucap vian, mengatur nafasnya.
"Loh sih, lemot banget" ucap sekar ke arah vian.
"Gue kan, harus ngecek siapa yang hadir"ucap vian memayun kan bibirnya.
Kami pun duduk paling pojok, di kantin itu. "Kalian mau pesen apa" tanya sekar. "Kalau gue nasi goreng deh satu dengan jus jeruk "ucap vian. "Kalau loh sel?" Tanya sekar ke padaku. "Gue sama deh, kayak vian ajah" jawabku.
Beberapa menit berlalu, sekar membawa makanan yang kami pesan tadi. Dan duduk di samping vian yang ada di depanku.
Kemudian seorang cowok datang kearah meja kami, yang ku tak kenal sama sekali. Sepertinya spesiesnya sama dengan cowok yang kutemui tapi pagi.
"Nama loh sela kan" tanyanya ke arah ku.
"Iya" jawab ku
"Nih" dia memberikanku surat, aku semakin heran. "Ini, dari teman ku, Katanya kasih surat ini ke loh" ucapnya, seperti menjawab pertanyaan yang diotak ku. Kulirik bajunya, mencari name-tag. Raga diantara, Nama itu yang tertera di bajunya.
Ku ambil surat itu, dia pun pergi.
"Apa tuh, yang kak raga kasih? Tanya sekar dan vian, bersamaan.
"Emangnya Raga itu siapa?"
"Dia gangster, gerombolannya Azka"
"coba buka" ucap vian
Aku pun membuka surat itu, dan membacanya.Hai, sela. Nggak pa-pa kan tadi aku ninggalin kamu di parkiran.
Ada urusan mendadak.
Azka."Azka? Oh cowok yang sok kenal tadi pagi itu yah!" Ucap ku, heboh sendiri. Tulisanya bagus, gak mungkin dia yang nulis. Sambil membayangkan penampilannya seperti gangster.
"Azka!?"ucap sekar dan vian, matanya melotot tak percaya.
"Iya, emangnya Azka itu siapa sih?" Tanya ku heran, dengan tingkah laku mereka.
"Azka, ngirimin loh surat? Gak salah, coba mana suratnya" ucap vian, dengan muka masih tak percaya. Dan mengambil surat yang ada ditangan ku. Setelah membaca, mereka menatap ku tajam.
"Kenapa?" Tanyaku heran
"Loh kenal Azka? Sejak Kapan?" tanya sekar menyelidik.
"Nggak, aku nggak kenal, gue ajah baru tau namanya itu Azka.Tadi pagi saat aku turun dari angkot, cowok yang namanya Azka itu panggil nama gue kayak sok kenal gitu. Saat gue nanya kenapa, dia bilang cuman nanya" jawab ku acuh dan menaikan bahu ku tak mengerti. "Emangnya Azka itu siapa?" tanyaku, ingin tau."Azka itu gangster, ketua gang motor.Dia itu baru pulang dari singapur karena tagannya patah, setelah satu bulan. Makanya loh nggak tau. Gara-gara kecelakaan saat balapan sama Reza. Azka itu nakal, suka bikin ulah, suka berantem dan gak pernah pacaran, sama cewe ajah jail. Azka itu pinter loh, ganteng banget, malah banyak cewek yang ungkapin perasaannya ke Azka, tapi ngak di respon. Dan Azka itu tajir. Huh...apalagi coba. Makanya kita itu kaget saat Azka ngirimin loh surat,apa coba artinya?" ucap sekar panjang lebar. Aku hanya mungut-mungut.
"Mungkin,dia cuman mau kenalan doang" ucap ku tak seperti yang di otak ku. "Mungkin"«««...»»»
Setelah selesai kerja pr, aku turun ke bawa buat makan malam.
Saat di meja makan hanya suara dentuman sendok yang terdengar.
"Sel, gimana sekolahnya? " tanya ayah yang duduk di samping ibu, berada di depan ku.
"Lancar kok yah!"Setelah makan, ibu dan ayah duduk berdua di ruang keluarga, membuatku tersenyum. Sedangkan Rea adiku, sudah lebih dulu kembali ke kamarnya. Aku naik ke tangga menuju kamar ku.
Ku baringkan tubuh ku, dan memejamkan mataku, mengingat tentang cowok bernama Azka itu. Sedikit tersenyum.Triiing...tring
Suara handphone ku, memberitahu Sms masuk. Ku ambil hp ku di nakas samping ranjang ku.
082452514xxxHai, lagi apa?
Membuat ku bingung. Nomor tak dikenal, siapa?
To:082452514xxx
Iya. Siapa ya?
Kukirim pesanku, ke nomor tak dikenal itu.
Triiing..sms masuk
082452514xxx
Azka.Balasnya singkat,padat dan jelas membuatku semakin heran.Mana mungkin, ah...nggak percaya!!! Pasti ini kerjaan sekar atau vian. Batin ku
To:082452514xxx
Bohong, gue tau pasti ini sekar kan? Atau vian kan. Gue nggak percaya!Triing...triiing
082452514xxx
Iya. Gue gak bohong! Percaya deh.Kening ku semakin mengerut.Nomor ku,dia ambil dari mana?
To:082452514xxx
Nomor gue ambil dari mana?
Gue percaya, tapi coba telpon gue kalau loh beneran Azka.Setelah kirim pesan itu...
2 detik...
10 detik..."Hah, iya kan dia bukan Azka"
Kriiiing....kriing
Mata ku tak percaya!«082452514xxx calling»
"Aku gak mau angkat! Tapi, kalau nggak angkat gak tau kan dia bohong atau nggak"
"Ass.Halo"
"Walaikumsayang. Kamu percaya kan. Kalau gue beneran Azka" ucapnya menekan kata sayang.
Gue tau, pasti dia lagi senyum-senyum disana."Nomor gue ambil dari mana?" Aku tak memperdulikan ucapan menekan kata sayang, dia pasti cuman bercanda.
"Oh...dari vian, udah dulu yah! Don't forget, save my number. Namanya Azka ganteng. good night" tut tut tut
Hanya itu yang kudengar dia mematikan sambungan.
VIAN yah!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Azka
Teen FictionBermula saat seorang cowok yang tak ku kenal, memanggil namaku. Cowok spesies sering bermasalah. Saat itu aku mulai penasaran siapa dia?. Kenapa bisa mengenal ku, padahal aku tak mengenalinya. Dan ternyata nama aslinya Azka. Ku ketahui dari teman...