#1 : Beginning

59 1 0
                                    

Padang luas membentang ditumbuhi rerumputan kering menghampar. Matahari yang terik terasa menusuk kulit dan udara panas menembus tulang. Setiap penghujung telah disesaki kumpulan makhluk aneh bersayap gelap yang ingin menyaksikan pengadilan terhadap pengkhianatan terbesar sepanjang masa.

Umpatan dan sumpah serapah yang menggema disana sini menusuk jauh ke ulu hati Seamus Trevor. Makhluk bersayap putih itu terpaksa berdiri di tengah padang sedari tadi dengan peluh yang tak berhenti menetes dari tepi keningnya. Jantungnya bertalu, identitasnya terungkap hingga mendapat gelar 'anak terkutuk' dalam sekali kedipan.

"Lord sudah datang!," sebuah seruan panjang dilantangkan oleh sesosok makhluk pembawa pedang.

Semua diam seketika, menunduk dalam lantas memberi hormat menyongsong tibanya sang raja yang akan berperan sebagai hakim dalam kasus ini.

"Rakyatku, kaumku. Disini aku akan bekerja sebagai hakim," Lord bersuara penuh wibawa sambil menghempas bagian belakang pakaiannya untuk memudahkan duduk di singgasana.

Beberapa Fayret di ujung barat terdengar mulai mendesis dan berbisik.

"Diam!! Apakah kalian hakimnya disini?" Lord memandang marah seraya memekik geram meskipun hatinya setuju dengan gumaman itu.

Kini semua benar-benar terdiam tanpa sepatah atau setengah patah kata pun.

"Seamus Trevor, bukankah kau sudah tau jika dirimu berbeda? Sayap putihmu adalah sebuah bukti pengkhianatan. Kau tak pantas disebut Fayret!" Lord kembali mendengking, kumpulan makhluk disana menunduk makin dalam.

"Hukumanmu adalah...,".

Seamus menarik tangannya yang dijalar akar besar,  ingin menaruh keduanya di sebelah kepala seolah tak mau mendengar. Ia ingin menangis sepecah mungkin, hukuman mati yang dijatuhkan pada ibunya rupanya masih belum cukup.

Walau mungkin mati menjadi pilihan terbaik, ia belum siap sebelum membersihkan nama ibunya.

"...diturunkan ke bumi!".

Fayret bersayap hitam di ujung utara hingga selatan bersorak gembira, merupakan sebuah kebanggaan memiliki raja sebijak itu. Diturunkan ke bumi adalah hukuman terendah dari yang paling rendah, dan manusia tak lain ialah kebusukan paling busuk.

"Oh ya, dan cabut sayapnya satu persatu".

ㅡ 🍁 ㅡ

Seamus kembali teringat kala itu. Memang belum lama, goresan kehitaman serupa luka memar masih menghiasi bagian atas sampai bawah punggungnya yang terasa perih. Sehelai kain ia bentangkan di tubuhnya sebagai perban. Kini dirinya sungguh merasa terhina, memijak tanahㅡdengan kaki telanjangㅡyang sama dengan manusia adalah satu hal mengerikan.

Saat ini sedang musim gugur di belahan bumi utara. Dan disinilah ia berada, dengan kaki yang dapat merasakan kasarnya dedaunan kering yang berguguran ditiup angin. Hutan ini benar-benar sunyi, pepohonan yang kering kerontang dengan daun kecoklatan berdiri kokoh tiap beberapa meter.

Ia mengamati sekitar, keadaan bumi yang seperti ini bahkan tak jauh berbeda dengan tempat asalnya. Ia heran, mungkin bangsa Fayret memang sudah ditipu oleh legenda-legenda kuno yang mengatakan bahwa manusia adalah sosok perusak dan haus darah. Itu semua hanya teori konspirasi, omong kosong yang dibesar-besarkan.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

LOST WINGSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang