"Queen! Ada temen kamu, tuh!" panggil Bunda. Aku mengecilkan speakerku, lalu mengintip lewat tangga lantai atas. "Suruh kekamar aku aja, bunda!" aku agak berteriak, bunda tidak menghiraukanku, kudengar bunda sedang asik bercakap-cakap dibawah sana. Aku menutup pintu kamarku, lalu berlari kecil menuruni anak tangga.
"Woy kutu! Ngapain?" seru ku kaget. Gimana nggak kaget, aku cuma pake celana pendek sama kaos doang, rambut acak-acakan, dan yang dateng tuh... Davin!
"Bunda tinggal yaa...." Bunda mengerlingkan satu matanya, dan berjalan santai menuju kamarnya sambil bersenandung.
"Gue galau, ra." ucapnya singkat, padat, dan jelas. Raut wajahnya lesu dan memelas. ck.. seorang Davin??
"Duduk dulu sini" ajakku keruang tengah, aku tidak suka jika kedatangan temanku dan mengajak mereka duduk di ruang tamu, canggung."Lo galau mah galau aja, ngapain kerumah gue sepagi ini?" dengusku, melepas kuncir kuda ku yang berantakan dan menyisirnya dengan jari. "Udah sarapan?" tanyaku, ia menggeleng.
"Kebiasaan lo, masak indomie aja yuk, bibi lagi mudik." Davin mengikutiku tanpa berkata apapun.
"Dav lo ngomong kek jangan diem aja, Galau kenape lo? Lo putus kan minggu kemaren, and you seems fine, kenapa sekarang galau?" cerocosku sambil membuka kulkas, mengambil dua susu kotak, untukku dan Dav.
"Lo tau nggak sih, Sesil jadian sama orang lain."
"Hah??????" ucapku kaget, lalu tertawa terbahak-bahak.
"Gue serius, Ra."
"Iyaiya, gimana ceritanya?" aku menyodorkan susu botol untuk Dav.
YOU ARE READING
1/2 Bestfriend 1/2 Lover
Romance"Karena moveon itu perihal mengikhlaskan, Ra. Bukan melupakan." Jawab Davin mantap. Ratu mendongakkan kepalanya "Kamu nggak usah sok bijak, Dav. Kamu juga belom bisa moveon!" seru Ratu bersamaan dengan gelak tawanya.