Enjoy the story. Happy reading (:
---------------------------------------------
Dinginnya udara di bulan Januari kali ini menyapaku begitu sinis. Suhunya lebih rendah dari tahun kemarin. Kalau boleh jujur, sebenarnya aku lebih suka berada di atas ranjang sepanjang hari daripada harus beraktifitas. Bahkan, untuk mengerjapkan mata saja rasanya enggan sekali. Sayangnya, kalau aku melakukan itu pasti Manager Kim akan mengomel tiada henti. Sial sekali aku masih memiliki kontrak dengan agensi.
Sesusai bersiap-siap aku segera menuju basement. Di sana sudah ada seorang supir pribadi, managerku, para bodyguard dan ibu. Kelihatannya mereka telah menungguku lama sekali.
Manager Kim berkacak pinggang begitu melihat kehadiranku. Ia mengomel tidak jelas sambil terus mengikuti langkahku. Muak sekali rasanya bersama makhluk yang satu ini. Kalau bukan demi nama baik, sudah kubuang dia.
"Hannah!" bentaknya. "Kalau aku sedang berbicara dengarkanlah. Aku ini managermu."
Kuputar bola mataku sarkastik. "Maaf," gumamku. "Lain kali aku akan mendengarkan."
Samar-sama kudengar Manager Kim mendengur, bersamaan dengan datangnya suara deruan mobil. Kami pun berangkat menuju gedung acara yang akan kuhadiri.
Ngomong-ngomong tentang acara tersebut, itu adalah acara untuk menyambut comeback-nya diriku. Berlebihan memang, tetapi managerku dan para staf agensi berkata bahwa itu perlu dilakukan. Terlebih, aku telah menghilang tanpa jejak selama hampir dua tahun. Banyak paparazzi yang menyebarkan rumor miring tentang hilangnya diriku dari dunia music secara tiba-tiba-mulai dari aku yang katanya direhabilitasi karena kecanduan narkoba sampai hamil di luar nikah. Itu gila. Mereka memang gila-gilaan dalam membuat sebuah berita.
Maka dari itu, aku mengadakan acara ini. Aku sudah mempersiapkan mental untuk menghadapi pers. Juga, beberapa untaian permintaan maaf pada para fans karena tindakanku tersebut. Ah, untung saja aku masih memilliki fans setia.
Sepanjang perjalanan, aku terus saja memerhatikan keluar jendela. Tidak peduli dengan ocehan Manager Kim atau ibu, bahkan lelucon sekali pun. Jalannya kehidupan yang dapat kulihat secara cuma-cuma dari balik jendela mobil lebih menarik bagiku. Tanpa kusadari, rasa iri itu menyelinap lagi ke dalam hatiku.
Aku iri dengan mereka yang ada di luar sana. Mereka dapat beraktifitas normal seperti seharusnya. Sedangkan aku? Untuk pergi berbelanja ke mall atau sekedar makan di restoran saja susah sekali. Menjadi orang yang dikenal publik dan digilai banyak kalangan tak semudah dan seindah yang orang-orang bayangkan. Terkadang, aku menyesal telah memilih jalanku kini. Tetapi, bagaimana pun aku harus tetap mensyukurinya.
Di luar sana, terlihat sebuah keluarga beranggotakan ayah, ibu dan seorang anak perempuan tengah tertawa bahagia. Mereka berjalanan beriringan dengan banyak tas belanjaan di tangan seraya bersenda gurau. Sampai pada akhirnya mereka menghilang ke dalam mobil mewah keluaran terkini.
Aku mendesah kesal. Ada saja yang mengingatkan akan masa laluku. Di mana aku, Yoon Hannah, seorang popstar yang digilai banyak kalangan, adalah seorang gadis kecil manja berkehidupan sempuna. Memiliki hari-hari yang normal, keluarga yang harmonis, teman-teman kelas atas di mana-mana, bergelimang harta dan juga menjadi ratu sekolahan. Ah, masa yang begitu indah.
"Hannah," panggil Manager Kim, membuyarkan lamunanku. "Kau sudah menyiapkan kata-kata untuk para fans dan pers nanti, bukan?"
Aku mengangguk. "Ya."
"Aku tidak tahu apa yang akan kau katakan, semua terserah padamu. Aku harap semua yang kaukatakan nanti bukanlah hal yang aneh-aneh. Nama baik agensi maupun dirimu sendiri ada pada kamu." Manager Kim memperingatkan.
![](https://img.wattpad.com/cover/70434018-288-k906979.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hurt
Short StoryAyah memang bukan seseorang yang mengandung kita tanpa lelah selama 9 bulan. Ia tidak tahu betapa sakitnya melahirnya, atau betapa susahnya menyusui sembari harus tetap mengerjakan berbagai perkerjaan rumah. Akan tetapi, bagi seorang anak perempuan...