Prolog

292 48 4
                                    

Hai, Safea.

Em...apakah kau sedang menangis saat ini? Atau kau sedang merindukanku?

Yah, jangan perlihatkan muka cemberutmu seperti itu! Aku tahu, aku salah! Tapi, aku hanya ingin tertawa dan merasa bahagia bersamamu, itu saja! Jadi, jangan marah karena aku tak pernah menceritakannya padamu. Jangan marah pula karena aku akhirnya meninggalkanmu. Aku janji, aku akan setia di sini!

Jadi, bisakah kamu tersenyum dan melihat ke samping kananmu? Aku sedang ada di situ, di sisimu dan selalu di sisimu selamanya, Safea.

Jika bukan surat itu yang bicara, mungkin aku akan mengatakan, "Itu bukan gayamu meminta maaf, Faiz!"

Tapi, yang di tanganku ini hanya selembar kertas berisi tulisannya. Hanya itu yang tersisa sekarang.

***

Ini novel lama yang tidak selesai-selesai aku tulis. Dulu, novel ini bermula dari sebuah event. Ide cerita juga dari seseorang yang membuat event itu. Namun, karena novel ini masih kurang pas, maka terhenti begitu saja.

Sekarang, aku ingin menyelesaikannya.  Endingnya sudah mulai terlintas di benakku, meskipun rangkaian ceritanya belum utuh. Tapi, ending ini bisa saja berubah. Kita lihat nanti. Biarkan waktu yang menentukan seperti apa kisah Fea.

After a GoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang