Hari kelulusan pun tiba, para pelajar JSIS tampak ceria menghadapinya.
Tidak ada acara corat-coret seragam seperti yang biasa dilakukan para pelajar SMU pada umumnya, Karna pihak sekolah telah mempersiapkan spanduk putih bagi para pelajar tersebut untuk mengungkapkan ekspresi kebahagiaannya.
Tidak jauh dari kerumunan para pelajar JSIS, tampak Niko beserta teman-temannya. Tapi ekspresi pemuda itu terlihat datar, tidak seceria seperti yang lain.
"Nik, lo gak ikut tandatangan di spanduk?" Tanya Farah manja, sambil bergelayut di lengan kekar Niko.
Niko menoleh ke arah gadis cantik yang berdiri di sebelahnya.
"Nanti aja Far, lagian masih rame juga," ucap Niko, matanya kembali tertuju kepada para pelajar yang masih mengerubuti spanduk untuk mengantri tanda tangan, atau sekedar menulis kata-kata perpisahan, ada juga yang asyik berphoto atau berselfie ria di depan spanduk tadi.
"Elo bakalan ikut di acara prom night kan Nik?" Tanya Farah penuh harap, beberapa teman Nik tampak tersenyum menggoda.
"Pastinya dong Far, masa acara sepenting itu dia gak datang, kan sebagai ketua OSIS dia wajib hadir untuk memberikan kata-kata penyambutan," ucap Alex menjawab pertanyaan Farah, sedang Dodi, Rama dan Agus hanya mengangguk mengiyakan.
"Pasangan lo siapa Nik?" Tanya gadis itu kembali.
"Gue masih belum tahu Far," jawab Niko enggan, yang seketika membuat Farah tersenyum senang.
"Ya udah, sama gue aja ya? Gue juga belum punya pasangan," tawar gadis itu antusias.
"Wah pas banget tu, kita yakin kalian akan menjadi pasangan terhebat tahun ini." Ucap Dodi bersemangat.
Farah tersenyum senang, ia kembali menatap Niko
penuh harap."Jadi gimana Nik, lo bersedia jadi pasangan gue kan? Temen-temen lo aja setuju." Ucap Farah lagi.
"Jam delapan lo udah harus siap," ucap Niko final. Seketika Farah memeluk Niko antusias, wajahnya langsung ceria.
Dengan jengah Niko melepaskan pelukan Farah di pinggangnya, apalagi ketika menyadari beberapa pasang mata di depan sana tampak sedang memperhatikan mereka.
"Gue balik dulu ya, yuk guys," ucapnya sambil melangkah meninggalkan mereka semua.
"Nik, lo gak jadi tanda tangan di spanduk?" tanya Farah lagi.
"Enggak jadi, males gue,langsung mau pulang aja." Jawabnya lagi sambil terus melangkah.
Farah tampak cemberut di tempatnya, ketika Niko malah pergi berlalu tanpa menoleh lagi ke arahnya. Alex yang melihat semua itu hanya tersenyum lucu.
"Ya udah neng, sini sama abang aja," ucap Alex sambil merangkul bahu Farah, seketika gadis itu mendelik sebal sambil melepaskan tangan Alex dibahunya.
"Ga danta lo Lex," ucap Farah sambil berlalu menghampiri teman-teman gank-nya, yang cekikikan di pojok Mading sekolah.
===========
"Karin lo jadi ikut kan ke acara prom night anak- anak kelas Xll nanti?" Tanya Rara memastikan.
"Iya Ra," ucap gadis itu pelan, ia sangat sedih karna tidak dapat melihat atau mendengar suara Niko lagi nanti, jika pria itu sudah tidak bersekolah lagi di JSIS.
"Kalo gitu kita siap-siap sekarang yuk," ucap Rara sambil menarik tangan Karin untuk berdiri.
"Kok sekarang sih? kan masih lama Ra, acaranya juga nanti malam." Ucap karin protes.
"Ya ampun Rin, kita kan harus belanja dress dulu. Lagipula, gak mungkin kita kesana dengan pakaian casual seperti ini, apalagi stocks pakaian pesta gue udah gak musim lagi." ujar Rara beralasan.
"Tapi ..." Ucap karin ragu.
"Gak ada tapi-tapian, tenang aja gue yang bakal belanjain lo hari ini, jadi lo harus ikut sama gue se ... ka ... rang!" Perintah Rara final.
huh .... sifat pemaksanya kumat lagi kan, bathin karin sebal.
"Ra, kok kita kesini," ucap gadis itu, setelah mobil yang di kendarai supir Rara berhenti di depan boutique. Rara hanya diam saja, dengan seenaknya dia malah menarik karin setengah memaksa untuk masuk ke dalam gedung bernuansa etnik tersebut.
"Tante Icha," ucap Rara ceria, sambil merangkul seorang perempuan setengah baya, yang masih terlihat cantik di usia yang tidak lagi muda.
"Tan, punya koleksi gaun pesta terbaru gak?" tanya gadis itu manja.
"Ada dong say, tante udah nyiapin buat kalian berdua." Ujar tante Icha, sambil mengajak kedua gadis itu ke ruangannya.
"Gak di liat dulu." Ujar tante Icha, setelah menyerahkan empat buah tas karton berlogo nama boutique-nya.
"Gak perlu tan, pilihan tante pasti bagus,"ujar Rara dengan cengiran khas nya.
"Rara ... Rara," ujar tante Icha sambil menggeleng pelan dengan senyum anggunnya.
"Ra, high heels-nya tante gabung sama clutch ya, di kantong satunya." Ucap tante Icha, setelah mereka telah berada di luar boutique.
"Iya tante," ucap Rara sebelum membuka pintu mobil, mereka segera masuk ke dalam mobil dan melambai pada wanita itu sebelum pergi meninggalkan area boutique.
Rara tersenyum senang sepanjang perjalanan, dia lalu menoleh kepada karin yang duduk di sebelahnya.
"Sekarang kita akan pergi ke salon," ucap gadis itu senang, sambil menjentikkan jarinya.
"Apa ... ?!"
TBC
Di mulmed fotonya Niko ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Cinta Karin (END)
Teen FictionCinta seorang gadis biasa, yang telah lama di pendamnya pada seorang Niko, siswa senior di sekolahnya. Pada malam perayaan kelulusan lelaki itu, Karin bertekat menyatakan perasaannya, dan malam itu menjadi malam terburuknya.