Tetangga Kecilku

15 3 0
                                    

Rintik air hujan mulai membasahi rambut ikalku yang sudah acak acakan karena digunting oleh anak anak dikelasku . Padahal ini adalah hari dimana aku berjanji kepada temanku untuk bertemu .

Ah sudahlah , aku sudah terbiasa dalam kegelapan seperti ini.Aku bahkan pernah mendapat bekas jahitan di wajahku . Tapi tak apa.

Entah hari ini bisa dibilang menyenangkan atau tidak . Hari ini aku mengalami hal yang menarik dan rasanya tak sabar untuk kuceritakan ke Rain , nama temanku itu.

Aku sudah sejak pulang sekolah tadi menunggunya di dekat halte tua yang bahkan tak layak untuk disebut halte, mungkin kalau aku mengatakan itu adalah sebuah halte berhantu .Semua orang akan langsung menyetujuinya. Ya sudahlah aku demi temanku itu aku rela.

1jam...

2jam ...

Ah seperti beberapa tahun yang lalu. Kau selalu ngaret , tapi bedanya dulu kau menghilang . Yang ada hanyalah surat kecil yang kau tinggalkan itu.

"Aku menunggumu 02-04-16, ditempat yang lembab . Dengan decitan mobil yang dapat kau rasakan , semprotan air yang mungkin kau rasakan kesegarannya , dan mungkin mawar suci yang akan kita berikan keabadian kita . Akankah kau memberikan satu boneka lagi untuk ku mainkan? "

Aku sampai sekarang tak mengerti maksudnya , yang aku tau dia hanyalah seorang anak kecil yang mungkin sudah beranjak dewasa sekarang .

"Kakak .."

Ah itu dia anak itu . Dari dulu dia selalu menjemputku dengan sebuah surat baru , tapi aku harap kali ini dia membawakan alamat teman ku itu sehingga kami dapat bermain lagi .

"Kak ..Surat"

Nah kan baru saja kubilang. Rasanya aku ingin sekali menyelimuti dia dengan sebuah selimut yang hangat tapi aku tau dia benci hal itu.

"Aku membawakan surat juga untuk dia , tadi baru saja aku tulis di perpustakaan . Bisakah kau tanya kapan bisa menemui ku lagi?"

Aku berusaha untuk tetap tenang dan tersenyum .

"Surat"

Sepertinya Rain tidak mengajari adik kecil ini untuk berbicara selain Surat .Ya sudahlah , rumahnya bertetangga tapi kami tak bisa bertemu lagi sepertinya .

"Aku tak berkata selamat tinggal"

Ah suara kecilnya itu , memang khas sekali .

"Sampai jumpa kalau begitu"

Aku memberikan suratnya dan aku mengambil surat untukku . Seperti perjanjian kami , aku akan membuka suratnya dirumah .

Sampai dirumah ,tulisan yang aku dapatkan hanyalah tulisan :

"I love you . Aku memperhatikanmu dari suatu tempat. Kulihat kau mengorbankan rambut indahmu ya? Maafkan aku ya.. Oh ya apakah tetangga kecilmu mengatakan hal yang tidak tidak?"

Entahlah , dari dulu anak kecil itu selalu mengatakan hal itu . Dia tidak pernah mau mengatakan selamat tinggal .Bahkan ketika aku secara terpaksa harus membiarkan ingatannya hilang agar anjing kecil Rain bisa mendapat makanan ringan , padahal aku tau dia sayang sekali denganku .

Ah iya aku lupa memberi tahu kalian .Yang tadi aku tuliskan untuk Rain adalah :

"Cintaku , aku tidak bisa memberi mu hati seperti biasanya untuk peliharaanmu yang mengerikan itu. Setidaknya aku mengirimkan ginjal seorang gadis cantik dan juga sebuah karangan bunga yang dia sukai sejak dulu . Aku berharap kau bisa membuatku lebih cantik dari sebelumnya seperti dulu kau menghabisinya tanpa menyentuhnya . Selamat malam pangeranku"

Ah , aku harap yang kali ini akan pindah sekolah lagi .

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 30, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tetangga KecilkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang