Lee Jihoon, seorang anak berumur 14 tahun yang baru saja duduk di bangku kelas 2 Pledis Junior High School itu menoleh ke kiri dan kanan -sambil merapikan surai coklatnya yang terkena angin- lalu menghela nafas. Hari ini hari pertama masuk ajaran tahun baru, ibunya bersemangat sekali dan menyuruhnya untuk datang kesekolah lebih pagi dari biasanya -bahkan matahari pun akan muncul beberapa jam lagi-.
"Aish sepi sekali, bel pelajaran mulai satu jam lagi tapi aku sudah disini. Apa Wonwoo masih lama datangnya? Aish menyebalkan" dengan kesal Jihoon berjalan menuju ke kelas barunya sambil mulut kecilnya itu mengomel-ngomel pelan.
"Oh? Anak kelasku belum ada yang datang satupun?" gumamnya melihat pintu kelasnya masih tertutup. Jihoon melihat tag kelas 2-F lalu membuka pintu itu, Jihoon mengedarkan pandangannya ke seluruh kelas memikirkan ia harus duduk dimana. Jihoon pun meletakkan tasnya di bangku kedua dari depan.
Jihoon duduk dibangkunya melamun sebentar lalu tiba-tiba berdiri, "Ah lebih baik kubersihkan saja kelas ini." Ia berjalan mencari sapu, setelah menemukannya ia mulai membersihkan kelas tapi hanya bagian depan kelas, niatnya sih baik tapi ngerjainnya setengah-setengah-_-
'Kurasa sudah cukup' Jihoon meletakkan kembali sapu itu lalu kembali duduk bangkunya. Tiba-tiba ada seorang siswa bermata sipit masuk ke kelasnya.
'Apa dia juga dikelas ini? Aku tidak pernah melihatnya sewaktu kelas 1' batin Jihoon.
Siswa bermata sipit itu meletakkan tasnya di bangku depan Jihoon. Siswa itu tersenyum padanya setelah Jihoon membalas senyumnya siswa bermata sipit itu keluar dari kelas. Jihoon mengernyit, 'Aneh sekali'
Setelah menunggu, akhirnya kelas Jihoon penuh juga, seluruh bangku sudah terisi. Wonwoo -teman Jihoon sewaktu SD- juga sudah datang. Tentu anak sipit itu juga sudah kembali ke kelas. Kelas jadi ramai, semuanya sibuk mengobrol tentang liburan mereka dan tentu saja Jihoon dan Wonwoo juga.
Kelas Jihoon langsung sunyi senyap ketika tiba-tiba terdengar dari speaker suara perempuan mengoceh bahasa inggris, menandakan jam pelajaran pertama dimulai. Lalu seorang perempuan baya masuk. Seperti biasa, setiap tahun ajaran baru mereka pasti disuruh memperkenalkan diri satu-satu di depan kelas dari yang paling depan dan hingga bangku paling belakang kelas. Tapi memang dasar Jihoon, dia tak mendengarkan semua temannya memperkenalkan diri dan sibuk mengobrol dengan Wonwoo.
Sudah satu minggu Jihoon berada di kelas 2-F ini, dan ia sudah banyak mengenal teman sekelasnya.
Seperti Jeonghan, pemuda berambut hitam sebahu yang lemah lembut itu benar-benar menyenangkan ketika diajak mengobrol. Mingyu, bocah tengil kelebihan kalsium itu sangat-sangat suka sekali menggoda Wonwoo -dan Wonwoo selalu menanggapinya dengan memukul kepala Mingyu- hingga membuat Jihoon tertawa terbahak-bahak dan teman-teman yang lain. Tapi sampai sekarang Jihoon tidak pernah tahu siapa nama si sipit itu, Seo- Soo- Soon atau siapalah itu namanya."Kalian akan saya beri tugas untuk membuat sebuah artikel tentang metamorfosis, tugas kelompok ini dikerjakan satu deret bangku jadi satu kelompok ada 8 orang, dikumpulkan minggu depan" Seru Han ssaem.
"Ne, seonsaengnim"
Jihoon langsung menoleh ke belakang bangkunya dan berkta ke temannya untuk berkumpul di bangkunya dan Wonwoo memanggil 2 anak bangku depan.
Jihoon membuka bukunya dan bersiap menulis, "Siapa ketua kelompoknya?"
"Kau saja Jihoon-ie" ahh dasar Wonwoo asal nyeplos.
"Ya benar, kau saja Jihoon. Lagipula tulisanmu juga yang paling bagus"
"Ah jinjja. Baiklah baiklah" Jihoon menghela nafasnya -dan Wonwoo menunjukkan cengirannya-.
Jihoon mulai menulis nama teman-teman sekelompoknya lalu dia berhenti, "Siapa namamu?" tanya Jihoon ke teman anak sipit itu -yang bangkunya tepat didepan Jihoon-.
"Aku? Namaku Lee Chan"
"Lalu namamu?" Jihoon menoleh ke bocah sipit tersebut.
"Soonyoung. Kwon Soonyoung"
KAMU SEDANG MEMBACA
Can I Reach You?
RomanceHanya kisah cinta monyet Lee Jihoon -bocah umur 14 tahun- yang rumit, mungkin?