Part 1

5 0 0
                                    

Aku berjalan gontai menuju ruang makan. Sebenarnya aku ingin sekali berada dalam kamar sambil melihat Harry Styles dan teman-temannya yeah di youtube. Daripada harus beramah-tamah dengan tetangga baruku. Gezz tetangga terdengar aneh ditelingaku. Bukannya aku tidak menyukai mereka,hanya saja aku tak suka dengan suasana baru.

"Tama!"

"Eh?"

"Kamu ini ngelamun aja,"tegur ibuku. Aku nyengir seadanya.

"Ini kenalin tetangga baru kita,emm tapi putra mereka belum datang. Dia datangnya nanti sore,dan dia bakal satu sekolah sama kamu,"cerocos ibuku dengan riang. Aku tersenyum canggung ke arah mereka. Lalu aku mencium kedua tangan mereka.

"Tamara, tante, om." Ucapku seramah mungkin.

"Jadi ayo sekarang kita bantu mereka Tama,"kata ibuku semangat.

Oke bu kita memang berbeda ibu lovable dan aku unlovable,batinku.

___

Akhirnya setelah membantu mereka,aku bisa beristirahat. Sangat melelahkan menurutku sebagai cewek mager tingkat dewa,padahal cuman mengangkat kardus yang isinya gak berat. Tapi apadaya aku orang yang mager dan gak suka ribet,satu lagi gak suka cape.

'TUK'

"Aww kampret banget ni orang. Buang kaleng soft drink sembarangan!"umpatku. Aku melirik ke arah tersangka,oh siapa itu? Aku belum pernah melihatnya,tapi bodo amat aku harus meminta tanggung jawab padanya.

Aku meninggalkan teras rumah dengan menggebu-gebu. Lalu melabrak si cowok berwaja sengak itu.

"Lo! Kenapa buang kaleng soft drink ke kepala gue?"ucapku pada cowok yang sedang berada di pinggir rumah tetangga baruku. Oh jadi dia tetangga baruku. Dih!

"Gak lihat,"jawabnya songong.

"First impression udah bikin keki. Dasar songong!"ucapku seraya meninggalkan si cowok berwajah sengak itu dengan penuh amarah.

___

Drrt Drrt

Aku memgambil handphoneku di atas nakas. Ada notifikasi pesan dari nomor tak dikenal,aku membukanya.

+6285324xxxxx

Hey udah tidur belum? Pasti belum ya karena lagi mikirin gue.-R

Aku mendengus sebal. Ngapain sih ni orang pake sms aku segala? Gak ada kerjaan banget. Tapi kalau gak dibales dikira adik kelas songong.

To:Rian

Hehe iya belum kok.

Send.

Aku tak menanti jawaban dia. Dengan cepat aku menonaktifkan handphoneku dan tidur.

___

Dengan gerakan cepat aku berjalan di koridor. Ini gara-gara Rian kenapa coba sms segala kan malah aku nonaktifin handphonenya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 09, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Out Of Safety ZoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang