1

1.4K 49 2
                                    

Mulmed : Angga Aldi Yunanda

-----------------------------------------

"Tante, Kaira nya udah siap?" tanya Angga memasuki halaman rumah Kaira.

"Eh Angga, kayaknya belom bangun deh" jawab Mirna hendak membuka pintu mobil.

"Gak dibangunin tan?"

"Sorry Ngga, tante buru-buru ke bandara jemput abangnya. Kamu bangunin ya tante duluan bye" Mirna melambaikan tangannya dari dalam mobil dan melaju kejalanan.

Angga mendengus lalu masuk kerumah Kaira berniat bangunin kutu kebo itu.

Semburat cahaya dari balik jendela membugah Kaira yang tengah tertidur pulas diatas kasur empuknya. Memaksanya menunda keberadaan Arbani dimimpinya. Meskipun hanya mimpi dia bersyukur bisa menatap mata indahnya apalagi sahabatnya Reta berhasil minta id line nya. Tapi sayangnya dia sedang mimpi.

Kesal, jengkel dan marah. Tiga rasa itu tercampur jadi satu. Ia berusaha memejamkan matanya lagi dengan tujuan kembali lagi ke dunia mimpi.

"Kairaa.." teriaknya agak familiar ditelinga Kaira. Sesekali ia mencoba melirik siapa yang berani membuka tirai jendela dikamarnya. Mengganggu suasana hatinya yang sedang kasmaran. Matanya tidak mampu melawan terik matahari yang menyapu sebagian ruangan. Kepalanya ia tutupi guling beberapa detik karna merasa diganggu tanpa aba-aba Kaira merengek senyaman mungkin layaknya anak tk.

"Masih ngantuk nyet.."

Orang itu adalah Angga tetangga baru Kaira sebulan belakangan ini. Dia seumuran dengannya namun tubuh Angga lebih kecil dari Kaira. Lebih pantas ia anggap adik dari pada yang lain. Mengetahui siapa yang membugahnya tanpa aba-aba Kaira melemparkan guling ke arah jendela kamar. Tepat dikepala Angga, "Bangun!" ucapnya dingin setelah mengambil guling yang tadinya mendarat dikepalanya lalu melemparnya kembali ke kasur.

"Ih. Gangguin tau nggak!" cetusnya masih diatas kasur.

"Lo nggak liat alarm jam berapa?" tanya Angga datar sambil menunjukkan alarm kewajahnya.

"Santai kali. Udah sana keluar!" Kaira mengusir dan mendorongnya keluar kamar. Angga keluar sedangkan Kaira merutuki dirinya sendiri.

"Motor lo mana Ngga?" tanya Kaira setelah mengunci pintu rumahnya.

"Kita naik bus kota aja" Kaira menganga tak percaya. Melihat jam tangannya saja sudah jam 6.15

"Yaampun Ngga gue bisa telat nih" kini mereka berjalan beriringan menuju halte.

"Motor lo kenapa sih!?"

"Dibengkel"

Hening.

"Untung bunda lo nyuruh gue buat bangunin lo coba kalo enggak mungkin lo sendirian kesekolah ditambah telat" ucap Angga lagi membela diri.

"Bunda gue kemana?"

"Ke bandara nyusul abang lo gitu katanya" Kaira mengangguk angguk tanda ia mengerti.

Beberapa menit menunggu akhirnya bus tiba dalam keadaan hampir penuh. Banyak yg berdesakan dan parahnya lagi ada ibu-ibu langsung muntah lewat plastik hitam didepan Kaira.

Menjijikkan.

Mereka berdua mendengus kasar dan terpaksa menaiki angkutan itu.

"Lo punya abang?" mereka sudah berada didalam bus dalam keadaan berdiri.

Kaira hanya mengangguk samar-samar matanya melototi orang yg berdiri didepannya, "Duh Ngga gue gak kuat nyium bau keringat orang" bisik Kaira bergidik.

Arbani My MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang