Mr. Protektif

826 40 1
                                    


"Hinata nii-san mu sudah pulang" ucap Hikari
"Baik kaa-san aku buka pintu dulu" berjalan kedepan
"Okeari Hinata. Kaa-san dimana kenapa sepi sekali" Melirik kesemua arah
"Kaa-san ada di dapur nii-san. Kami sedang membuat kue lho !!"
"Hinata bukan kah tou-san dan aku sudah melarang mu memasak !!" Ucap Neji dengan nada khawatir pada adik nya
"Nii-san ini cuma memasak bukan medan perang!" Hinata mengerucutkan bibir dan menggebungkan pipi tanda dia kesal.
"Iya, aku tau tapi bagaimana kalau sampai tangan mu teriris atau terkena panas loyang ?? Hm ??"
"Nii-san aku baik-baik saja. Dan aku juga bukan anak umur 5 tahun usia ku sekarang sudah 16 tahun tau " Hianata semakin kesal karena kakak nya menganggap dia seperti anak
"Aku khawatir jika Hinata kami terluka, apalagi tou-san dia selalu mengkhawatirkan mu Hinata" jelas Neji panjang lebar
"Tapi nii-san kan tidak lucu kalau ketika Hinata sudah dewasa dan menikah tapi tidak tau masak,, mau makan apa suami Hinata nanti ?? Hinata mau membuat sarapan makan siang dan makan malam untuk suami dan anak - anak Hinata nanti seperti kaa-san"
"Baiklah aku mengizinkan mu tapi mungkin tou-san tidak mengizinkan mu Hinata"
"Tidak apa-apa makasih Nii-san" dengan mata berbinar dan senyum manis memeluk Neji

Dalam hati Neji tidak akan membiarkan seseorang menyakiti adik tersayang nya

"Hinata ??" Neji merasa sebelah tangan Hinata besar tidak seperti biasa nya
"Ne, nii-san. Nani ??" Kebingungan belum menyadari tangan nya yang
bengkak karena di injak oleh sara di sekolah tadi.
"Kenapa tangan mu seperti besar sekali ??" Tanya Neji mulai khawatir dan melepaskan pelukan Hinata
"A..apa ta..tangan ku besar ??" Hinata menjawab terbata takut jika nii-san nya mengamuk di sekolah dan identitas palsu nya terbongkar
"Coba ku lihat tangan mu Hinata" menarik tangan kiri Hinata dan mata Neji membola tak percaya tangan adik nya bengkak meski tidak begitu parah tapi kalian tau Neji sangat protektif pada Hinata
"Hinata ada apa dengan tangan mu ?? Siapa yang melakukan ini ?? Kenapa mereka membuat mu seperti ini ?? Jawab aku Hinata !!!" Neji benar - benar marah sekarang dan itu membuat Hinata takut. Takut jika nii-san mengamuk kesekolah
"Ha..ri ini a..aku pik..et mem.mem..ber..ber..sihkan kelas mu..mu..ngkin ta..ngan ku s..sudah le..lelah" jawab Hinata terbata
"Jangan bohong pada ku Hinata!! Katakan saja siapa yang membuat mu seperti ini !!? Dan kau juga tidak pandai berbohong Hinata,, siapa mereka,Hah jawab ?" Neji bertambah marah
" Neji Hinata ada apa kenapa kalian ribut sekali ??" Tanya Hikari pada putra putri nya
"Kaa-san lihat ada yang membuat tangan Hinata kita bengkak. Tapi Hinata tidak mau bilang siapa yang melakukan nya" melihatkan tangan Hinata pada kaa-san nya sedangkan Hinata hanya diam membisu
"Hinata katakan sayang siapa yang membuat mu deperti ini ??"
Kami-sama tolong aku.. kaa-san kumohon tolong aku jangan malah memberi ku pertanyaan seperti nii-san ~ inner ku dalam hati

"I.. ini karena membersihkan kelas saja kaa-san"bohong ku
"Neji sudahlah kasihan Hinata,, kau membuat nya ketakutan"melirik Hinata yang dari tadi hanya menundukkan kepala
"Tidak kaa-san kalau di biarkan mereka akan melakukan yang lebih parah pada Hinata" Hinata makin merasa tersudutkan
"Hinata katakan mereka dari clan mana ?? Apa nama perusahaan orang tua mereka ?? Takkan ku biarkan mereka melikai mu lagi Hinata"
"Hinata jawab aku. Kalau kau tidak menjawab tidak apa - apa aku akan menelpon teman mu satu per satu termasuk tenten aku akan suruh mengawasi mu"ucap Neji telak tak ingin dibantah lagi
"Hinata kalau kau tidak mau menjawab aku akan datang disekolah mu dan Tsunade-sama itu menjadi urusan ayah,, lihat saja takkan kubiarkan mereka lolos begitu saja"ancam Neji
"Neji sudahlah kau membuat adik mu ketakutan"kata Hikari sambil berjalan kedapur. Ya,, Neji tidak tega jika melihat Hinata sudah menangis
"Hinata ?? Apa kau menangis ??Maafkan nii-san... aku hanya khawatir pada mu" memeluk Hinata agar tenang
"A..aku ta.. tau nii.. -san kha.. khaw..atir pa..pada ku.. ta..tapi ja..jang..an da..datang ke se..seko..lah"jawab Hinata terbata sambil menahan tangis nya
"Kenapa aku tidak boleh datang ke sekolah mu Hinata ??" Mengkerutkan dahi nya
"A..aku ju..juga ba..ik - ba..ik saja,,be..sok pa..sti ta..ngan ku su..dah sembuh"
"Baiklah jika itu mu Hinata,, tapi jika terjadi sesuatu langsung telepon aku atau tou-san yah!!"masih memeluk Hinata
"Ha'i nii-san"
"Oh iya tenten akan selalu menjaga mu,,dia sekelas dengan mu kan ??"
"Iya nii-san tenten-chan sekelas dengan ku"
"Tapi Hinata jika aku mendapatkan orang yang membuat tangan mu bengkak seperti ini maka aku tak akan memberi ampun walau wanita sekali pun. Biar mereka tau siapa Hyuga dan tidak menyakiti Hinata ku lagi" sambil mengacak gemas rambut indigo adik nya
"Jangan nii-san sejak kapan kakak ku berubah jadi sekeji itu ??"
"Sejak mereka menyakiti adik tersayang ku"
"Nii-san ayo cicipi kue buatan ku dan kaa-san"
"Tapi aku mau mandi dulu Hinata,,badan ku rasanya lengket sekali"
"Neji setelah selesai mandi kita akan tunggu tou-san pulang dan makan malam bersama"kata Hikari yang ada di dapur menyiapkan makan malam bersama koki clan Hyuga

"Hinata !??"menghentikan langkah nya menuju kamar
"Ha'i,,nani nii-san??"hendak ke dapur nembantu kaa-san tapi menghentikan langkah karena di panggil Neji
"Katakan pada ku jika ada yang menyakiti mu!!"ucap Neji lirih tak tega melihat tangan adik nya
"Ha'i nii-san jangan khawatir tidak ada yang berani menggangu ku jika melihat nii-san ku"tersenyum tulus hingga membuat hati Neji mulai tenang.
"Hm,, sebaik nya jangan bantu kaa-san di dapur di runah ini juga ada banyak maid,,jika kau nekad bantu kaa-san nanti tangan mu tambah bengkak jika tou-san melihat nya kau pasti tidak bisa menggelak lagi!!" Melihat Hinata ingin protes Neji to the point saja jika tangan nya bertambah bengkak dan dilihat tou-san maka ayah meteka akan mengamuk disekolah
"Huh.. baiklah aku nonton tv saja"berjalan keruang santai
"Setelah aku selesai mandi akan ku obati tangan mu Hinata!!"ucap nya lalu pergi ke kamar
"Hinata kau dimana ??" Neji mencari Hinata untuk di obati
"Aku sedang di dapur nii-san"
"Hinata kau ini bandel sekalia kan sudah nii-san katakan nanti tangan mu bertambah..."
"Tadamai,, ada apa dengan tangan Hinata ??" Hiashi baru pulang kedua anak nya terlalu asyik berdebat sampai ayah mereka pulang tidak di rasa
"Ti..ti.dak ada tou-sama" Neji mulai gugup jika ayah nya sampai tahu bisa gawat
"Jangan berbohong Neji.."
"Anata sebaik nya mandi dulu makan malam sudah siap" Hikari mulai mengahlikan perhatian Hiashi
"Baiklah" Hiashi menuruti kata Istri nya

.
.
.

Give Me a Second ChanceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang