Chapter 2

114 22 16
                                        


Bela sudah muak menunggu Sehun bicara, ia memalingkan mukanya ke arah jalan dan matanya menangkap sosok Luhan yang sedang berjalan tergesa gesa ke arah Selatan.

"Luhan!" lirihnya tapi tetap terdengar oleh Sehun.

"Bela..." Sehun kecewa mendengar nama yang keluar dari mulut Bela. Apa itu yang dinamakan cemburu?

"Bela, kau mau kemana?" sergahnya saat Bela tiba tiba berdiri dan berlari kecil menuju pintu.

"Menyusul Luhan" jawabnya memalingkan muka ke arah Sehun sebentar lalu berjalan keluar pintu.

"Tunggu aku"

Sehun pun membayar pesanan mereka tadi ke kasir. Ia mengeluarkan dompet tebalnya dari saku kanan celana.

"Ajhumma, Bubble Tea chocolate 2, berapa?"

"Gamsahamnida, ajhumma" ia berlaku seramah mungkin.

"Kembali lagi pemuda tampan, ajak pacarmu juga" jawab penjaga kasir yang kira-kira berumur 30-an tahun, ternyata memperhatikannya dari tadi.

"Ah, ye. Aku harus mengejarnya" menjawab tanpa menyangkal kata 'pacar', mungkin karena ia menyukainya.

~~~~~~~~~~~💑💑~~~~~~~~~~~
Belatrix pov

'Aku tadi melihatnya, dimana dia?'

'Itu dia'

"Luhan!" "Bela!" ucapku dan Sehun hampir bersamaan. Membuat Luhan berhenti dari larinya dan menengok kearahku.

"Bela awas!" Luhan berteriak saat matanya menangkap mobil yang sangat kencang sedang melaju ke arahku.

'God, help me' pikirku sambil memejamkan mata.

Dan... Brakk

'Apa? Aku tak tertabrak. Lalu apa yang sedang terjadi?'

"Aw... tanganku" refleks saat tanganku lecet terbentur aspal jalanan. Menyisakan sedikit sayatan-sayatan yang tak dalam dan tak beraturan berwarna merah.

"Luhan... astaga" aku kaget melihat kondisi Luhan sekarang.

~~~~~~~~~~~💑💑~~~~~~~~~~~
Author pov

Bela selamat, hanya ada luka kecil di tangannya. Bagaimana bisa? Luhan menolongnya, ya Luhan memang menolongnya. Dan Luhan sekarang sedang terluka parah.

"Bela, gwaenchana?" tanya Sehun setelah Bela berdiri.

"..." Bela hanya menganggukkan kepala.

"Luhan..." lanjutnya setelah menganggukkan kepala dan berlari menuju Luhan.

"Sehun, Luhan terluka parah sekarang. Bagaimana ini? Apa yang harus aku lakukan? Seandainya saja aku yang tertabrak mungkin Luhan tak akan seperti ini." kata Bela sambil menggigit jari tanda bahwa ia sekarang sedang khawatir.

Bagaimana bisa Bela tak khawatir? Luhan sedang terluka parah, dan luka luka itu disebabkan olehnya. Ia pasti merasa bersalah.

"Bela..." lirih Sehun dibuat kecewa oleh Bela-lagi.

~~~~~~~~~~~💑💑~~~~~~~~~~~
Belatrix pov

"Luhan...maafkan aku. Aku salah, seharusnya aku yang tertabrak bukan kau. Mianhae, Gomawo Luhan-ah" kataku menangis sambil memegang tangan yang lalu terlepas saat ambulance datang.

'Luhan kau harus cepat sadar, sadarlah kumohon!'

"Bela, jangan menangis. Lebih baik kita menyusul ambulance itu" pemilik tangan yang tiba tiba menyentuh pundakku berkata.

"..." aku hanya menganggukkan kepala.

"Let's go! Naik mobilku saja!" usulnya sambil menarik tangan Bela lalu dibawa lari ke parkiran Cafe Yarima.

BRAK...

"Sehun..."
"Bela..."


THE END or TBC (?)

Ya udah dilanjutin,, gatau juga ada yang mau baca atau gak
Tapi yang udah baca makasih, ga maksa vomment kok ^•^
Maaf typo bertebaran
Ada yang mau nyaranin nih cerita dilanjutin apa the end sampe sini aja? Kalo lanjut ntar ff'nya dibuat chapter. Atau mau nyalurin ide juga boleh. Ya ampun dah panjang nih kata katanya 😂😂 Gomawo

Ich Liebe DichTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang