2

31 2 0
                                    

***
"Hai, boleh aku duduk dengan mu ?" Ucap seorang lelaki saat kiana berada di kantin sekolahnya untuk makan siang.

Tadi rencananya dia akan ke kantin dengan kiara, tapi kiara sedang berada di ruang guru karena dia tak mengumpulkan tugas matematika. Ya, gadis itu memang malas sekali, berbeda dengan kiana yang sangat mementingkan tugas sekolah.

"Baiklah kau boleh duduk di sini" balas kiana dengan senyum yang ramah

"Namaku Kenzo, kau ?" ucap laki laki itu dengan senyum dan tangan yang terjulur

"Kiana" ucapnya membalas tangab laki laki itu

Mereka makan dengan obrolan obrolan yang menurut kiana tak penting, tapi kenzo lelaki yang sangat menyenangkan, dia bisa mengetahui itu dari wajah kenzo yang sangat menawan.

Kenzo, lelaki yang bisa dikatakan tampan dan tinggi, dengan mata yang menatap tajam, senyum yang menawan bisa tergambar di bibir tipisnya itu, pipi yang tirus dan hidung yang bengkok.

Semua seolah terjadi begitu saja, karena kiana baru saja mengetahui bahwa mereka satu kelas saat ini, kiana tak menyadari itu tadi pagi karena dia hanya fokus dengan pelajaran dan tidak memperdulikan kiara yang sedang sangat ingin terlelap dengan mata yang hampir tertutup.

"Aku akan ke kelas, apa kau ingin ikut denganku ?" tanya kenzo sambil berdiri dari duduknya setelah menyelesaikan makannya

"Aku ikut, pelajaran apa setelah ini ?" Tanya kiana mulai berjalan dengan kenzo di sebelahnya menuju kelas mereka

"bahasa inggris mungkin"

"Hah bagus, aku suka pelajaran bahasa inggris" ucap kiana dengan senyum yang mengembang.

***
"Kenapa ?" tanya kenzo saat aku mengatakan suka dengan pelajaran bahasa inggris.

Aku suka bahasa inggris karena di sekolahku dulu guru pelajaran bahasa inggris itu sangat menyenangkan, tapi tak tahu dengan guru yang ada di sini, apa ramah seperti di sekolahku dulu atau guru yang bisa membuatku benci dengan pelajarannya karena sangat membosankan dan pemarah.

Saat sudah sampai di kelas aku dan kenzo duduk di kursi masing masing, aku menemukan kiara dengan wajah kusutnya sedang duduk dengan melipat tangannya di atas meja.

"Hei, kau kenapa" tanyaku dengan sedikit menepuk pundaknya membuat dia menoleh padaku.

Kita sudah seperti teman lama karena menurutku kiara sangat cocok menjadi teman yang bisa akrab denganku, karena di sekolah ku dulu aku tak seakrab ini dengan temanku yang lain dan mereka sangat membosankan.

"Aku diharuskan mengerjakan 55 soal ini dengan waktu 5 hari karena aku sudah lebih dari lima kali tidak mengerjakan tugas matematika" ucapnya memperlihatkan kertas hvs yang penuh dengan soal soal yang sedikit rumit dan banyak sekali angka di sini. Euhh dasar keterlaluan, walau aku sering mengerjakan tugas tapi matematika juga menjadi masalahku dalam belajar, setiap mendapatkan nilai, matematika hanya mendapatkan oaling besar adalah 70. matematika sangat mengerikan menurutku karena angka di situ membuatku berpikir bagaimana bentuk orang yang sangat pintar dalam pelajaran ini, apa berbelit belit ?

"Aku tidak yakin kau bisa mengerjakannya kiara" ucapku dengan pandangan ngeri pada kertas putih yang ternodai oleh tinta dengan tulisan-tulisan yang dipenuhi kebanyakan angka ini.

Setelah mengatakan itu aku menatap kasihan pada kiara yang saat ini menelungkupkan kepalanya di lipatan tangannya.

Setelah itu terdengar guru datang yang mengajar pelajaran bahasa inggris dengan anggun masuk ke kelas dan duduk di kursi tempat guru.

***

Bel pulang sekolah berbunyi dengan nyaring dan menyadarkan siswa-siswi yang sedang melakukan pembelajaran mereka, semua sisiwa-siswi keluar berhamburan dengan semangat masing masing. Mungkin waktu pulang sekolah adalah waktu yang sangat menyenangkan karena bisa keluar dari sekolah yang membuat otak mereka diremas untuk belajar dan berpikir bagaimana menyelesaikan beberapa tugas yang menumpuk.

"Hai kiana!" sahut seseorang pada kiana yang sedang menunggu angkutan umun di halte dekat sekolah.

"Hai, kenzo" ucap kiana dengan swnyum yang mengembang melihat kenzo sedang menduduki motornya.

"Mau pulang bersamaku ?" tawar kenzo dengan seyum senang saat melihat senyum yang sangat manis itu terukir di wajah cantik kiana.

"Apa tidak merepotkan ?" tanya kiana ragu saat melihat teman teman yang sama sedang menunggu angkutan umum dengannya menatapnya, ada gadis yang menatapnya kesal saat melihat kenzo mengajaknya pulang bersama. Ya, kenzo memang siswa yang sangat dikagumi di sekolah ini, tidak hanya wajah yang mempesona dia juga kapten basket di sekolah ini, jadi tidak heran kenapa gadis itu menatapnya kesal.

"Tidak sama sekali" ucap kenzo dengan senyum manis andalan nya

"Baiklah" ucap kiana sambil mendekat pada motor kenzo dan naik dengan duduk menyampingkan karena memakai rok yang hanya sebatas atas lutut.

Motor mulai melaju dengan santai, sesekali kiana menunjukan arah rumahnya yang sudah dihapalnya. Dia memang di antar saat pagi oleh ayahnya, Tapi karena ayahnya harus bekerja dia jadi tidak bisa menjemput kiana pulang sekolahnya. sebenarnya ayahnya menawarkan supir untuk mengantar jemputnya tapi kiana menolak karena tidak ingin ayahnya membuang buang uang untuk membayar supir.

Motor kenzo memasuki kawasan perumahan yang lumayan mewah, kiana turun dari motor kenzo "terima kasih telah mengantarku" ucapnya

"Sama sama, ternyata kau di sini juga"

"Maksudmu ?"

"Ya, aku tinggal di dekat sini juga, rumahku di blok c dan kau di blok b"

"Wow berarti rumah kita dekat ya" ucap kiana dengan senyun yang terus mengembang.

"Ya sudah aku pulang dulu ya" ucap kenzo sambil menghidupkan mesin motornya lagi

"Iya, hati hati ya" ucao kiana dengan melambaikan tangannya pada kenzo dan dibalas dengan hal yang sama.

Tbc...

Mungkin ini agak datar ya, tapi ada kejutan kok di part berikutnya.

comment and vote please
And don't copy my story.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 05, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Don't Love MeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang