1

27 4 3
                                    

15 Maret 2014

Hari dimana aku pertama kali bertemu dengannya.


"Nadia! cepat ganti bajumu!" teriak ibuku yang sedang sibuk merapikan bajunya. aku hanya mengangguk dan mungkin.. ibuku tak sadar. Aku mengganti bajuku dengan malas-malasan. aku mengambil baju seadanya. aku.. mengenakan sweater berwarna merah muda, bertulisan 93 dan jeans berwarna biru dongker. Aku menjerit menangis didalam hati. Aku sangat amat benci hari ini. 

"Nadia sayang, jangan cemberut dong." hibur ibuku, namum aku tak bisa menyembunyikan amarahku. aku benci benci benci. "Nadia.. cuma tes kok, kamu boleh kok masuk SMA negri." 

Hari ini aku mengikuti tes untuk masuk ke SMA swasta. aku sangat benci. aku ingin masuk ke SMA negri, namun orangtuaku melarang hal itu, ntah mengapa. padahal, nilaiku sudah mencukupi untuk masuk ke SMA favorit dikota ini, namun.. sudahlah. Aku benci. 

Sesampainya disana, aku hanya diam, ibuku menandatangani surat kehadiran, ntah apa itu namanya, namun aku lebih suka menyebut itu. Pada saat aku melihat surat kehadiran, aku melihat nama yang tak asing bagiku. Arya Pratama. AH!

Arya, dia adalah teman SD-ku yang ntah mengapa muncul di kehidupanku lagi. lagi. Aku membencinya, namun kupikir sifatnya sudah berubah.

"Nad?" Ibuku menyadarkan lamunanku. "Kamu kenapa?" tanya ibuku. aku hanya menggeleng dan melanjutkan dengan bermain handphone ku. Tak lama setelah itu, aku dipanggil untuk memasuki ruangan. diruangan tersebut, aku dites akademik. setelah itu tes wawancara. aku tak mengenal siapapun selain Arya didalam ruangan tersebut. Setelah itu, kami pun keluar dari ruangan tersebut dan menunggu di koridor sekolah untuk melanjutkan tes berikutnya. kulihat, sudah ada beberapa anak yang mulai berkenalan. Namun, aku sama sekali tak berani dan tidak ada niat untuk berkenalan. 

"Hey." sapa anak berambut gelap itu, aku hanya membalas dengan tatapan kosong

"Namanya siapa?" 

"Nadia."

"Nama yang bagus! salam kenal, aku Adina." kata anak yang bernama Adina itu sambil tersenyum dan menyodorkan tangangannya.

"terimakasih." aku hanya tersenyum dan menyalaminya.

"Nad, ingin berkenalan dengan temanku? Eh Edwin! sini!"

"Eh.. ga usah gapapa"

"Ahahah ga usah malu malu, udah sini."

"Edwin" Senyum lelaki manis itu.

"Nadia" Aku balas senyuman itu.

"Boleh minta pin bb?" tanya Edwin

secepat itukah?

"eh.. b..oleh" jawabku sambil memberikan handphoneku.

"HAHAHA ciee tukeran pin bb! hati-hati loh lama lama jadi jadian!" ledek Adina.

"tak secepat itu Adina." Tatap Edwin ke Adina sambil tertawa.

Wajahku memerah. 

"Tuhkann mukanya merah! ciee!" ledek Adina lagi.

"stt Adina, udah anak orang kasian, haha." Kata Edwin. 

Setelah aku mengobrol dengan Adina dan Edwin, mereka bercerita, akan ada anak yang masuk ke SMA itu juga dan teman SMP mereka. Namanya Citra, mereka bilang aku akan cocok berteman dengan Citra. Tapi ntahlah.

Dari kejauhan aku melihat ada segerombolan laki-laki yang didalamnya ada Arya. ya ampun, cowo itu lagi. 

"Nadia!" Teriak Arya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Lost Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang