Four

53 2 0
                                    

perjalanan selama 2 hari 1 malam terasa begitu cepat karena fasilitas pesawat yang sangat memadai.

kami sekarang sudah bersiap di depan pintu untuk turun. semua sudah aku cek lagi tidak ada yang tertinggal--termasuk pinku--

'tadi leo menghubungi ku. disini ada penduduk. jadi kita harus hati-hati'

aku hanya mengangguk tidak terlaly peduli.

dari atas sudah terlihat keributan yang terjadi di bawah, kata elder para anak Ekhidna yang ini adalah kanibal, namun mereka tidak bisa membunuh saudaranya karena kekuatan yang sama, jadi tidak heran bila di bawah ribut sekali.

saat pesawat mulai memelan untuk pendaratan. sesuatu berwarna kuning terlihat di ekor mata ku. aku langsung menoleh dan benar. gelembung mystic milik dewa Porus itu berada di atas batu besar sekitar 10meter dari sungai Myte.

'itu gelembung mystic milik dewa Porus!' teriakku kepada seulgi sambil menunjuk-nunjuk

'apa? oke baiklah! ingat tempatnya Nayeon!' kata Seulgi semangat.

10menit kemudian kami sudah bertarung melawan para anak-anak ekhidna. tidak sulit seperti yang kami bayangkan. bila ada 2 atau lebih monster kami akan membiarkan nya bertarung dan berusaha makan sesamanya lalu membunuh semuanya secara bersamaan. kejam sih tapi mau bagaimana lagi.

sedangkan seulgi membantuku untuk mengendalikan para monster. ketika monster itu terkena lovegic mereka akan tidak tega menyakiti kami. saat itu aku menghabisi mereka. efek lovegic itu tidak seberapa lama jadi aku harus bekerja keras.

dan juga pertarungan ini membuat rekor waktu peperanganku terhancurkan karena ini adalah waktu peperangan terlama, yaitu lima jam karena disini banyak sekali monster.

ketika jari kami berpendar kami segera lari menuju sungai Myte.

'bagaimana kita menyelamtkan si dewa Pistis?' tanya seulgi

otakku yang biasanya berpikir lambat ini untungnya dapat mengeluarkan ide disaat genting seperti ini.

'kita selamatkan dulu dewa Porus, kata Leo juga dia memang segelnya sudah terbuka dari jaman dulu kan? jadi kemungkinan besar dia sudah dapat menggunakan kekuatannya' kataku

kami segera bergegas berlari ke arah tempat gelembung mystic dewa Porus berada.

dan sialnya otakku kembali bekerja lambat.

'aku lupa, yaampun. bagaimana ini pendarku mulai memudar' kataku

'aku juga, yaampun' jawab seulgi masih sambil berlari.

aku merasa bersalah jadi aku melirik seulgi. banyak air yang terciprat di seluruh tubuhnya. tangannya berwarna merah--mungkin warna pendarnya?

untungnya kami melihat gelembung kuning dari kejauhan, kami segera berlari dan benar itu adalah dewa Porus. matanya terbuka secara perlahan.

'apa aku terlihat sepayah ini dulu?' bisik seulgi dibelakang ku

aku hanya tersenyum, payah.

lalu aku menyentuh gelembungnya dan pecahlah gelembung itu. bedanya sang dewa porus tidak basah kuyup seperti seulgi dan ia juga tidak terjatuh. selepas dari gelembung dia berdiri tegak . yak dia memang dewa senior, hanya saja dulu dia gagal--entah gagal kenapa, karena leo tidak menceritakan kenapa--- dan ia kembali ke dalam gelembung mystic.

'halo' katanya tersenyum

ini bukan saatnya mengucapkan kata halo. ah dasar.

'eh iya, anu, apa seulgi?' entah tidak tahu mengapa aku mendadak menjadi gugup ketika melihat senyumnya.

'kurasa dia teman Leo, jangan terpana olehnya Nayeon' bisik seulgi

'ekhem, anu dewa Porus salam hormat dari junior mu, nama ku Nayeon dewi Eirene dan ini Seulgi dewi Eleos, kami mendapat misi penting untuk menyelamatkan dua dewa. kau dan Dewa pistis' aku sengaja berhenti untuk melihat reaksinya

hening.

hening.

dewa porus itu hanya tersenyum. menunggu ku untuk melanjutkan.

sial.

ah jadi begini perasaan Leo ketika seulgi tidak memberi reaksi.

'ah, tapi lokasi gelembung dewa pistis berada di dasar sungai, dan kami berdua tidak bisa berenang. jadi mohon bantuannya' kata ku sambil tersenyun dan membungkuk.

'untuk apa berenang?' katanya sambil mengendikkan bahu

'anu, kan dewa pistis di dasar laut' jawabkku

lalu dewa porus berbalik arah. dan aku sempurna berbicara dengan punggungnya.

'bukan laut sayang, tapi sungai' katanya sambil berjalan ke arah sungai.

'siapa namamu?' tanya dewa porus

'nayeon, kim nayeon, seorang hugod' jawabku

'nayeon ? seperti pernah dengar. aku jin, kim seokjin, hugod juga namun aku sudah lama jadi dewa, hnya saja dewi sialan itu mengutukku dan membuatku kembali ke gelembung kuning sialan itu.' jawabnya geram

'kalau boleh tahu mengapa engkau dikutuk?' tanyaku hati-hati.

'aku lupa, sudah bertahun tahun aku di gelembung itu'

aku masih mengikutinya.

ketika kaki kami sudah menyentuh air 'ohya, sungai myte ini di rancang ketika kaki seorang dewa atau dewi menyentuh airnya-'

lalu muncul gelembung mystic secara tiba-tiba.

'munculah dewa-dewi lain yg berada di sini' lanjutnya. lalu ia berjalan santai dan ia mengeluarkan makanan dari sakunya.

'ini, donat. tanganku tidak akan berpendar bila aku tidak mengeluarkan sesuatu' katanya sambil melempar donat kepadaku. aku hanya bisa menangkap nya.

sang dewa porus menyentuh gelembung mystic dan pecahlah gelembung itu.

sebelum dewa pistis terjatuh ke dalam sungai myte, dewa porus menangkapnya.

'masih muda dan lemah' ucapnya ketika melihat muka dewa pistis

aku membantu menggotong dewa pistis ke pesawat.

'bagus nayeon kau menjalankn misi mu dengan baik!' terdengar suara Leo dari headset ku.

'siap Elder!' jawabku masih sambil menggotong dewa pistis.

lalu baru aku sadari.

dimana seulgi?

to be continued..

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GravialandTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang