Tahun 20XX, dunia sudah berkembang pesat. Para werewolf sudah kehilangan jati diri mereka.
Mereka yang dulu mempunyai pack ternama dan hebat sudah tiada artinya lagi.
Maka, di mulailah zaman di mana para werewolf hidup seperti manusia biasa.
• • • • • •
"Ya, Mom. Emily akan hati-hati. Jadi jangan khawatir, iya ini sudah ada di jalan menuju universitas." ucap seorang gadis manis, berbicara pada seseorang di sambungan Handphone nya.
"Iya, aku juga mencintai mu mom." ucap nya lagi sambil mematikan sambungan Handphone nya.
"Oh, aku harus cepat." ucap nya setelah terdiam beberapa saat.
Dia langsung menyetopkan taksi yang lewat, lalu masuk kedalam nya.
• • • • • •
"Maksud mu aku harus mengajar disana? Aku tidak mau!" ucap seorang pria tampan sambil menggebrak meja yang ada dihadapan nya.
"Tenanglah dulu, Bryan. Hanya satu bulan, aku berjanji. Aku sungguh ada keperluan mendadak ke Peru hari ini sampai satu bulan kedepan." jelas seseorang yang ada di depan pria itu dengan cepat.
"Haah... Tidak ada untung nya aku melakukan itu." ucap pria itu sambil menghela napas.
"Aku mohon, hanya satu bulan. Lagi pula kau hanya akan menggantikan ku untuk sementara saja, dan mata pelajaran ku itu olah raga, aku yakin kau pasti akan suka. Ayolah, Bryan anggap saja ini harga pertemanan kita."
"Baiklah, hanya satu bulan. Kau mengerti."
"Ah, terima kasih. Kau sungguh teman yang pengertian."
• • • • • •
"Ayah, aku belum siap untuk menggantikan mu sebagai penerus perusahaan." ucap seorang pria dengan perawakan tinggi dengan tenang.
"Carlton, dengar nak. Ayah mu ini sudah tua, kau harus segera mengambil alih perusahaan kita." ucap pria yang lebih tua dengan tegas.
"Hanya satu bulan, aku akan menikmati hidup bebas ku ini hanya satu bulan. Setelah nya aku akan mengambil alih perusahaan."
"Baiklah jika itu yang kau inginkan. Ayah harap kau menepati janji mu."
*
*
*
*
*
"Ini adalah Mr. Bryan dia yang akan menggantikan Mr. Flane yang mengambil cuti satu bulan kedepan. Jadi bersikaplah yang sopan pada nya." ucap seorang pria tua dengan jenggot putih panjang pada ruang mengajar universitas Delwyn.
"Baik, profesor Arthur." jawab semua yang ada diruangan itu secara serentak.
Tiba-tiba pintu ruangan yang tertutup itu terbuka dengan kencang. Mereka langsung melihat kearah pintu.
"Maafkan saya Mr. Flane. Saya terlambat karena terjebak macet." ucap seorang gadis dengan keringat yang mengalir disepanjang dahi dan leher nya sambil menundukkan kepalanya dengan napas berat karena habis berlari.
"Emily, kau bisa duduk dikursi mu." ucap profesor Arthur.
Emily langsung mengangkat kepala dan terkejut saat mendapati bukan Mr. Flane yang menjawab perkataannya tadi melainkan profesor Arthur.
Mata nya langsung menatap pada seorang pria yang berdiri tepat disebelah profesor Arthur tepat pada saat pria itu juga menatap kearahnya.
Emily langsung membelalakan mata nya dan tiba-tiba dada nya terasa perasaan nyeri yang aneh.
"Emily, kau bisa duduk kekursi mu." ucap profesor Arthur mengulang perkataan nya. Emily tersentak, lalu langsung berjalan kearah meja paling balakang dan duduk dikursi nya.
"Baiklah semuanya, sekarang Mr. Bryan yang akan melanjutkan." ucap profesor Arthur, lalu ia pergi keluar ruangan setelahnya.
"Seperti yang kalian dengar, saya yang akan menggantikan Mr. Flane selama dia cuti satu bulan kedepan." ucap Bryan dengan suara tegasnya.
"Kalau begitu, kita mulai pelajaran nya. Kita akan pergi keruang olah raga." ucap Bryan sambil berjalan keluar ruang mengajar dengan di ikuti oleh semua pelajar yang ada di situ.
• • • • • •
Mereka sudah ada diruang olah raga universitas Delwyn yang mempunyai lapangan luas sambil berbaris dengan rapi didepan Bryan.
"Kita akan melakukan pemanasan, selanjutnya kalian berlari memutari lapangan dua kali bagi wanita dan empat kali bagi pria." ucap Bryan dengan wajah datar nya.
Setelah mereka melakukan pemanasan ringan, mereka langsung berlari dengan kecepatan maksimal. Tapi Emily yang mempunyai kelemahan pada tubuh nya itu tertinggal begitu jauh dari teman-teman nya sehingga membuat Bryan jadi memperhatika nya.
Setelah mereka selesai berlari dengan Emily yang paling terakhir selesai, mereka langsung berbaris lagi dengan rapi walau pun sedikit merasa lelah dan haus.
"Kau, kau yang disana." ucap Bryan sambil menunjuk Emily yang berada dibarisan belakang yang menundukkan kepala nya karena kelelahan setelah berlari.
Seorang wanita yang ada disebelah Emily langsung menyenggol lengan nya dengan maksud memberitahu Emily bahwa Mr. Bryan memanggil nya.
Emily langsung mengangkat kepala nya dan langsung melihat kearah Bryan.
"Ya?" tanya nya dengan nada lemah.
"Teman-teman mu sudah lebih dulu selesai berlari, tapi kau yang paling terakhir. Kenapa?" tanya Bryan sambil memperhatikan Emily dengan lekat.
'Rasa nya aku pernah melihat nya disuatu tempat.' ucap Bryan dalam hati.
"Maafkan saya Mr. Bryan, saya tidak bisa terlalu lama berlari." ucap Emily dengan napas putus-putus.
"Kalau begitu, kenapa kau tidak bilang saja kalau kau tidak kuat untuk berlari sehingga kau tidak perlu ikut pelajaran olah raga." balas Bryan dengan satu alis nya yang terangkat.
Sebelum Emily membalas perkataan Bryan, tubuh nya langsung ambruk kebelakang dengan dentuman keras.
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
My Idiot Mate/ Future
WerewolfAku akan terus menunggu. Sampai kau akhirnya bersedia menerima ku. Aku akan menunggu, tak peduli berapa lama. Aku tidak akan memaksa mu untuk melakukannya. Selama kau mengkui aku, dimana pun itu, aku akan menunggu. Aku berharap ini bukan cinta, aku...