Jodoh takkan kemana - Part 2

688 4 0
                                    

-Cinta itu tak butuh alasan, walau satupun. Karena cinta itu sebuah ketulusan, dan keikhlasan tanpa meminta sebuah balasan-

Hari ini cukup melehakan bagi alya. Seharian harus mencoba mendekatkan diri dengan adik kelas dengan cara khas Masa Orientasi Siswa pada umumnya. Senyum alya tersungging kecil saat mengingat salsa melakukan kesalahan dan ia harus merelakan dirinya untuk ‘diperkenalkan’ kepada seluruh murid. Tingkah konyol salsa membuat hampir seluruh anggota OSIS terpaksa menahan tawanya. Bahkan seorang iqbaal dhiafakhri sang ketua OSIS yang terkenal jutek dan galak di kalangan siswa-siswi SMP ini, terpaksa membalikkan tubuhnya untuk menutupi tawa kecil yang nyaris meledak.

alya jadi ingat, bagaimana reaksi iqbaal saat menahan tawa kecilnya dari anak-anak baru itu. Memang sih ini bukan kali pertama ia melihat iqbaal tertawa, namun iqbaal adalah tipekal cowok yang jarang tertawa, ia lebih pendiam dan terkenal pintar menutupi perasaan yang ada di hatinya.

“Nak alya.” alya melongok ke bawah saat mendengar namanya di sebut. Ya, saat ini alya memang sedang berada di balkon kamarnya, ia sibuk dengan bayang-bayang iqbaal, sibuk mencari bagaimana sosok iqbaal yang sebenarnya.

“Kakek!” pekik alya saat melihat lelaki yang rambutnya telah di penuhi dengan uban yang tersenyum manis pada alya, tangan kananya pun melambai pada alya, meminta alya untuk segera turun dan menemuinya.

alya mengangguk kecil, diiringi dengan tawa yang terulas manis di bibirnya ia berlari kecil menyusuri rumahnya untuk segera bertemu dengan lelaki yang sudah tidak muda lagi itu. “Kakek bagus, apa kabar?” tanya alya saat ia baru saja selesai mencium tangan Kakek bagus. Berada di dekat kakek bagus membuat alya merasakan lagi sebuah kasih sayang dari seorang kakek yang tak pernah ia rasakan lagi sejak 4 tahun yang lalu.

“Alhamdulillah baik. Nak alya bagaimana?” Kakek bagus balik bertanya, beliau membelai lembut rambut hitam dan halus yang dimiliki alya. Beliau sudah menganggap alya seperti cucunya sendiri, meskipun mereka baru bertemu bebera kali namun kedekatan mereka sudah seperti cucu dan kakeknya.

Berawal dari Kakek bagus yang mencari rumah di sekitar komplek rumah alya, dengan senang hati alya membantu Kakek bagus mencari rumah yang sesuai dengan selera Kakek bagus, kebetulan saat itu tetangga alya memutuskan untuk menjual rumahnya karena himpitan ekonomi, alya pun menunjukkan rumah yang ada di sebelahnya, tanpa pikir panjang Kakek bagus mengiyakan untuk membeli rumah tersebut.

“Aku baik dong Kek. Kakek jadi pindah?”   Tanya alya memastikan.

“Jadi dong, malahan barang-barang Kakek udah ada di dalam semua, dan nanti malam Kakek dan cucu Kakek udah bisa nempatin rumahnya. Tapi sekarang cucu Kakek masih di jalan, katanya baru selesai sama urusan OSIS maklum cucu Kakek itu Ketua OSIS jadi kalau musim MOS gini dia paling sibuk.” Jelas Kakek bagus dengan senyum kebanggaan yang di tunjukkannya. alya jadi penasaran, siapa sih cucu kakek bagus, sampai-sampai kakek bagus begitu membanggakannya. Apalagi kakek bagus bilang cucunya itu selalu mendapat juara di kelas, dan sekarang beliau bilang cucunya merupakan seorang ketua OSIS. Hebat sekali!

“Waaah. Pasti dia orang penting deh di sekolahnya Kek,” alya sedikit memuji.

“Sepertinya begitu.” Ucap Kakek bagus tersenyum. “Kita masuk yuk alya, Kakek mau nunjukin foto-foto cucu kakek waktu kecil.” Ajak Kakek bagus, alya mengangguk kecil. Keduanya pun berjalan menuju pintu rumah bergaya minimalis yang berada di samping rumah alya.

***

iqbaal menghentikan motornya di depan sebuah rumah yang alamatnya diberitahukan oleh kakeknya malam kemarin. Sepertinya iqbaal mengenal area komplek ini, dan rumah yang bernomor 17 di samping rumah yang bernomor 18.  Keningnya berkerut dan memandang rumah bernomor 23 di sebrang rumah bernomor 17.

Jodoh takkan kemanaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang