2. Little Danny Don't You Cry

391 21 3
                                    

Matahari mulai tenggelam, Adik kecil Danny - Helena, dan Ayahnya akan pulang sebentar lagi ke rumah.

Ibu mulai mendekati pintu kamar mandi untuk mengeluarkan Danny yang berada di dalamnya.

"Danny ...," ia memanggil Danny dari luar pintu dengan pelan.

"Danny, jawab Ibu ...."

Danny mengatupkan bibirnya, ia tak ingin menjawab, mulutnya ia kunci rapat sehingga ia tahan seluruh suara yang ingin ia keluarkan untuk Ibu.

Ia dapat merasakan rasa benci itu mengalir deras di dalam nadi dan setiap tarikan nafasnya.

Danny bertanya dalam hati, kenapa Ibu melakukan ini padanya? Ia dimaki, disakiti dan masih banyak lagi, ia tak mau menjawab Ibunya, karena Danny sudah cukup muak akan semua hal yang menimpa dirinya, Danny marah pada Ibunya karena melakukan hal menjijikan ini padanya.

"Ibu akan masuk ke dalam sana, apakah kau tertidur, Danny?" Ibunya bertanya, dan mengira Danny sedang tertidur dalam kamar mandi.

Pintunya masih dikunci dari luar, sementara Ibu menunggu jawaban dari Danny.

"Baiklah, Ibu akan masuk ... Ibu akan mengambil kunci pintu sebentar. Tunggu sebentar, ya, Danny. " Ibunya melangkah menjauh dari pintu kamar mandi, mencoba mengambil kunci kamar mandi.

Danny bersembunyi di balik pintu kamar mandi, ia ketakutan. Ia tak ingin disentuh Ibunya lagi, ia bahkan tak ingin melihat wajah Ibunya sedikitpun, hanya dendam yang memenuhi pikiran Danny, dendam yang membara dan tak terkira rasanya.

Ibunya sangat jahat kepada Danny, ia berulang kali memutar kalimat 'Ibu jahat' di dalam pikiran polosnya. Ia tak dapat berhenti. Ia juga tak ingin berhenti mengatakan itu.

'Krek ....'

Bunyi suara kunci terbuka, Ibunya melangkah perlahan untuk masuk.

"Danny ...." ia memanggil Danny pelan, ia memasuki kamar mandi yang gelap itu, dan ia tak menemukan Danny.

Danny kecil memegang besi penahan pintu yang ada di belakang pintu.

Dia melemparkan besi itu ke arah kepala Ibunya, "Aku benci Ibu!"

----------------

Senin, Januari 09, 1996.

Ia duduk di ruangan serba putih, ruangan itu kosong dan hanya ada kaca cermin di depannya.

Tiba-tiba terdengar suara pintu besi di sebelahnya terbuka perlahan, seseorang membuka pintu itu, seorang wanita berambut pirang terang, ia memakai baju putih, tertulis di papan namanya Drs. Kindra.

Anak kecil itu ketakutan, namun wanita itu menyambutnya dengan senyuman, agar memberi kesan yang baik pada Danny. Lalu ia duduk di depannya dengan lembut dan halus.

"Danny Karl?" tanya wanita dokter itu, Danny mengangguk. Ia menundukkan kepalanya, ia tak berani melihat apapun karena rasa rakutnya bercampur dengan rasa menyesal.

"Kamu tahu, kenapa kamu disini, Danny?" tanya wanita itu lagi.

Danny mengangguk pelan dan perlahan. "A-aku, aku telah membunuh ...." - air matanya mengalir perlahan - "A - aku membunuh Ibu ...."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

ChildhoodTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang