Hari ini langit nampak begitu gelap, tak bersahabat, tak ada cahaya yang menyilaukan, hanya ada suara angin yang menderu. Alicea si gadis berambut pirang itu hanya duduk memandang langit dengan warna abu-abu melalui jendela kamarnya dan pada saat yang sama kebiasaannya mulai muncul. Ya kebiasaan berimajinasinya, yang selalu ia gunakan untuk terus melatih daya ingat memori otaknya (menurut alicea) imajinasinya mulai bekerja tanpa ada seorang pun yang tau, hanya dirinya dan cuaca yang saat itu tau apa yang di hayalkan gadis berdarah prancis itu.
***
Langkah kakinya berhenti tepat di sebuah lapang dimana hanya Alicea yang ada, angin pun terus menderu, meniup rambut pirang panjangnya, langit masih dengan gelapnya. Gadis mungil dengan pakaian putih berenda emas itu kini mulai membuka mulutnya untuk mengatakan sesuatu."Fabious weather lousius resius, wishious resis of weather chius" kalimat asing itu pun terucap dari mulut kecilnya.
Seketika angin seakan beradu dengan gelapnya langit, tangannya dengan lihainya berayun mengikuti arah angin berhembus. Angin bertiup semakin kencangnya, dan tangannya kini perlahan mulai berhenti bersyair, langitpun mulai terlihat terang, angin mulai berhembus dengan tenang, kini warna biru telah berhias di langit dimana gadis kecil itu tepat berdiri di bawahnya.
Senyuman keberhasilan tampak terukir di bibirnya, wajah sumringah telah tergambar di raut wajah polosnya. Alicea masih saja berdiri tegap dengan terus mendongakkan kepalanya keatas, membiarkan mata bulatnya menatap langit yang kini sangat cerah.
***
"Alicea pettern rebecca wilson! Apakah kau ada di dalam?"
Tiba-tiba sebuah suara bergema terdengar memanggil namanya, dan sesekali diiringi dengan suara ketukan pintu yang sontak membuat Alicea kaget dan membuyarkan lamunannya.Kaki kecil Alicea mulai menderap menelusuri lantai kayu menuju pintu kamarnya, dengan sedikit melambatkan langkahnya, akhirnya gagang pintu mampu di raihnya.
***
Terlihat pria tampan dengan rambut ikal coklatnya dan tubuh agak jangkung berdiri tepat di depan pintu kamar alicea, Ya dialah kakak alicea. Dengan gayanya yang santai, kaki panjangnya mulai melangkah masuk ke dalam kamar alicea tanpa menghiraukan ekspresi kesal adiknya saat itu."Hei! Suara melengkingmu itu cukup mengejutkanku sobat! Tau kah kau hal itu?!" kata alicea dengan nada suara yang sedikit kesal
"Oh, maaf. Aku tak bermaksud membuatmu terkejut anak manis!" dengan gayanya yang menyebalkan jack berkata
"Ya, kau slalu berkata jujur soal diriku yang begitu manis" tambah alicea dengan sinis
"Haha! Begitu bangganya dirimu! Sudahlah..." kata jack sedikit menyangkal soal adiknya yang memang sedikit manis itu.
"Hm, begitulah.. Dan apa yang akan kau lakukan?" tanya gadis kecil yang duduk tepat di depan jendela
"Tak ada" jawab pria tampan itu singkat
"Lalu?" tanya alicea bingung
"Well, aku hanya ingin bertanya padamu, apa yang akan kau lakukan dengan cuaca yang seperti itu?" tanya jack sambil mengarahkan mata bulatnya ke arah jendela yang berada di sebelah alicea
"Oh, ternyata itu hanya khayalanku saja. Cuaca di luar sana masih sama" kata alicea dalam hatinya.
"Kenapa kau diam?!" tanya jack sekali lagi
"Kau sungguh ingin tau jack?" tanya alicea
"Ya!" jawab jack singkat sambil menaikkan alis kirinya, yang bak ulat berbulu tebal sedang hinggap di atas kelopak matanya.
"Entahlah, mengapa cuaca hari ini begitu menyeramkan,bewarna abu-abu dan begitu gelap. Uhh, sungguh hal ini membuatku merasa malas" jelas alicea dengan matanya sedikit menyipit dan menatap tajam jendela yang menggambarkan langit saat itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Weather
RandomOf Imajinasi "Fabious weather lousius resius, Wishious resis of weather chius" ~Alicea P.R