Bagian 2

22 2 1
                                    

Kini meja telah terhias dengan rapi, piring-piring telah tertata di atas meja, santapan makan siang telah Siap untuk di sajikan kepada keluarga Wilson. Dan tibalah saatnya seluruh anggota keluarga Alicea berkumpul untuk makan siang, bersama dengan langit yang nampak seperti menjelang senja.

"Dimana jack?" tanya seorang pria dengan jas berwarna hitam pekat yang tampak sangat berwibawa itu.

"Mungkin ia masih berada di kamarnya, ayah. Biar aku yang memanggilnya untuk segera menuju meja makan" kata Alicea seraya mulai melangkahkan kakinya menjauh dari meja makan

"Baiklah sayang" kata Tuan carlosh dengan sedikit mengukir senyum lebar di sudut bibirnya.

Dengan gontai, alicea menaiki anak tangga. Sebenarnya ia merasa sangat malas untuk bertemu dengan jack yang menurutnya sangat menyebalkan. Namun, ia tau ayahnya takkan suka bila ada salah satu dari kedua anaknya yang tak ikut berkumpul bila ada jamuan makan bersama dengan keluarga wilson.
***
Tangan kecilnya mulai mengetuk pintu kamar jack wilson dan membuka pintu dengan sedikit mendorongnya. Tak berselang lama, tampak seorang pria dengan rambut ikal kecoklatan yang tengah asik duduk di sebuah kursi dengan buku tebal berada di pangkuannya.

"Apakah ayah mencariku?" tanya jack tanpa memperhatikan adiknya itu

"Menurutmu untuk apa aku datang ke kamarmu ini?" alicea melontarkan pertanyaan dengan nada suara yang kesal

"Hm, aku akan segera ke meja makan 5 menit lagi"

"Apa?! 5 menit lagi? Kau masih bisa mengundur waktu, sementara seluruh keluarga telah berkumpul dan saat ini sedang menunggumu. Kau pikir kau adalah seorang yang penting dan bisa seenaknya? Cepatlah! Atau kau akan mendengarkan ayah menceramahimu" oceh alicea dengan nada sangat kesal dan meninggikan suaranya

"Baiklah, tunggu sebentar" kata jack santai sambil melangkah menuju sebuah rak bukunya

Mata alicea yang begitu terlihat memanas, langsung merenggang ketika sudut matanya tertuju pada sebuah buku tua dengan sampul coklat yang terletak di atas ranjang tempat tidur jack. Dan kakinya mulai perlahan melangkah menuju buku itu, dan beberapa pertanyaan seakan mengisi pikirannya.

"Buku apa itu? Apakah itu sebuah buku yang menyimpan banyak rahasia? Mengapa buku itu terlihat sangat aneh? Dari mana jack mendapatkannya?" kata alicea dalam hatinya

Niatnya untuk melihat buku itu dengan dekat urung, karena Jack tiba-tiba memanggilnya.

"Alicea, aku sudah siap. Bisakah kita menuju meja makan sekarang?"

"Oh, baiklah." jawab alicea dengan mata yang masih tertuju pada buku tersebut

Selama keluar dari kamar jack hingga ia duduk di meja makan bersama keluarga wilson, pikirannya masih saja terfokuskan pada buku tua yang berada di kamar kakaknya tadi. Ia terus melontarkan pertanyaan dalam hatinya, rasa penasaran menyelimutinya, sesekali ia juga memandangi kakaknya yang duduk tepat di sampingnya. Sehingga membuat jack merasa risih melihat tingkah aneh adiknya itu.

"Dari mana jack mendapatkan buku seperti itu? Sejak kapan jack menjadi peminat sebuah buku tua? Apakah ia membelinya di toko barang antik?" kata alicea terus membatin sambil memperhatikan kakaknya jack.

Lamunannya buyar, saat jack mulai menegurnya dengan pelan karena melihat tingkah aneh adiknya.

"Alicea, ada apa? Apakah ada yang aneh dari diriku?" tanya jack sambil melambaikan pelan tangannya tepat di depan wajah alicea

"Oh,iya. Tidak ada. Ada apa?" tanya alicea dengan wajah yang konyol

"Ada apa jack, alicea?" tanya Ny.meyer wilson tiba-tiba menyela.

"Oh, nothing mom. Alicea hanya terlihat aneh saat ini" kata jack dengan nada yang sedikit mengejek

Alicea hanya diam saja sambil memandang ke arah kakaknya dengan sinis, kemudian menundukkan kepalanya karena malu.
***
Makan siang telah usai, seluruh keluarga wilson kembali dengan aktifitasnya masing-masing. Kini alicea berada di kamarnya dengan perasaan yang penuh pertanyaan, yang membuatnya seakan terdorong untuk menemui jack di kamarnya.

"Apakah aku perlu ke kamar jack dan bertanya padanya mengenai buku itu?" tanya alicea pada dirinya sendiri

Bersambung....

Makasih ya yang udah baca ceritaku, jangan lupa vote dan comment. Jangan ngilang gitu aja;););)

The WeatherTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang