Propose

1.6K 127 44
                                    

dedicated to satoories

------

"TAEHYUNG!!"

Taehyung yang mendengar teriakan kekasihnya tersebut di dalam lemari pakaian. Dia berharap semoga kekasihnya tidak menemukannya, kalau tidak habislah sudah. Mungkin sebentar lagi merupakan detik-detik akhir kehidupannya. Oke, kau berlebihan Taehyung.

Suara langkah kaki mulai terdengar, Taehyung mulai menggigiti kukunya. Bahkan dia tidak sadar jika dia belum membasuh tangannya yang telah memegang kaus kakinya yang bau itu. Ew..

"Taehyung?! Dimana kau?" Suara Kim Heera mulai terdengar jelas dan derap langkahnya mulai mendekati lemari pakaian. Jantung Taehyung berdegup kencang, ia merasa saat ini merupakan saat yang paling menyeramkan yang pernah dia alami.

Sejenak kemudian suasana menjadi sepi. Dahinya berkerut, dia bingung mengapa tidak ada suara kekasihnya itu. Dengan pelan dia menempelkan sebelah telinganya ke pintu lemari, memastikan jika kekasihnya sudah tidak berada disitu. Sebelum telinganya menempel, pintu lemari tersebut terbuka lebar.

Bruk..

"Di sini kau rupanya." Heera tersenyum manis ke arahnya. Mungkin bagi orang lain senyum tersebut bisa meluluhkan hati para pria, tetapi bagi Taehyung senyum itu terasa seperti bencana baginya.

"Hehe.. hai sayang." Taehyung menampilkan senyum idiotnya.

"Tae, kau tahu apa salahmu?" Heera bertanya kepadanya, masih dengan senyumnya.

"Eung.. i-itu."

"Hmm?"

"Aku bisa jelaskan sayang. Mesin cuci itu rusak dengan sendirinya, bukan salahku. Salahkan mesin cucinya yang tak mau berhenti saat aku mematikannya." Ucap Taehyung cepat dan tanpa jeda. Heera yang mendengarnya pun tak mengerti dan tidak mendengar jelas perkataan kekasihnya itu.

"Tae, bicara yang jelas! Kau berbicara terlalu cepat!" Omel Heera.

"Aku akan mengulangnya, tetapi berjanjilah padaku untuk tidak memarahiku." Taehyung mengulurkan jari kelingkingnya. Heera mengaitkan jari kelingkingnya dengan jari Taehyung, kemudian mengangguk setuju.

"Jadi, aku sedang mencari sesuatu. Dan saat mencari, aku ingat jika aku menaruhnya di saku celanaku yang sedang kau cuci. Kemudian aku mencoba mematikan mesin cuci itu, tetapi tetap tidak berhenti. Aku kesal dengan mesin cuci itu, hingga tanpa sadar aku menendang keras mesin cuci itu dan terdengar suara aneh. Kemudian tak berapa lama mesin cuci itu mati. Selesai."

Kekasihnya menatapnya dengan diam, tanpa ekspresi. Kemudian dia menghembuskan nafas panjang, lalu berbalik meninggalkannya. Aku menatapnya bingung. Ada apa dengannya?

"Sayang?"

"Sayang, ada apa deng-"

"Diam disitu Tae." Ucap Heera tanpa berbalik kepadanya. Taehyung tidak mengindahkan perkataan kekasihnya itu. Dia berjalan menghampiri kekasihnya.

"Diam disitu atau aku akan marah padamu." Setelah mengucapkan kalimat itu, Heera menuju ke arah dapur. Kemudian dia mengambil gelas yang berisi air tersebut dan meminumnya sampai habis. Taehyung yang melihatnya hanya bisa bergidik ngeri.

Dia menyeramkan sekali jika seperti itu. Bahkan Soonshim saja saat tak kuberi makan saja tidak pernah berekspresi seperti itu. Oke Taehyung, sekarang kau menyamakan kekasihmu dengan anjing kesayanganmu.

Heera kembali berjalan menuju Taehyung setelah dia merasa tenang. Matanya menatap Taehyung lekat.

"Aku ingin bertanya padamu." Aku menganggukkan kepalaku. Kemudian mengisyaratkan agar ia melanjutkannya.

"Apa yang kau cari hingga kau sampai merusak mesin cuci itu?"

"Aku bukan merusaknya, tetapi mesin cuci itu rusak dengan sendirinya." Belaku. Memang kenyataannya aku tak merusak mesin cuci itu.

"Oke, terserah. Jadi apa yang kau cari?" tanyanya cepat

"Aku tak bisa mengatakannya padamu."

"Memangnya apa sih yang kau cari? Aku akan membantumu mencarinya." Tanya Heera penasaran.

"Sebuah benda." Jawabku

"Aku tahu itu benda, Taehyung. Bisakah lebih spesifik lagi?" ujarnya cepat

"Bentuknya bulat kecil."

"Maksudmu koin?"

"Bukan. Dia berlubang."

"Apa kau tak bisa mengatakannya? Akan lebih mudah mencarinya, jika aku mengetahui benda itu."

"Jangan!"

"Jangan?" Tanyanya heran.

"Maksudku aku sudah menemukannya." Ujarku cepat.

"Bernahkah?"

"Ya. Pejamkan matamu."

"Untuk ap-"

"Cepat pejamkan matamu!" potongku. Dia mengangguk dan menutup matanya. Aku berjalan mengambil dompet kecil berisi koin miliknya, lalu memasukkan 'barang' yang tersebut. Ku raih telapak tangannya dan menaruh dompet tersebut diatasnya. Heera membuka matanya, dan sedikit terkejut melihat dompetnya.

"Untuk apa kau memberikan ini kepadaku?" dia bertanya dengan nada kesal.

"Buka saja."

"Aku sudah tau apa isinya Tae, jadi untuk apa membukanya?"

"Buka saja."

Tangannya membuka dompet itu dan matanya membulat. Wajahnya terlihat terkejut, dan entah kenapa aku senang melihat ekspresi itu.

"Tae, ini.."

"Will you marry me, princess?" Aku meraih tangannya, kemudian menatapnya lekat. Mencoba memberitahunya bahwa aku benar-benar serius dengannya.

"I will." Ucapnya sambil menganggukkan kepalanya. Kemudian aku mengambil cincin yang ada di dalam dompet itu dan memasangkannya ke jari lentik kekasihku ini. Ah, ralat. Calon istriku.

"Terima kasih Tae."

"Aku yang seharusnya berterima kasih padamu sayang." Kupeluk tubuh mungilnya itu. Memeluknya erat seperti tidak ada hari esok. Tak lama ia melepaskan pelukan kami dan menatapku datar. Aku memiringkan kepalaku, bingung akan sikapnya.

"Tae, kuharap kau tidak lupa dengan masalah mesin cuci itu."

Gulp..

Oke, sepertinya hari ini akan menjadi hari yang berkesan dan juga mengerikan bagiku.





END

###



hai~

hari ini double update wqwq. maklum lagi ada ide, jadi ngebut bikinnya. daaaaann gue lagi galau sama Bangtan gegara konser hyyh epilogue itu ;___;

gila aja si bantet pake pamer abs segala. aku mah apa, cuma bisa liat lewat sosmed ;----;

vomment, plis. atau vote aja cukup :)

Mampir ke bangtansqd yaaa. Disitu ada lanjutan Heera-Taehyung yg judulnya Kim Taehyung's Little Family.

Thankseu~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Different ProposalTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang