Ini cerita tentang anak SMA dan tentang ciuman. Bicara ciuman terdengar sangat familiar dan umum buat remaja jaman sekarang tanpa tau malu dan tanpa memikirkan efek sampingnya.
Kadang mereka hanya memikirkan kebahagiaan yang semata. Atau kebahagiaan yang hanya lewat begitu saja. Kata mereka orang yang belum pernah ciuman itu kuno, orang yang belum ciuman itu ketinggalan jaman. Bukan ketinggalan jaman tapi mereka termakan oleh jaman. Ada saatnya kalian tidak harus tahu mana yang baik dan tidak baik tapi kalian harus melakukan apa yang baik dan tidak melakukan yang tidak baik. Perkembangan jaman membuat seseorang mengikutinya. Up to date masalah luar. Terutama dunia barat yang mengenalkan segala macam.
"Aku pernah melakukannya sekali dengan Ade," ucap Ika."Tidak akan mungkin sekali, jika kita sudah melakukannya sekali saja pasti kita akan melakukannya untuk kedua atau ketiga kalinya," sahut Shinta.
"Tapi aku kan sudah putus dengan Ade."
"Ahh kalian sudah pernah berciuman?" Pekik Diah kaget, mendengar sahabatnya sudah melakukan ciuman.
Ika senyum masam kemudian mengangguk, "Bukan hal yang tabu lagi. Kau belum merasakannya karena tidak memiliki kekasih. Jika saja kau memiliki kekasih pasti dia meminta haknya.""Apa selalu begitu?"
Ika langsung menoleh ke kedua sahabatnya yang memiliki kekasih, "Tanyakan saja sama Chintya dan Annis, mereka punya kekasih dan pasti pernah berciuman."
"Aahh tidak! Aku tidak melakukan itu, jika aku melakukan itu aku pasti dibotakin mamahku. Lagian Edo tidak menuntut itu dariku," sahut Annis."Serius?" Tanya Shinta sarkastik.
Ika langsung menyahut, "Tapi kalau kalian sedang berduaan pasti hasrat itu ada, pasti ada keinginan buat begituan. Disaat ada kesempatan kalian pasti melakukannya."
"Tidak!" Jawab Annis cepat, "aku lebih memilih tempat yang ramai untuk pacaran. Kita tidak pernah berduaan ditempat sepi."
"Ehmm kalau aku, ehm sebenernya begini. Riko menuntutku untuk melakukan itu tapi aku tidak berani. Riko bilang jika dia doang yang belum melakukan itu, teman-temannya sudah melakukan itu semua. Maka dari itu dia menuntutku. Aku takut." Semuanya menatap Chintya bingung.
"Tapi aku berharap kamu tidak menurutinya, bagaimana setelah kalian melakukan itu kemudian kalian putus? Seperti aku dan Ade. Dan aku menyesal melakukan itu dengan dia," ucap Ika.
"Tapi hubungan aku dan Andy baik-baik saja. Bahkan dia tambah sayang jika aku dan dia ciuman," ucap Shinta yakin.
"Aku jadi takut pacaran." Semuanya langsung melirik ke Diah yang sekarang cengengesan."Aku berdoa semoga Edo tidak berpikiran seperti Riko."
"Aku bingung, bahkan sekarang dia marah sama aku. Dia tidak mau membalas sms dariku dan tidak mau mengangkat telfonku. Aku harus apa?" Chintya memegang hp-nya erat yang belum ada sama sekali balasan chat dari Riko, kekasihnya.
"Ya sudah kau beri saja, kau mencintainya bukan? Dan dia juga mencintaimu. Terus apa lagi yang kau pikirkan?" Shinta selalu santai dengan pembahasan seputar ciuman.
Annis langsung menoleh ke Shinta protes, "Menurutku jangan deh, mencintai bukan berarti menuruti apa kemauan dia. Apa lagi itu kemauan yang begitu? Mencintai bisa memberi perhatian penuh tidak berarti harus ciuman."
"Kau belum merasakannya sih? Coba saja kau merasakannya kau pasti mendukung pendapatku."
"Aduh, aku jadi bingung. Begini saja, itu kan hidup Chintya. Apapun pilihannya terserah dia."
"Shinta, kau menyesatkan dia," dengus Ika.Shinta langsung menatap Ika, "Aku tidak menyesatkan, ciuman itu sudah umum."
"Terserah kau saja, lebih baik kita diam. Bu caroline baru saja datang," bisik Ika kepada seluruh teman-temennya dan dalam sekejap mereka langsung duduk menghadap kedepan dan menghentikan pembicaraan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Short Story
Short StorySetiap cerita punya warna. Kumpulan cerita pendek. Ada beberapa cerita yang sudah saya post di sosial media yang lain. Cuma sedikit beda dengan penulisan dan nama peran. Bukan penulis pandai, masih belajar. Enjoy my story