JAR

632 23 0
                                    

Ini cerpen gaje 😂 dan aneh. Jangan heran yaak.

***

Hari itu hari dimana untuk pertama kalinya aku sekolah di SMA 5 Bandung. Papah yang suka pindah dinas membuatku mau tidak mau harus mengikutinya juga. Dan untuk pertama kalinya aku merasakan aneh pada kehidupanku. Saat aku menginjak gerbang sekolah aku ditabrak seorang pria dari belakang. Sontak aku kaget dan langsung menoleh kebelakang. Kulihat pria dengan muka pucat pasih dengan jaket yang ia kenakan sampai menutupi wajahnya. Tanpa meminta maaf dia berlalu begitu saja. Aku yang penasaran mengikuti pria itu sampai pada lorong sekolah yang sepi, karena hari masih pagi.

Begitu semangatnya aku masuk ke sekolah baru. Disaat aku tengah mengikuti pria tersebut, tiba-tiba sebuah tepukan dari belakang mengagetkanku.
"Aul, mau kemana?"

Dia Reni, teman sebangkuku. Baru dua minggu aku mengenalnya tapi aku percaya dan yakin jika dia orangnya baik. Welcome dan apa adanya. Kadang dia suka gila jika menceritakan hal yang berbau k-pop. Entah itu dari drama korea-nya atau boyband dengan celana ketat.

"Tadi aku ditabrak sama cowok pake jaket, bukannya minta maaf tapi dia langsung pergi gitu aja." Reni terkekeh mendengar dengusanku. "Ini aku mau ngikutin dia, eh malah kamu ngagetin aku."

"Sudahlah, namanya juga cowok. Suka kayak gitu, mending masuk kelas. Tugas matematikaku belum selesai semua nih, hehe." Aku dirangkul dan diajak dia pergi ke kelas.

Masuk kelas XI Mia 4 merupakan kebanggan sendiri. Disini orang-orangnya tidak freak dan macam-macam. Bahkan mereka menyambutku dengan baik dan ramah. Walaupun untuk pertama kalinya aku masuk sekolah dan sudah masuk ruang BK tapi aku tidak menyesal. Justru aku senang. Untuk pertama kalinya aku berurusan dengan guru BK. Satu kelas dihukum, gara-gara berisik dan menggangu kelas sebelah.
Saat aku masuk kelas, suasana pertama yang pasti aku lihat adalah dimana doni ketua kelas pasti sedang mengomel karena tidak ada yang piket kelas. Doni orangnya lebih tegas untuk mematuhi peraturan sekolah maupun kelas. Aku sendiri kadang suka kasihan melihat Doni tapi teman-teman juga sebenarnya tidak salah. Mereka selalu bilang, "sabar kali Don, baru juga nyampe kamu udah nyuruh-nyuruh."

"Jangan marah-marah pak, nanti cepet tua."

"Lagian kamu berangkat sekolah terlalu siang! Kalo tahu tugasnya piket sekarang dateng lebih pagi dong."

Selalu begitu. Mereka juga muak dengan sikap Doni yang seolah bossy kelas. Hampir semua penghuni kelas tidak menyukai Doni.

****

Waktu istirahat aku melihat pria itu lagi, sedang berdiri ditembok samping toilet yang berada dilantai bawah. Untuk apa dia disitu? Aku hendak menghampirinya namun ternyata dia justru pergi. Dan Reni langsung menarik ku ke kantin.

Setiap pulang sekolah, aku dan beberapa teman lainnya pasti main dulu disekolah. Entah itu nongkrong dikantin atau main alat musik. Sampai sore kita baru pulang. Dan setiap menjelang maghrib, sekolahku sangat sepi dan seram. Aku kadang merinding, karena kemarin aku sempat mendengar ruang musik berbunyi, hati selalu mengatakan mungkin ada yang tengah bermain. Tak hanya itu, setiap aku melewati tangga bawah aku merasa menginjak seseorang. Tapi ketika kulihat ke bawah ternyata tidak ada apa-apa. Atau tidak saat aku melewati toilet yang ada disamping kantin aku suka mendengar air keran yang mengalir tiada henti. Toiletku dekat danau buatan disekolah, jadi banyak dari mereka yang suka nongkrong disana. Danaunya tidak terlalu bagus tapi banyak pohon besar buat tempat teduh mereka.

Jam 5:30, sebentar lagi maghrib. Aku harus pulang. Aku dan teman-teman berjalan ke parkir sekolah. Aku suka bonceng sama Reni. Karena dia melewati perumahan aku. Disaat mereka tengah sibuk dengan motor mereka aku memilih duduk dibangku panjang menghadap sekolah. Disana terlihat gedung sekolah yang sepi tanpa insan. Lampu belum dinyalakan, mungkin mang ujo penjaga sekolah lagi keluar. Terlihat menyeramkan. Di saat aku tengah memperhatikan gedung sekolah tiba-tiba aku memekik kaget melihat seorang gadis dengan seragam putih abu-abu melompat dari atas. Sontak aku langsung teriak dan menutup muka.
"Aul, kamu enggak apa-apa?" Aku langsung menurunkan kedua tanganku dari muka dan menatap teman-temanku. "Kamu kenapa teriak begitu?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 25, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Short Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang