Part 1

18 3 1
                                    

"Kau sudah menemukan pasangan untuk datang ke acara resepsi kakamu?" Katanya daddy ara

Ara pun memutar kedua matanya "huh, memangnya harus dengan pasangan ya? Sendiri tidak boleh?"

Daddy ara tersenyum "tidak apa-apa"

"Terus kenapa dad menanyakannya terus?" Kata ara kesal

"Hanya untuk memastikan saja" sambil senyum devil

"Hm.. sepertinya ada sesuatu yang dad rahasian yah? Ngakuuu!" Kata ara dengan penasaran

"Bagaimana yahh?"kata dad ara sambil mengusap-usap dagu

"Daddyyyyy!" Kata ara merajuk

"Iya iyah, dad berencana menjodohkan mu dengan sahabat lama dad" kata dad

"WHAT?! dad plis itu namanya bukan rencana tapi BENCANA! cukup ka anna saja yang dad jodohka jangan aku" kata ara berkaca-kaca

"Hei sweetheart dont cry, itu baru rencana tapi sebenarnya" dad menggantung kata-katanya

"Sebenarnya apa?" Kata ara penasaran

"Hm sebenarnya itu wasiat dari kakek mu dan kakek sahabat dad. Jadi mau tidak mau kau harus mau ara" kata dad dengan nada agak sedikit menyesal

"Kenapa dad baru bicarakan sekarang?" Kata ara sambil menangis

"Karena menurut daddy ini waktu yang pas untuk kita bicarakan berdua sayang. Maaf kan daddy, kalo daddy bisa membatalkan maka akan daddy lakukan. Tapi ini sebuah wasiat, daddy tidak bisa apa-apa" kata daddy sambil memelukku

"Lalu aku harus bagaimana sekarang? Menerimanya sama dengan ka anna? Bagaimana kalo nasibku tidak sebagus ka anna yang cocok dengan pasangannya? Bagaimana dad?" Kata ara

"Daddy yakin, apa yang dilakukan kakekmu ini adalah keputusan yang baik. Kau adalah cucu kesayangannya, pastinya dia ingin melihatmu bahagia sayang" kata dad meyakinkan

Ara pun hanya bisa tersenyum getir "aku harap nasibku sama dengan ka ana. Mendapat pasangan yang bisa saling mencitai"

-----------------------

Ara pov

"Annabeth" kataku

Ana tersenyum, karena jarang sekali aku memanggil namnya tanpa embel-embel kaka "Ada apa adikku tercinta?"

"Bagaimana perasaanmu saat kau tau harus dijodohkan?" Kataku bertanya padanya

"Tumben sekali kau menanyakan ini, ada masalah?" Kata dia menebak

"Cepat jawab saja" kataku merajuk

"Hm perasaanku ketika aku tau akan dijodohkan adalah hancur, tapi dibalik rasa hancur itu ada rasa haru karena kedua orang tua kita melakukan ini untuk melihat anaknya hidup bahagia" kata ka ana menjelaskan

Akupun kembali bertanya "Tapi bagaimana jika pilihan kedua orang tua kita itu membawa ketidak bahagiaan untuk kita?"

Ka ana hanya tersenyum "semua orang tua ingin anaknya bahagia ara. Pada dasarnya bagaimana kita menyikapi ini semua, menjalaninya dengan tulus dan ikhlas"

"Tapi bagaimana dengan hubungan yang dijodohkan tapi akhirnya gagal di tengah jalan? Dan mereka harus bercerai?" Tanyaku lagi

"Itu kembali ke kita masing-masing ara. Orang tua hanya ingin yang terbaik untuk anak-anaknya dan setelah itu baru bagaimana cara kita menjalaninya. Jika memang sulit untuk tetap dipertahannya, mungkin itu sudah jalan takdir kita yang seperti itu. Kita tidak bisa menyalahkannya" ka ana menjelaskan

Dan aku pun hanya diam mendengar penjelasan tersebut

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 12, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I'm SorryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang