Kali ini harga diri Maurin dipertaruhkan demi orang yang dia sayang bahkan yang dia cinta. Sekuntum mawar merah dan coklat kini sudah ada ditangan Maurin. Tak hanya keringat di dahi, kini bahkan tubuh ikut bergetar hebat.
Semua siswa-siswi sudah berkumpul di aula sekolah SMA HANGTUAH. Terdengar kini mereka memperbincangkan seorang Maurina Arendelle yang kini cukup berani akan menyatakan cinta kepada cowo terfamous disekolah yaitu Afatra Gartadi.
"Sekarang, mau lo apa ?!" Fatra dengan sikap cueknya menatap Maurin dengan intens.
Maurin menggigit bibir bawahnya, "Ekheemm, i-tu..g-gue--"
"Ngomong yang jelas ! Gausah basa basi !" Perintah Fatra membuat Maurin semakin grogi dan tertunduk takut.
"G-gue... gue suka sama lo Afatra Gartadi. Lo mau jadi pacar gue ?" Ucap Maurin begitu cepat dan seperti kilatan cahaya.
Semua hening, kini Fatra juga masih bungkam. "Kalo lo terima, please... ambil bunga dan coklat ini !" Cicit Maurin lalu menyodorkan sekuntum mawar merah dan coklat yang sedari tadi sudah ada digenggamannya.
Senyum smirk kini tercetak diwajah Fatra, dan siswa yang lain pun menunggu respon Fatra sang cowo terfamous. Perlahan-lahan Fatra mengambil bunga beserta coklat yang di genggam Maurin. Semua siswa kaget dan tak menyangka Fatra menerima Maurin sebagai kekasihnya.
Maurin bahkan kaget bukan main, Fatra menerimanya... Fatra menerimanya...
"Mak--"
"Bhuahahahahahaa...." kalimat Maurin terpotong karena saat ini Fatra malah tertawa keras.
"Lo ? Nembak gue ?..." tanya Fatra kemudian Maurin mengangguk
"Dengan beginian ?! Hah ?!" Ucap Fatra dengan penuh penekanan dan menghempaskan bunga dan coklat Maurin dengan keras.
Maurin menganga tak percaya, "Fat..A-apa yang lo lak--"
"Gue ngebuang pemberian lo, ngerti ! Lo ga lihat ?!.. Heh, lo ngaca dong sebelum nembak gue, liat postur tubuh lo yang cebol dan dekil kayak gitu berani banget jadi cewe gue. Lo tuh ga pantes buat di jadiin pacar !! Mending lo kerumah minum susu Hilo yang banyak biar cepet tinggi." Gelaan tawa kini mulai terdengar keras di aula, kini tatapan di arahkan kepada Maurin dengan penuh ejekan dan kasihan.
Setetes airmata pun jatuh mengalir di pipi Maurin. Ia tak menyangka apabila Fatra dengan teganya menghina Maurin di depan semua siswi. Maurin tau bahwa ia sangat pendek dan mempunyai paras tak begitu rupawan. Tetapi, Fatra bisa kan menolaknya secara halus.
"Ngapain lo masih disitu, cebol ?" Kini Verga teman Fatra mulai angkat bicara.
Maurin menghapus airmatanya dengan kasar dan berlari membelah kerumunan siswa yang menyaksikan penembakan Maurin serta penghinaan bagi Maurin. Koridor yang sangat sepi membuat Maurin semakin berlari cepat.
Hingga di perempatan koridor...
Bughh...
Maurin jatuh terduduk saat ia berlari dan menabrak seseorang. Namun, Maurin bangkit dan berlari lagi.
"Ehh.. Tunggu...!!" Ucap siswa yang ditabrak Maurin
Namun, Maurin tidak menggubrisnya malah berlari lagi dan masuk kedalam toilet cewe. Ia menutup pintu toilet dengan keras, lalu terduduk bersandar di tepi dinding. Maurin menangis sejadi-jadinya.
Hatinya sudah sangat terluka, bahkan hancur berkeping-keping. Orang yang ia favoritkan, orang yang ia cintai, bahkan orang yang selalu ada di mimpinya, tega mengejek dia dengan kasar. Dan sialnya, airmata terus mengalir di pipinya membuat Maurin terus menerus menghapusnya dengan kasar.
"MAURIN !! LO BODOH..!!" teriak Maurin dengan histeris
Maurin berdiri lalu berjalan menuju wastafel dan menatap bayangan dirinya didepan cermin yang sangat berantakan.
"Hiks...Hahaha.. Liat Maurin ! Apa yang lo bisa banggain dari diri lo sendiri ?!" Maurin tertawa melihat pantulan dirinya.
"Apa !! Lo banggain kecebolan lo itu ?! Miris banget, Mau !! Hahaha.." Maurin tertawa dengan berteriak.
Prangg...
Maurin memukul kaca di depannya hingga pecah. Darah mulai bercucuran di jari-jari kecil Maurin. Sakit memang, namun lebih sakit hatinya saat ini. Maurin kembali terduduk dan menekuk lututnya dengan menenggelamkan wajahnya.
Tangisan Maurin kini kembali terdengar. Dan kini suara decitan pintu juga terdengar menampakkan seorang cewe dengan bendana yang ada di rambut coklatnya dan mata coklat tua melihat kondisi Maurin.
"Mau...." panggilnya
Namun, hanya ada sesenggukan tangis yang terdengar. "Maurin....." lirihnya
Maurin perlahan-lahan menegakkan kepalanya lalu memeluk orang yang ada didepannya saat ini. "Kia... hiks...gue bodoh ! Bodoh banget.." racau Maurin.
"Lo gak bodoh, Mau.. Dia yang bodoh. Tenangin diri lo." Ucap Kiara sambil mengelus punggung Maurin.
"Enggak.. gue bodoh, Ki. Gue seharusnya sadar diri aja. Gue awalnya cuman niat ngungkapin perasaan gue. Tapi apa yang gue terima, Kia ?" Tanya Maurin di sela-sela tangisnya.
Kiara kini mulai ikut terhanyut dalam kesedihan Maurin, "Lo cewe pemberani, Mau. Dia yang cowo pengecut yang tega nyakitin hati cewe setulus lo.."
"Gue nyerah Ki...gue nyerah...gue sakit.." ucap Maurin kini melepas pelukan Kiara dan menatapnya dengan penuh kesedihan.
"Iya.. Lo nyerah. Dia gapantes di perjuangin..Sekarang lo lupain dia dan cari kebahagiaan lo tanpa dia" tutur Kiara
Maurin mengangguk dan menghapus sisa-sisa airmatanya, "Eh..tangan lo berdarah, Mau.. Jangan bilang lo yang mecahin kaca toilet ini."
Maurin hanya tersenyum tipis, "Astogeh, sini bersihin entar gue anter lo ke uks"
Kiara meraih tangan Maurin lalu membersihkan darahnya dengan air kran. "Kia..." panggil Maurin
"Hmmm ?"
"Makasih." Kiara pun tersenyum lalu menarik Maurin keluar dari toilet menuju ke UKS.
Tbc
______________
Gimana guys ?
Jangan lupa vomments^^ thxSalam,
ElvinaR_Elv
KAMU SEDANG MEMBACA
HiloTeen Love
Teen Fiction"Gue, suka sama lo ! Lo mau jadi pacar gue ?" -- Maurina Arendelle "Lo nembak gue ? Ngaca lo tuh cebol, mending lo minum susu Hilo dulu biar tinggi." -- Afatra Gartadi Copyright © ElvinaR_Elv