Bab 1

13 0 0
                                    


"Le... Arya ayo le... tangi , apa kamu ndak kesiangan buat sekolah? Katanya peraturane ketat ta?"

"Loh buk , napa ta buk... oa... oa... nanti Arya masuk siang buk . Sekolahnya masih diperbaiki niku buk.."

" yo wis . Tapi kamu cepet mandi lo ya.. Bantuin bapakmu buat sari kedelai itu lo le..."

"Enjih buk"

Ibu Arya keluar dari kamar.

Arya menggeliat dan merentangkan badannya. Segera ia ambil handuk , alat mandi , dan menuju kamar mandi belakang rumah. Maklum rumah pedesaan.

Arya baru saja keluar dari kamar dengan memakai boxer dan kaos tanpa lengan.
Tubuhnya yang tegap , dadanya yang bidang , serta tubuh atletis yang sagat luar biasa.
Yeah , kecilnya Arya adalah seorang pemain voli yang handal . Sekarangpun masih ber-voli namun. Hanya untuk acara sekolah saja.

"Le , sudah selesai . Wah kamu sudah seger . Yo wis , bantu bapak sini" ajak Bapak Arya dari pawon (dapur).

"Enjih Pak. Arya masih merapikan rambut pak"
"Iya le . Cepet ya..."

Arya segera datang dan membantu membersihkan kedelai , lalu meracik segala bahan yang digunakan untuk membuat sari kedelai.

Semuanya telah disiapkan . Hanya tinggal menyiapkan gerobak yang harus diisi dengan berbagai hal . Termasuk botol sari kedelai , gelas , sendok , sedotan , sirup rasa , es , dan lainnya.

Arya bersama dibantu sang ibu membersihkan gerobak , agar terlihat kinclong dan seperti emas berlian. Hehe imajinasi saja...

"Buk , mbak Alya sudah berangkat ya..."
"Iya le , tadi waktu kamu mandi . Dia sudah berangkat . Oh iya le. Katane kamu mau pesen . Pesen apa ta le?"
"Itu buk , kula pesen nasi goreng Cak Sibun . Itu lo buk , yang jualan di dekatnya toko mbak Alya "
"Ealah ..."

Bapaknya Arya , terlihat senyum senyum sendiri. Ia sedang berdiri di dekat gerobak sejak awal mereka membahas Alya. Bapak sudah siap dengan topi dan handuk yang berada dilehernya.

Saat Arya akan berdiri.

Dug dug...

"Aduh!!!"
Ternyata kepalanya terhalang setir gerobak. Maklum dia begitu tinggi, hingga mau berdiri saja sampai terjedot . Ada-ada saja Arya itu. Hal itu sering terjadi jika dia terlupa dengan posisi dimana dia membersihkan gerobak bapaknya.

"Wis wis , kok ya diulangi lagi ta le le" kedua orang tuanya hanya menggeleng-gelengkan kepalanya . Melihat anaknya seperti itu.

Bapak Arya berangkat dan juga memberi salam kepada keduanya.

Disusul ibunya yang juga akan berangkat menuju , rumah Pak Santoso . Rumah majikannya. Ibu Arya bekerja disitu setelah Arya lahir , sekitar saat Arya berumur 1,5 tahun. Jadi karena krisis dalam ekonomi maka ibu Arya terpaksa harus bekerja. Untung saja majikan itu begitu menjamin gaji dan itu yang membuat majikannya sangat percaya pada ibu Arya.

"Le ibuk berangkat . Kamu kalo mau berangkat nanti jangan lupa dikunci rumahnya ya le. Terus kuncinya kasih ke ibuk ya..."
"Enjih buk"

Arya mencium tangan ibunya , dan segera masuk ke dalam rumah.

Kejayaan!!!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 02, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Benarkah???Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang