Part 1 - MOS (1)

267 6 2
                                    

  Sebuah mobil berhenti tepat di depan gerbang sekolah. Terlihat dari jendela mobil karin yang sedang tergesa - gesa melihat jam tangan yang sedari tadi terpampang di lengan kirinya.

Mampus gue , udah jam 08.00 !!

   Namanya Karin Aprillia Lestari , cewek yang sering membuat satu kesalahan yang sudah menjadi kebiasaannya yaitu 'telat'. Tapi kesalahan yang diperbuat Karin kali ini bukanlah kesalahan biasa , melainkan kesalahan yang sangat fatal. Dia telat di saat hari pertama MOS di SMA Semesta.

   Dengan tergesa gesa karin segera turun dari mobilnya , ia sangat panik , baru kali ini ia telat di saat MOS. Karin segera berlari menuju gerbang sekolah , hampir saja ia tersandung batu lalu terjatuh. Melihat itu satpam langsung membukakan pintu gerbang untuknya.

"Kamu telat !" Ucap christy , senior cewek yang menjaga pintu gerbang sekolah , menanti siswa  atau siswi yang datang terlambat agar bisa menghukumnya.

"Maaf kak" balas Karin sambil menunduk , takut akan christy yang sedari tadi memasang muka galak itu.

"Maaf maaf ! Kamu tau kan ini udah jam berapa ? Ini udah jam 08.00 kamu sudah telat 1 jam !! Kamu tuh jadi siswi baru gak tau diri banget sih !! Asal kamu tau aja ya , SMA semesta ini SMA yang terkenal dengan ketertibannya .. bukan SMA yang jelek yang bisa kamu datengin seenak jidat kamu !!" Bentak Christy dengan tatapan tajamnya yang seolah olah ingin memangsa lawan bicaranya . Melihat itu Karin hanya tertunduk , berharap akan adanya muzizat.

   Tiba - tiba saja seorang cowok berwajah tampan dan bertubuh tinggi yang bisa dibilang idaman banget datang dari arah berlawanan , ia menepuk bahu Christy dari belakang "biar gue yang tanganin dia , lo balik gih ke kelas . Tadi lo di panggil tuh sama Alex" jelasnya sambil menunjuk ke salah satu kelas.

"Oke Ian , hukum dia seberat beratnya , gue tunggu yaa dikelas" tanpa babibu lagi , Christy langsung masuk kedalam kelas yang ditunjuk oleh cowok bernama Ian itu.

Ian mengulurkan tangannya "Oke , nama gue Ian Raffa Prasetyo , Anak kelas 2 . Lo bisa panggil gue Ian atau Kak ian. Dan karna gue merupakan salah seorang anggota osis mau gak mau lo harus gue hukum" tegasnya datar.

Huh ,, gapapa deh gue dihukum sama nih cowok , daripada gue dipelototin trus di omel omelin sama senior cewek yang tadi .. serem banget deh , bisa mati bediri gue..

Karin menjabat tangan Ian "Na..nama gue Karin Aprillia Lestari , lo bisa panggil gue Karin , dan lo bisa hukum gue karna gue sadar .. gue emang salah banget karna gue udah telat 1 jam hari ini" balas Karin terbata - bata.

"Oke kalau gitu , jadi lo mau hukuman apa ?" Tanya Ian dengan ekspresi datarnya.

"Apa aja terserah lo kak , kalau bisa sih jangan yang terlalu berat" jawab Karin masih dengan posisi yang sama seperti tadi yaitu menunduk , ia tetap seperti itu meski dia berpikir bahwa Ian tidak seseram Christy , senior cewek yang membentak dia tadi.

    Ian memandangi Karin yang masih saja menunduk , memandanginya dari ujung kaki hingga ujung rambut , membuat karin membeku.

"Ohh jadi terserah gue ? Hmm sepertinya gue tau hukuman yang pantas untuk cewek nakal yang suka terlambat seperti lo" jawab Ian sambil menyunggingkan senyum kecil di wajahnya.

   Merasakan ada tangan yang menggenggam tangannya , karin menaikkan dagunya lalu memandang Ian . Ian lalu menariknya , Karin hanya diam termenung dan mengikuti arah kemana Ian menariknnya pergi. Ian menarik Karin ke depan gudang sekolah. What the hell ?? Masa iya gue di hukum suruh bersihin gudang.. ?? Bisa patah tulang gue - gumam Karin.

      Ian mendorong Karin kedinding , lalu menaruh tangan kanannya di dinding sebelah kiri Karin dan menaruh kaki kirinya di dinding sebelah kanan Karin , mengunci Karin dari segala arah agar ia tidak dapat berkutik sama sekali.

"Kak lo mau ap..." Karin menghentikan kalimatnya , matanya terbelalak kaget , sekujur tubuhnya membeku , dia tidak mampu lagi berkata - kata. Ian mencium dirinya  , melumat bibirnya lembut ,  mengulum bibirnya dengan panas , menciptakan sensasi aneh dalam dirinya. Karin menolak , ia berusaha berontak tetapi gagal. Ian tidak juga menghentikan ciumannya , membuat Karin larut dalam suasana. Perlahan lahan Karin membalas ciuman dari Ian , membalasnya dengan lembut , memainkan lidahnya sesuai irama yang diberikan Ian.

Tiba tiba saja Ian berhenti , lalu memegang dagu Karin dan menaikkannya , agar menatap wajah dirinya  "hmm.. itu hukuman dari gue , ga berat dan enak kan ? Buktinya lo bales " ucap Ian sambil tersenyum lebar.

PLAKK

Bunyi tamparan yang sangat kencang terdengar , Karin melayangkan tangannya ke pipi Ian , ia begitu kesal dengan Senior osis yang gak tau diri ini.

Apa-apaan cowok ini ? Beraninya dia cium gue dan ngomong gitu ??!! Omg my first kiss .. arghhh..  !!!!!

"Dasar cowok gaa tau diri !! Jangan pikir mentang mentang lo osis dan lo bisa berbuat seenak lo yaa KAK Ian Raffa Prasetyo. Berani beraninya lo curi ciuman pertama gue , gue benci sama lo !! Jangan pernah muncul lagi di depan muka gue .. gue benci sama lo!!!" Kata Karin emosi , emosinya meledak ledak ,, bisa diumpamakan dengan gunung merapi yang telah meletus dengan larva panas di atasnya.

    Karin pun pergi meninggalkan Ian , ia berlari secepat mungkin sambil menutupi bibirnya. Mukanya merah padam , hampir saja ia menangis namun ia menahannya. Karin sudah pergi berlari entah kemana . Sementara Ian masih berdiam diri disana sambil memegang pipi kanannya, rasa panas masih menyelimuti pipi tersebut . Karin menamparnya dengan kencang , tapi anehnya dia malang memegang pipinya sambil tersenyum kecil.

"Hmm..  cewek yang aneh , menarik" desis Ian sambil berjalan menuju kelas untuk kembali menjalankan tugasnya sebagai anggota "osis". 

***

Hai guys , ini karya pertama dari gue di akun ini , karena karya yang diakun lama sebelumnya telah dihapus ^^ .

Gue akan lanjutin cerita ini setelah mendapat 2 - 3 votee yaa ?? Iya dongg :v

So , don't forget to vomment oke ? Thanks >/////<

#Ps = maaf kalau ceritanya gaje , maklum newbie , dan maaf yaa kalau banyak typo bertebaran.

Simple Call &quot;Love&quot;Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang