Part 2 - MOS (2)

221 7 2
                                    

Karin tengah berjalan keluar dari tempat persembunyiannya , toilet. Sudah satu jam karin berada di toilet sekolah , menangisi first kiss nya yang dicuri oleh Ian.

Dasar osis sialan. Batin karin.

Karin sebenarnya ingin berada lebih lama di dalam , tapi mengingat jam pulang , ia langsung buru - buru keluar dari tempat persembunyiannya itu.

Ia melangkahkan kakinya di parkiran , menuju sebuah mobil sport berwarna putih. Langkahnya terhenti di depan mobil tersebut.


Karin mendengus geram "lahh ? Ini ban mobil gue kenapa bocor. Perasaan tadi baik baik aja deh"


Karin langsung saja mengambil smartphone dari saku bajunya. Tangannya menekan tombol hpnya tersebut , lalu mendekatkannya ke telinga kirinya.

"Halo"

"Iya ada apa karin ?"

"Papa bisa jemput aku gak kesini ? Atau mungkin suruh jemputan papa kesini , ban mobil aku bocor nih pa"

"Maaf karin papa gabisa , papa sibuk. Supir dirumah lagi nganterin mama kamu katanya dih ke mall. Kamu naik taksi aja ya"

Karin mendengus pelan "yaudah deh pa aku naik taksi" lalu langsung saja ia mematikan sambungan telfonnya.

Ini kayaknya hari tersial gue deh. Gumam Karin.


Langsung saja ia melangkahkan kakinya menuju gerbang sekolah. Tapi sebelum sempat ia sampai di depan gerbang, sebuah motor berhenti dihadapannya, menampilkan sesosok Pria yang sepertinya pernah dilihatnya.

Pria itu melepas helm yang dipakainya lalu menatap Karin.

Ia adalah pria yang paling Karin benci.

Ian

Ian menatap Karin dengan mata coklatnya "Lu mau pulang ? Bareng gue aja"

"Gak , gue bisa pulang sendiri" balas Karin , menampilkan wajah kesalnya , bibirnya sedikit mengerucut.

Ian tertawa , membuat Karin makin kesal "lu ngapain ketawa ? Emangnya ada yang lucu ?!"

"Hahahaa , yaa ekspresi lu kayak gitu , lu lucu , tapi tetep manis sih" balas Ian sambil menepuk nepuk motornya "cepet duduk , bareng gue ya ? Sekali kali ini anggep aja sebagai permintaan maaf gue"

Karin memutar bola matanya "hahaha lucu , gomballan lu bagus , tapi sayangnya ga mempan buat gue

"Dan okay , gue mau bareng lu. Tapi ini cuman karna gue mau nerima permintaan maaf lu dan gak lebih" timpalnya lagi.

Ian menyunginggkan senyumnya yang menawan , mungkin saja Karin akan terpesona dengan senyumannya bila kejadian memuakkan tadi tidak terjadi.

Tanpa basa basi lagi Karin langsung naik ke atas motor Ian. Banyak sekali siswi siswi baru ataupun lama yang terlihat iri , tetapi Karin tidak menggubrisnya.

****

Sepanjang perjalanan mereka hanya diam saja tanpa sedikitpun suara yang dikeluarkan , sampai akhirnya Ian memulai pembicaraan.

"Rumah lu dimana ? Gue lupa kalau gue ga tau rumah lu" ucap Ian sambil tetap memandang kedepan.

"Lu ikutin jalan aja , abis itu belok , abis belok masuk ke cluster Asia terus lurus dikit nyampe" terang Karin cuek

Hening

Tidak ada percakapan kembali di antara mereka , sampai Karin menyadari sesuatu.

"Wehhh kenapa malah lurus teruss , kan gue bilang belokk cuy , lo mau bawa gue kemanaa ?" Teriak Karin tiba tiba , membuat Ian menutup telinganya dengan tangan kirinya.


Ian tersenyum "Gue mau bawa lu makan , lu mau diem atau..."

"Atau apaa ?!"

"Atau gue ngebut sekarang ?" Balas ian singkat.


"Apaan sih gue ga takut ancaman lo , lo pikir gue anak kecil apa ?" Ejek Karin , karin kesal. Mungkin sangat kesal.

Ngenggggggg

Ian beneran ngebut. Dengan kecepatan yang bisa dibilang WOW dia melajukan motornya.

Karin yang tadinya tidak berpegangan dengan ketakutan langsung memeluk Ian dari belakang.

Karin meringis "Nooo , tolong plisss jangan kencang kencang gue takutt jatohh gue ga mau mati sekarang"

"Hahahhaa , gue bakal kembali menormalkan kecepatan motor gue kalau lu janji lu bakal diem ikutin gue" tawar Ian sambil menahan tawanya.


Karin tidak memiliki pilihan lain selain menuruti perkataan Ian, ia memejamkan matanya lalu membukanya kembali "okay , plis now , jangan ngebutt"

Ian menormalkan motornya. Karin bernapas lega.

"Ciee modus , pake acara peluk peluk gue lagi" kata Ian tiba tiba , membuat Karin langsung melepas pelukannya.


Pipi Karin merona "apaan sih ! Gaje deh orang tadi reflek , yang ada juga lu yang modus pake ngancem terus ngebut ngebut"

"Jahahaha iya deh serah lu cewe galak" Canda Ian.

Karin mendecak , lalu memutar bola matanya "bodo deh , dasar cowo brengsek"



TO BE CONTINUED.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 14, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Simple Call "Love"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang