Aku baru menyadari bahwa aku tergila-gila pada lelaki pujangga itu, ketika kutahu ia akan datang ke kotaku dalam beberapa minggu ke depan.
Aku tidak menyadari kegilaanku pada tulisan-tulisannya ternyata telah berlangsung lama, bahkan saat aku masih remaja tanggung.
Ia hadir lewat tulisan-tulisan garang yang puitis. Bahkan untuk ulasan sebuah konflik peperanganpun, ia menghadirkannya bak kisah dari negeri antah-berantah.
Ia akan membacakan kisah-kisahnya di sebuah ruang pertunjukan di kotaku pada malam yang telah ditentukan. Nampaknya aku harus mengendap-ngendap saat seisi penghuni rumah telah terlelap dan lena di malam itu.
Kau tahu bagaimana rasanya pergi menyelinap dalam senyap untuk sekedar memandang pujangga yang telah membuatmu tergila-gila selama puluhan tahun?