Bayaran

451 33 1
                                    

By:Vicky Yong
Warning:BL,yaoi,

Don't like don't read
.
.
.

Sepasang kaki itu seperti enggan berjalan. Langkah yang diambil terkesan lambat-lambat dan seakan terseret. Pemilik kaki tersebut menggerutu tidak jelas sepanjang kakinya semakin melangkah ke depan.

Sebenarnya bukan tanpa alasan pemuda mungil yang diberi nama Park Jimin ini berkelakuan sedemikian. Dia hanya sedang kelewat kesal. Bagaimana tidak, tadi siang si merah jambu Jin mengajaknya bermain 'batu gunting kertas' dan pemain yang kalah harus mau membelikan apapun yang pemenang mahukan pada bila-bila masa yang dikehendakinya tanpa ada peluang untuknya mengadakan sesi protes.Jadilah si kepala oranye ini harus menuruti kemauan si merah jambu yang menyuruhnya membeli berbagai macam cemilan favoritnya dia di tengah lewat malam begini.Pakai uangnya Jimin,belum lagi hutang si merah jambu yang belum dibayar-bayar.Bisa miskin si oranye gara-gara si merah jambu.

Akhirnya Jimin sampai ke destinasi yang dituju setelah menempuh badai dan angin topan sepanjang perjalanan yang agak lama tadi.

Setelah memenuhi keranjangnya dengan camilan hak milik si merah jambu,Jimin menuju ke cashier untuk membayar barang belanjaannya.Ya iyalah masa harus pulang duluan tanpa membayar Jimin kan anak sopan yang rajin menabung dan hormat orang tua.Tapi langkahnya terhenti apabila dia sadar akan suatu hal yang sangat salah.Sangat salah malah.

Park Jimin yang naksir berat sama Yoongi sunbaenya di sekolah tidak membawa uang sama sekali.Total nol.Mana pada belanjaannya banyak lagi. Saking banyaknya sampe ada yang berceceran di lantai belum lagi yang dipeluk di tangan kiri dan kanan. Terus bagaimana si Park Jimin oranye ini membawa keranjang belanjaannya? Hanya Jimin yang tahu.

'Bagaimana ini' batin si oranye.Masa harus pulang bisa-bisa jadi daging cencang nantinya dia.'Apa hutang saja ya'.Tapi belanjaannya buanyakk banget.Gawat gimana ini.
'Pulang, tidak, pulang, tidak, pulang, tidak, pulang tidak'
Jimin terus merapal dua kata tersebut layaknya seorang dukun yang berpengalaman.

Setelah hampir setengah jam Park Jimin mundar mandir tidak jelas di depan rak berbagai jenis camilan,Jimin memutuskan untuk hutang saja duluan. Masa bodo dengan imejnya lagian di tengah lewat malam begini mana mungkin ada orang lain selain dirinya.Padahal sewaktu Jimin mundar mandir gak jelas di depan rak tadi,sesosok kepala hijau melangkah masuk ke tempat di mana si oranye sedang belanjaan.

Satu langkah.
Dua langkah..
Tiga langkah...

Park Jimin memberhentikan langkahnya secara drastik. Tinggal beberapa langkah lagi maka Jimin akan bersua muka dengan sang cashier. Bukannya tidak mau mempercayai matanya tapi dia merasa cuman sedang berhalusinasi doang. Masa si hijau Yoongi sunbae tercintanya datang ke sini lewat tengah malam begini.Kurang kerjaan apa.Daripada kurang kerjaan begitu lebih mending memikirkan aku.Narsis juga rupanya si oranye.

Mencoba mengabaikan sosok kepala hijau yang berada di depan cashier yang katanya cuma halusinasinya doang,Jimin mengantri di belakangnya. Setelah si kepala hijau beres, Jimin maju ke depan dengan muka yang dibuat memelas meraih simpati.
'A-Ano,i-itu pak bbisa nggak saya hutang duluan soalnya saya lupa bawa uang'
'What?! Ya mana bisa dong udah tahu mahu belanjaan kok tidak dibawa uangnya emangnya pikunmu udah tahap dewa apa'

Park Jimin tidak menyangka akan mendapat respon yang sebegini rupa maka dia mencoba sekali lagi tanpa menghiraukan sosok kepala hijau yang masih memerhatikannya sedari tadi.
'Tolong dong pak sekali ini aja ya ya ya saya benar benar lupa.'

......
Pak cashier diam.

Jimin melanjutkan lagi
'Saya janji besok pagi pagi saya akan lunasin semuanya.'

'Saya nggak mau tau pokoknya apapun yang terjadi kamu nggak bisa keluar dari sini sebelum menyelesaikan bayaran belanjaan kamu lagian muka kamu ini memang tampang orang yang suka berhutang.'

''??? Asdfghjkl" Jimin si oranye sudah tidak bisa berkata apa-apa setelah dikatain sedemikian rupa oleh si pak cashier.Jimin jadi bengong beberapa detik sebelum sebuah suara yang sangat dikenalinya membuyarkan lamunan tidak bermutunya tentang bagaimana caranya dia begini dan bagaimana caranya dia begitu dan seterusnya.

'Ehm permisi pak bayarannya biar saya aja yang bayar.'

'Ngapain kamu repot-repot ngebayarin buat dia emangnya dia siapanya kamu ha.'Kepo juga rupanya si pak cashier.

'Kan kasian pak ini udah lewat tengah malam mana pada dia lupa ngebawa uang lagi jadi sebagai manusia yang bertauliah bukannya kayak pak cashier saya membantunya.'

'Udah ah bacotnya mana uangnya mana.' Pak cashier marah-marah setelah dikatai tidak bertauliah oleh si kepala hijau yang kononnya bertauliah.

Sedangkan si oranye mungil di hujung sana membelalak tidak percaya. Kirain halusinasinya ternyata ya tuhaaannn tadi itu nyata. Ya ampun harus dikemanakan mukanya ini bagaimana dengan imejnya setelah ini mana pada ini interaksi pertamanya dia dan Yoongi lagi.Sunbae hijaunya pasti punya tanggapan yang buruk tentangnya.

Oleh kerana terlalu larut dalam lamunannya yang memang tidak pernah bermutu Jimin tidak sadar kalo si hijau Yoongi sudah melangkah keluar. Maka Jimin bergegas tancap gas buat mengejar sunbae tercintanya.
'Sunbae Yoongi sunbae tunggu sebentar!'
Yoongi si kepala hijau menoleh ke belakang dan menatap Jimin yang sudah tercungap-cungap di hadapannya.
'Terima kasih sunbae kerana sudah menolongku tadi.'
'Ya nggak apa itu cuma hal kecil lain kali jangan lupa bawa uang kalo mau belanjaan.'
'Ne sunbae sekali lagi terima kasih ya.'
'Hmm'
'Tapi aku merasa nggak enak sama sunbae nanti besok pagi-pagi aku akan melunasi hutangku aku janji.'
'Nggak usah ah aku nggak butuh uang dari kamu tapi asal kamu tau ya bayaran aku itu nggak gratis.'
'Ha?terus aku harus ngapain buat nyelesain hutangku?'
Jimin bengong-bengong gak jelas lagi.

'Kesini berdiri tepat dan dekat di hadapanku.'
'Baik sunbae.'Apa sunbae mau menyentil dahiku keras-keras pikir Jimin bengong.
'Bayarannya.......
Jeda beberapa detik

Yoongi menarik Jimin mendekat ke arahnya dan

Chu~
'Astaga apa ini mimpi ya tuhannn kyaaaaa' Hati Jimin berteriak tidak jelas.
'Nah itu bayarannya hutangmu lunas.'
'Ha?'
'Udah ya gue pulang dulu.'
'Ha?'
'Besok temui aku waktu jam istirehat di atap sekolah aku menunggumu jangan lupa!'

'.....'
Ha?!!!!
'Huaaaaaaaaaaaaaaa eomma hiks eomma hiks huaaa.'

Jimin si kepala oranye berlari pulang sambil menangis keras-keras kerana terlalu senang sambil memanggil eommanya dan melupakan camilan si merah jambu.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

YOONMIN DRABBLESTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang