KEDUA

36 3 0
                                    

Abang pengen kamu harus menerima perjodohan ini tanpa persyaratan" Ucap bang Dave lalu ia melihatku akupun mengangguk setuju. "Kamu bertunangan 3 minggu lagi dan pernikahan kamu setelah kelulusan" lanjut bang Dave dan beranjak pergi meninggalkan aku.

----

Author Pov

"Whatt?! Papa mau jodohin aku?" Teriak seseorang yang tak lain adalah. Kirana. Alvero a.k.a papa Kirana mengangguk setuju.

"Paa ayolah aku ini masih muda dan gak mau nikah dulu" Bujuk Kirana sambil memegang tangan Papanya.

"Siapa yang mau nikahin kamu?"

"Papa"

"Papa itu cuman mau jodohin kamu! Bukan nyuruh nikah! Palingan cuman tunangan kok"

"Sama aja pa aku gak mauuuuu ihhh"

Setelah beribu ribu kali membujuk papanya yang tidak mempan dengan bujukan kirana, alhasil kirana harus menyetujui perjodohan ini demi kebaikan papanya.

***

Kirana sekarang telah berdiri di depan kaca yang menampilkan tubuhnya yang ramping dengan dress tanpa lengan yang hanya selutut berwarna hijau tosca

wajahnya ia beri sedikit make-up natural dan bibirnya ia beri lipstik matte berwarna merah muda. Setelah siap dengan pakaiannya dan make-up nya. Kirana mengambil clutch nya yang bewarna senada dengan dressnya.

Tok tok tok

"Rana?? Ayok sebentar lagi jodoh lu datang" Ucap seseorang. Ada yang nanya dia siapa? Dia saudara kembar Kirana. Ya! Kirani dan Mamanya menyetujui perjodohan Kirana yang diajukan oleh papanya. Itulah yang membuat Kirana menyetujui perjodohan ini karena ia ingin mama dan papanya seperti dulu mengobrol bersama dan bermesraan bersama tapi ia tahu itu mustahil.

"Sebentar lagi napa? Gue lagi ngambil high heels dulu. Lo duluan aja ke bawah gue masih mau ngambil bentar di bawah lemari" Jawabnya dan mengambil high heels bewarna putih dibawah lemarinya.

Setelah siap dengan semuanya, ia membuka pintu kamarnya dan melihat Kirani memakai dress panjang bewarna hitam pekat.

"Yok" Ajak Kirani, kemudia mereka berjalan menuruni tangga rumahnya dengan pelan pelan.

----

Kirana Pov

Hari ini aku akan bertemu dengan calon jodoh yang sudah papa pilihkan. Iya begitulah! Sekarang aku telah dijodohkan. Mungkin papaku tidak mempercayaiku untuk mencari jodohku. Diumurku yang masih 16 tahun harus bertunangan? Ohh God gue pengen pinter dulu! Pacaran aja cuman sekali dan harus mau tunangan! Mungkin udah takdir aja kali ya.

"Rana calon tunangan kamu udah di depan pagar" Ucap papaku yang menyadarkanku dari lamunan. Untung saja papa memanggilku, jika tidak mungkin aku sudah melamun tidak jelas.

"Selamat Malam Revan?" Ucap papa kemudian menjabat tangan dengan orang yang dipanggil ' Revan' oleh papa.

"Malam juga Kelvin" sahut Pak Revan. Kemudian aku melihat Wanita paruh baya yang kelihatan masih muda mungkin umurnya sekitar 40 - 45 tahun.

"Tia" ucap Wanita itu lalu mencium pipi mamaku dengan pipinya

"Apa kabar ?" Tanya mamaku

"Baik"

"Eh perkenalkan ini anakku Kirana" Ucap mama memperkenalkan diriku. Aku lalu mengulurkan tanganku "Kirana, tante" ucapku.

"Ini Kirana, ihh cantik banget ya" Puji tante itu. "Kenalin nama saya tante Tia" Katanya. aku hanya tersenyum

Ia mengelus kepalaku, aku agak sedikit risih karena membuat rambutku sedikit berantakan. Namun kehadiran seseorang yang membuatku sangat-sangat terkejut. Diaa?? DIA ANAK BARU DISEKOLAH

"lo??" Tanya ku reflek, ia menoleh ke arahku dan tersenyum.

"Kalian udah saling kenal?" Tanya Mama kepadaku. Cowo itu mengangguk senang. Entah kenapa aku merasa sangat sebal. Argh. Baru pertama kali masuk sekolah aja dia udah bikin aku jengkel, gimana nanti pas tunangan? Ahh aku tidak tahu lagi.

"Bagus lah" Ucap mama, aku melotot tidak percaya. Apanya yang Baguss?? Kenapa sih aku harus terjebak di situasi seperti ini?! ARGH rasanya ingin kabur dari rumah saja.

"yaudah ayo masuk semuanya" Ucap papa yang semakin membuatku malas. Cowo itu hanya tersenyum dan aku hanya melipat tanganku. "udah kenal kan sama gue?" Tanya Cowo itu, aku saja lupa namanya siapa.

"enggak" tanpa banyak bicara aku langsung meninggalkannya yang didepan pintu.

"Ayo sini Rana duduk samping mama." Aku hanya mengangguk ketika mama menyuruhku duduk disampingnya. Terbesit rasa senang ketika mama menyuruhku duduk disampingnya dan papa duduk disamping mama tidak lupa kirani yang duduk disampingku. Ah aku merasa sangat senang hari ini.

Sekarang kami sedang makan bersama di meja makan rumahku.

"Ternyata kalian saling kenal ya?" Ucap Tante Tia yang membuatku malas membahas itu. "Iya mom" Jawab cowo yang ada didepanku ini.

"iya dia anak baru disekolah aku tan" Ujarku cepat dan membuat mama menoleh ke arahku. "oh ya? Kok mama baru tahu?"

Aku mengangguk menanggapi pertanyaan mama. "Saya yayasan di sekolah Kirana dan John"

Tante Tia membulatkan matanya "lho? Kok saya baru tahu ya?" Ucap Tante Tia.

Lalu obrolan itu dilanjutkan dengan berbagai gosip dan tentang pekerjaan yang sama sekali tidak aku mengerti.

"kalian mukanya beda ya?" Ucap cowo yang ada di depanku itu tiba-tiba dan aku hanya mengangguk tanpa berniat menjawab pertanyaan dia.

"iya, kita kembar tapi nggak identik." Jawab Kirani tapi aku abaikan saja.

"ooh gitu"

"oh ya nama lo siapa?"

"gue John"

Oh namanya dia John, baru inget gue. Aku tetap melanjutkan memakan makananku. Dan masih mendengar pembicaraan mereka. "oh John. Udah punya pacar belom?"

Pertanyaan Kirani membuatku tersedak. "lho, lo kenapa Ran?" Aku hanya menggeleng dan meneruskan kegiatanku tadi.

"Kebetulan gue lagi nunggu seseorang" Jawaban John membuatku memberhentikan kegiatan namun hanya sebentar.

"widih siapa tuh"
"Ada, dia tuh cantik, manis, putih. Pokoknya dia tuh perfect banget deh" Dih, dasar cowo. Liat yang putih aja langsung disosor. Kalau dia lagi nunggu seseorang kenapa dia nerima pertunangan ini? Playboy nih cowo.

Aku meneguk air putihku dan berniat meninggalkan meja makan. Tiba-tiba moodku menghilang sejak pembicaraan Kirana dan John. "kamu mau kemana?"pertanyaan mama membuatku menoleh ke belakang. "taman"

Dengan lari kecil aku berjalan ke arah taman belakang. Aku sangat merindukan sosok Dave. Dave, orang yang pernah ku cintai sampai sekarang. Sudah aku anggap seperti kakak laki-laki. Ia hilang bagai ditelan bumi. Sudah 2 tahun aku tidak bertemu dengannya. Entah apa salahku kepadanya. "Dave lo dimana. Gue kangen"

Tidak terasa air mataku jatuh begitu saja. Rindu itu tidak pernah bisa bersahabat, bahkan ketika raga ini sanggup menahannya. Rindu itu pun tidak kunjung hilang.

"Lo kemana sih Dave, kenapa lo ilang gitu aja ninggalin gue" Sakit di dadaku semakin bergemuruh. Sudah lama rasa sakit itu tidak pernah ia tunjukan.

"Jadi lo mantannya Abang Dave?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

You're  MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang