Adeeva Pov
Suara itu, iya suara itu ada lah suara papa, lalu ku buka kedua mata ku, ya benar itu adalah papaku, papa menjabat tangan Pak Azzam, ada apa ini.
"Ananda Muhammad Azzamy Syauqi saya nikahkan dan saya kawin kan engkau dengan putri saya yang bernama Adeeva Afshen Myesha dengan mas kawin seperangkat alat sholat dan Al-Quran di bayar tunai" ucap papa lantang.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Adeeva Afshen Myesha binti dengan mas kawin tersebut tunai". Ucap Pak Azaam.
"Alhamdulillah... " ucap syukur semua orang yang hadir, aku masih tidak mengerti apa yang sedang terjadi semua orang memberikanku ucapan selamat, hingga air mataku pun terjatuh.
"Kenapa kamu menangis sayang?". Tanya mama sembari memelukku
"Aku tidak mengerti apa yang sedang terjadi ma, bukankah Pak Azzam seharusnya menikah dengan Hilda?". Tanyaku.
"Ini jawaban atas doamu sayang disaat mama mengetahui kamu juga mencintai nak Azzam segera mama beri tau papa dan papa langsung menerima lamaran nak Azzam". Jelas mama
"Lamaran?, tapi ma... Hilda?". Tanyaku
"Aku gapapa ko va". Ucap seorang wanita cantik
"Perkenalkan aku adalah Hilda, mantan calon istri suamimu hehhe, tenang saja va InsyaAllah aku ikhlas melepaskan mas Azzam dan doakan saja aku mendapatkan imam yang lebih baik lagi dari mas Azzam mu". Ucap Hilda sembari tersenyum
Segera kupeluk Hilda agar aku dapat merasakan rasa pedihnya.
"Maafkan aku Hilda, maaf karena aku telah merusak kebahagian kamu maafkan aku". Ucapku lalu menangis
"Sudahlah va, jangan menangis di hari bahagiamu semua ini sudah takdir yang direncanakan oleh Allah untuk kita semua va, ini adalah buah dari kesabaranmu dan ini adalah wujud sayang Allah untukku, karena Allah masih memberi tau kenyataan bahwa mas Azzam mencintaimu sebelum kami menikah, ini adalah yang terbaik va". Ucap Hilda dan tersenyum lagi.
"Echa ayo kita ke suamimu, dia menunggu mu disana". Ucap mama sembari menggenggam tanganku.
"Maaa.. ". Ucapku yang tak kuasa menahan air mata, kulihat mama juga menetes kan air mata tapi segera menghapusnya.
Mama menuntunku hingga duduk disamping Pak Azzam ya Pak Azzam yang kini sebagai suami ku, segera ku cium punggung tangan pak Azzam dan Pak Azzam pun mencium keningku.
Hari ini kurasakan sungguh bahagia, rencana Allah sungguh indah, lebih indah dari yang aku bayangkan, inikah buah dari kesabaran ini.
Setelah perjodohan yang berkali kali gagal, setelah rasa sakit yang kuterima inilah buah kesabaran"Ya Allah terimakasih, terimakasih atas nikmat ini, terimakasih ya Allah". Ucap batinku
"Azzam, papa harap kamu bisa jaga Echa, papa sudah menyerahkan tanggung jawab atas Echa kepada kamu dan papa harap kamu tidak akan menyakiti Echa dan mengecewakan papa". Ucap papa tegas.
"InsyaAllah pa, Azzam akan membagiakan Adeeva" ucap Pak Azzam.
Aku mencium punggung tangan papa lalu papa memelukku, aku merasakan kalau papa menangis ya aku tau ini adalah tangis bahagia, kebahagian seorang papa.
"Maafkan Echa pa, selama Echa menjadi anak papa Echa seringkali melakukan banyak salah, kadang Echa suka lupa akan kewajiban Echa sebagai seorang anak, maafkan Echa pa, maaf". Ucapku disela tangisanku
"Jangan nangis sayang, hapus air mata Echa dan mulailah untuk berbahagia". Ucap papa sembari menghapus air mataku.
Kulihat mama sedang menangis melihat aku dan papa, iya beliau adalah mamaku yang melahirkan ku, menyusuiku, merawatku, guru pertama bagiku, dan surgaku.
Sebelum ijab Qobul mama adalah surgaku, dan kini surgaku berada di suamiku Pak Azzam."Mama..". Ucapku dan memeluk mama
"Sayang kamu harus jadi istri yang patuh terhadap suami, jaga kehormatan suami dan keluargamu, berbaktilah kepada suami dan juga mertua mu, jangan pernah kamu membantah perkataan suami dan mertuamu, dan...". Ucapan mama terhenti karena menangis.
"Udah ma, ini kah hari bahagia mba Echa jangan malah melow begini ah". Ucap Afifa.
"Selamat mba Echa kami yang tersayang". Ucap Resia dan Afifa berbarengan segera kupeluk mereka berdua.
"Terimakasih adik adikku yang tersayang, kenapa kalian tidak memberitahu rencana ini kepada mba?". Tanya ku
"Upz.. Silahkan tanya kepada mas Azzam mu". Ucap Afifa sembari meledek.
Kulihat Pak Azzam sedang tersenyum melihat ku
"Adeeva ayo saya kenalkan kepada keluarga saya". Ucap Pak Azzam dan aku membalasnya dengan anggukan
"Ini umi dan abi saya va". Ucap Pak Azzam
Aku mencium punggung tangan umi dan abi
"Kamu sangat cantik sayang". Ucap umi lalu memelukku
"Terimakasih umi". Ucapku
"Ajari Azzam kesabaran seperti dirimu ya va, dia itu orangnya tidak sabaran hehe". Ucap abi kami pun tertawa dan Pak Azzam hanya tersenyum
"Dan ini mba Zahra kakaku dan suaminya mas Bian". Ucap Pak Azzam
"Cantiknya kamu Adeeva". Ucap mba Zahra dan langsung memelukku
"Terimkasih mba Zahra". Ucapku lalu menangkupkan kedua tanganku saat memberi salam ke mas Bian
"Lucu sekali siapa namanya mba". Ucapku ketika melihat bayi yang digendong oleh mba zahra.
"Aku Syakila tante, tante cepat nyusul buat ade untuk Syakila ya". Ucap mba Zarah dan sontak membuat wajahku dan Pak Azzam memerah.
"Kalo Kirana dan Sabira udah kenal kan ya mba". Ucap Sabira dan mencium punggung tanganku bergantian
"Iya mba kenal ko sayang". Ucapku tersenyum
"Selamat ya mba". Ucap Sabrina
"Terimkasih Rin". Ucapku
"Yang ini perlu saya kenalkan tidak va?". Tanya Pak Azzam sembari melirik ke ka Rafa.
"Apa si broo.. ". Ucap ka Rafa
"Ka Rafa". Ucapku dan memeluk ka Rafa
"Jangan jadi wanita yang cengeng lagi ya kamu, kamu harus lebih kuat dari sebelumnya dan kalau Azzam nyakitin kamu bilang sama ka Rafa aja ya". Ucap ka Rafa
"Etzz.. Adik ipar ingat ya jangan ngelunjak dengan kaka ipar". Ucap Pak Azzam
"Muhammad Azzamy Syauqi ingat saya juga kaka ipar mu". Ucap ka Rafa
"Jadi kita bertiga bersaudara ya sekarang?". Ucap mas Robi yang tiba-tiba sudah berada di samping Pak Azzam
"Dari dulu kemana aja baru sadar kita bersaudara hehehe". Ucap ka Rafa dan kami semua pun tertawa
_____
Setelah Ijab Qobul sorenya kami mengadakan resepsi pernikahan di sebuah hotel di Jakarta, menurut Pak Ibrahim acara tersebut untuk rekan koleganya agar hubungan mereka menjadi lebih baik lagi.
Banyak diantara mereka yang bingung kenapa nama pengantin wanitanya berbeda dengan yang ada di undangan tapi abi menjelaskan semuanya, walau seperti acara dadakan bagiku tapi aku bahagia dengan ini semua.
Ini adalah hadiah terbesar yang diberikan oleh Allah kepadaku, nikmat yang tidak terkira, seperti surat Ar Rahman "Fabiayyi ala irobbikuma tukadziban" (Q.S.55:55) yang artinya "Maka nikmat Tuhanmu yang manakah yang kamu dustakan?"
Maaf ya kalau untuk bagian ini feel nya gak sampai, maklum author belum pernah ngerasain menikah jadi feel nya kurang dapet deh :')
Terimkasih untuk teman-teman yang masih setia menunggu dan membaca coretan saya.
Vote dan komen kalian adalah semangatku dalam menulis :) :*
KAMU SEDANG MEMBACA
Assalamualaikum Jodoh (SUDAH TERBIT)
SpiritualAssalamualaikum Jodoh suda terbit ya sahabat, untuk pemesanannya bisa langsung cek Instagram @razkapustaka [ Selesai ] "Aku yakin dia jodoh sudah ditetapkan oleh Allah, jadi untuk apa aku termenung Walau aku harus didahului nikah oleh adik-adik...