(Author POV)
Sooyoung membuka matanya perlahan, ia mengerjap-ngerjapkan matanya untuk menjelaskan pandangannya yang sedikit buram. Ruangan tempat dimana dia berada kini sangat gelap dan sesak. Sooyoung tidak dapat melihat apapun. Dia hanya bisa merasakan bahwa saat ini tangannya terikat dan mulutnya tersumbat kain yang dia sendiri tidak tahu kain bercorak apa yang sedang memenuhi mulutnya itu.
Setelah menyadari dirinya tengah dalam bahaya-bisa dibilangg penculikan-. Sooyoung berusaha keras untuk berteriak namun tidak ada yang terjadi. Ruangan itu tetap gelap dan tidak ada seorangpun yang datang menyelamatkannya.
Sooyoung benar-benar tidak ingat mengapa dia bisa berada ditempat asing ini. Dia hanya bisa mengingat pada saat dia dalam perjalanan menjemput Sungjae. Tiba-tiba saja seseorang mengenakan jaket hitam melintas dihadapan mobilnya dan membuatnya mengerem mendadak. Sooyoung keluar dari mobil karena sepertinya dia menabrak orang itu. Namun, dia tidak menemukan orang itu dan malah tiba-tiba seseorang memukul punggungnya dengan suatu benda yang Sooyoung sendiri kurang tahu pasti. Kemudian setelah itu dia tidak mengingat apapun dan dengan secara ajaib sampai ditempat gelap ini.
Sooyoung masih terus berusaha untuk berteriak meminta tolong meskipun tidak bisa mengatakannya dengan jelas. Dihatinya mulai timbul rasa takut dan khawatir. Dia sangat takut jika seseorang yang menculiknya ini adalah orang yang akan menyakiti keluarganya ataupun Sungjae. Dia takut orang ini akan mengancam dan meminta tebusan seperti yang sering dilihatnya dalam film action.
KREEKKKK!
Terdengar suara pintu terbuka. Sooyoung mengalihkan pandangannya kearah sumber suara dan mendapati sinar menyeruak masuk keruangan itu. Sinar ituu membuatnya mampu melihat bahwa ada seseorang yang sedang berdiri dibalik pintu. Sooyoung kembali berteriak, berharap bahwa orang itu adalah orang yang akan menolongnya. Bukan orang yang telah menculiknya.
Orang itu melangkah masuk dan menyalakan lampu ruangan itu. Kini ruangan itu sangat terang dan Sooyoung dapat melihat semuanya. Dia baru menyadari bahwa dia berada disebuah gudang yang sepertinya sudah tidak digunakan lagi. Disisi kanan dan kirinya terdapat karung-karung berisikan jerami yang sepertinya sudah tidak digunakan lagi karena posisinya yang sangat berantakan. Di dinding sisi kanan terdapat sebuah jendela dengan ventilasi yang ditutupi dengan kertas koran. Dan dihadapannya terdapat seseorang yang dia kenal. Sangat dia kenal.
~~~~~
(Sungjae POV)
Sudah semakin larut dan Sooyoung belum juga tiba di dorm. Aku sangat khawatir. Aku mencoba berkali-kali untuk menghubunginya, namun tidak satupun dijawab olehnya. Pikiranku yang tidak fokus ini selalu memikirkan hal yang tidak-tidak, membuatku semakin khawatir dan tidak tenang.
"Kau kenapa?" Tanya Changsub-hyung yang sedari tadi memperhatikanku yang mondar-mandir.
Aku menoleh kearahnya. "Sooyoung belum juga tiba" jawabku panik.
Changsub-hyung tertawa kecil. "Sepertinya kalian memang sudah mengalami malam pertama. Tidak biasanya kau begitu mengkhawatirkannya" Ujarnya sedikit menggoda.
Aku kembali mondar-mandir. Orang ini tidak mengerti perasaanku, menyebalkan sekali. Aku benar-benar sedang khawatir dan dia malah menggodaku tentang malam pertamaku dengan Sooyoung.
Aku mencoba menghubungi Sooyoung sekali lagi. Namun masih sama, dia tidak menjawabnya. Apa yang harus aku lakukan? Aku sangat mengkhawatirkannya. Apa sebaiknya aku pulang saja? Mungkin dia tidak jadi menjemputku karena alasan yang mendadak. Mungkin ponselnya tertinggal disuatu tempat. Iya, aku harus berpikir positif.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Marriage Tales [COMPLETED]
FanfictionKini Sooyoung sudah berhadapan dengan kedua orang tuanya juga dua orang tua lainnya serta seorang pria yang menurutnya sungguh menyebalkan. Malam ini ia akan memberikan keputusan yang akan sangat berpengaruh pada kehidupannya karena dialah yang akan...