BLOOD THIRSTY(2)

33 5 7
                                    

Di sebuah tempat yang hanya di terangi beberapa lampu yang sedikit redup, terlihat seorang laki-laki sedang berjalan, membawa seseuatu yang di bungkus dengan kantung hitam, di pinggul nya tergantung sebuah Katana yang masih berlumuran darah yang mulai mengering. Laki-laki itu datang untuk menemui seseorang. "Ini, pesanan mu. Satu kepala wanita" kata laki-laki itu pada orang yang ada di hadapannya, dan memberikan kantung hitam yang berisikan kepala seorang wanita yang ia bunuh. "Dan, ini Katana ku yang masih berlumuran darah wanita ini. Aku membunuh korban semalam, mungkin darah nya sudah kering" sambung nya lagi. "Kerja mu bagus Timo!" kata orang yang ada di hadapan Timo.

Timo atau laki-laki tadi tersenyum. Wajah nya putih, dan rambut nya yang sedikit berantakan, itu menampilkan senyum bangga akan pujian orang yang ada di hadapan nya. "Aku senang mempunyai anggota seperti kau, Regita (wanita berkulit sawo matang, berambut panjang, dan postur tubuh yang anggun), Yanwar (laki-laki bertubuh tinggi, rambut hitam sedikit panjang hampir sebahu yang sering ia kuncir atau ikat, berkulit kuning langsat), Zul (laki-laki berambut cokelat kemerahan pendek, berkulit putih). Kalian adalah orang-orang yang mengerti diri ku" sambung orang yang ada di hadapan Timo.

"Terimakasih kakYolan" ucap Timo terhadap orang yang ada di hadapan nya atau orang yang ia panggil dengan sebutan kakak Yolan (ketua geng itu yang biasa di panggil kakak oleh Timo, Regita, Yanwar, dan Zul. Dibalik wajah tampan Yolan dan sorotan matanya yang tajam, ia telah melihat banyak tragedi pembunuhan atau melakukan pembunuhan itu sendiri. Termasuk kematian orang tua nya yang sangat misterius). "Adakah, perintah untuk ku Kakak!" tanya Yanwar. "Tentu saja ada!" jawab Yolan singkat.

Saat Arya, Ferry, dan Sufi di taman mereka menghabiskan siang itu, di taman sambil melihat orang-orang berlalu-lalang di hadapan mereka. "Haaaaa, panas sekali siang ini!" keluh Arya kepanasan. "Ya hari ini panas sekali. Untung saja penyelidikan tadi sudah berakhir, kalau tidak, semakin panas saja hari ini." jawab Ferry yang merasa kepanasan. "Ya, kau benar" kata Arya. "Hei, lihat anak itu" kata Sufi sambil menunjuk ke salah seorang anak yang sedang bermain "Memang nya ada apa?" tanya Arya. "Tidak ada apa-apa. Hanya saja, anak itu lucu sekali ya," jawab Sufi. "Haha, Kau sudah ingin punya anak!! Menikah sana!" ledek Ferry. Mendengar itu Sufi merasa sedikit kesal, lalu mencubit lengan Ferry. "Aaaaw," rintih Ferry kesakitan.

Di malam hari nya tepat nya di rumah Ryota, rekan-rekan nya berkumpul termasuk, juga para kepolisian yang cukup dekat dengan mereka. "Jadi, kasus kalian tentang mengungkapkan pembunuhan seorang anak perempuan di desa itu, belum terpecahkan?" tanya Firdaus terheran-heran. "Ya, kasus pembunuhan itu yang sampai sekarang belum terpecah kan oleh kami!" jawab Daffa. "Saat, kami mendengar desas-desus sekitar beberapa tahun yang lalu, kalau desa itu sudah tak ada penghuni nya lagi, kami sangat terkejut, dan kami dengar juga kalau geng itu pergi ke kota di dekat desa itu. Mereka membunuh nya paling sedikit di kota itu adalah dua puluh lima orang, setelah itu markas mereka di ketahui polisi setempat, dan pada suatu hari markas itu berhasil terkepung, namun sayangnya para polisi terlambat, sehingga orang-orang geng PSYCHO itu bisa melarikan diri sebelum terkepung." Jelas Syafira. "Du..dua puluh lima? Astaga mereka manusia atau apa?" kata Sufi terkejut. "Berarti mereka telah mengincar kota ini!" ucap Salsa menebak-nebak. "Jika mereka telah membunuh seseorang. Maka kota ini tak aman" jawab Nabilah. "Tapi, kenapa kota ini?" tanya Arya. "Ya, kenapa?" sambung Ferry.

"Karena, kota ini keamanan nya kurang ketat dan juga kasus-kasus sering selesai nya paling cepat sekitar 10 atau 12 bulan, dan paling lambat sekitar dua setengah tahun kan! Berbeda dengan kota-kota yang lainnya. Perkembangan mereka sudah sangat jauh dibandingkan dengan kota ini" jawab Ryota. "Maka dari itu kami di kirimkan ke kota ini" sambung Adit sambil meminum minuman yang ia buat sendiri. "Hei, kau ini bukan nya buat kan aku juga" kata Syafira. "Ah, kau ini. Buat sendiri jika mau" jawab Adit sambil menghabiskan minuman nya.

BLOOD THIRSTYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang