Jealous

4.4K 223 9
                                    

Jungkook menguap lebar di ruang belajar Soo Ni. Gadis yang berada di sebelahnya itu sedari tadi hanya berkutat kepada buku pelajaran yang ada di depannya. Entah kenapa semenjak Jungkook memasuki rumah Soo Ni, aura gadis itu sangat dingin dan pandangan gadis itu seolah menandakan ada yang bahaya. Tangan Jungkook beralih mengambil kalender yang berada di atas meja. Memorinya mencoba untuk mengingat tanggal periode Soo Ni, mungkin saja kan gadis itu sedang masa PMS. Kalau ia lihat di drama-drama korea yang sering ditonton Jin Hyung, katanya sih gadis akan lebih mudah marah, sensitif, dan segalak macan kalau lagi masa PMS.

"Soo Ni?" panggil Jungkook untuk memecahkan keheningan. Ia benar-benar tidak tahan didiamkan oleh Soo Ni berlama-lama. Mulutnya sedari tadi gatal untuk berdebat dengan gadis itu. Harapannya pupus, Soo Ni hanya merespon dengan gumaman kecil, sementara jari-jarinya terus bergerak mengerjakan latihan soal.

"Berhenti dulu deh ngerjain latihan soalnya, aku mau ngomong."

"Ngomong aja," jawab Soo Ni cuek tanpa menatap Jungkook sama sekali. Nada bicaranya juga bisa dibilang ketus. Tangan Jungkook beralih ke bahu Soo Ni, "Lagi PMS ya? Aku ngerti kok..."

"Nggak kok, aku PMS nya udah dua minggu lalu."

Jungkook mengerucutkan bibirnya. Situasi canggung seperti ini membuatnya sedikit frustasi. Ia berusaha membuka pembicaraan lagi, "Aku rilis MV baru loh buat iklan seragam. Udah liat ga?"

Terdengar hembusan nafas kasar dari Soo Ni, "Aku udah liat iklannya kok. Suaramu bagus." Soo Ni mengatakannya dengan nada dingin. Jungkook tidak merasakan pujian dari kata-kata Soo Ni barusan, "Pujian macam apa itu? Bukannya suaraku enak dari dulu ya?" Setelah mengatakan itu hening sesaat. Jungkook sadar kata-katanya barusan semakin memperburuk suasana akhirnya ia tertawa agar terkesan santai.

Hening sesaat. Detik-detik yang semakin buruk untuk Jungkook.

"Chemistrynya bagus banget, gitu? Kamu sama cewek-cewek itu kelihatan akrab. Banget," ucap Soo Ni yang masih saja dingin. Sama sekali tidak peduli dengan tawa Jungkook.

Tawa Jungkook hilang, akhirnya ia tahu kalau Soo Ni sedari tadi jengkel karena iklan tersebut. "Ya, kan itu emang kewajiban, harus ada chemistry dan sebagainya." Soo Ni menatap kedua mata Jungkook sekilas. "Hmm.." kemudian gadis itu kembali membaca buku fisika.

"Dan kamu cemburu." Jungkook terkekeh membuat Soo Ni semakin ingin melempar buku fisikanya ke muka Jungkook saat ini juga. Beberapa saat kemudian Soo Ni akhirnya menatap Jungkook, "Nggak kok, sama sekali nggak." Buku Fisika akhirnya jadi korban emosi Soo Ni, gadis itu membolak-balik halaman buku tersebut dengan cepat dan kasar.

"Ih keliatan banget kali. Tapi ga papa kok bilang aja, aku suka liat kamu cemburu gini hehe." Jungkook akhirnya tertawa lagi. Soo Ni lagi-lagi menghembuskan nafasnya. "Terserah."

"Kan aku sudah bilang sama kamu tentang konsep iklannya," ucap Jungkook setelah puas dengan tawanya.

"Iya tau, nyanyi bareng, dance bareng, sama cinta-cintaan yekan? Udah hafal kali, ga usah diomongin lagi."

"Tapi, aku lagi sama kamu kan sekarang? Dan ini yang paling aku sukai. Duduk ngobrol sama kamu kaya sekarang oke?" Soo Ni kembali menoleh ke arah Jungkook. Lelaki itu sudah memberikan senyum lebar dan wink yang membuat Soo Ni ingin berkata kasar. "Ga usah bohong, aku tau kok kamu lagi pengen sama siapa itu namanya? Yuju? Eumji?" Soo Ni mendengus kesal saat menyebutkan nama member girlband yang dipasangkan dengan Bangtan.

Jungkook pasrah. "Kalau mau tengkar mending aku pulang aja ya?"

"Mau kemana? Mau ke mereka?" Suasana semakin aneh di antara mereka berdua.

"Aku susah tau minta ijin keluar dorm kaya gini. Mau kamu sia-siain aja? Tega banget sih." Jungkook merasa sedikit kecewa.

"Kamu sih," gerutu Soo Ni masih dengan emosinya.

"Jangan mancing pertengkaran terus oke? Kamu itu lebih cocok buat aku daripada siapapun itu. Aku lebih suka kamu, sama mereka itu hanya bagian dari tugasku, tapi sama kamu itu pilihanku sendiri." Jungkook merangkul bahu Soo Ni. Semoga dengan perkataannya barusan kekasihnya itu bisa luluh.

"Kookie." Jungkook tersenyum semakin lebar ketika mendengar Soo Ni memanggilnya dengan sebutan itu. Ia sangat yakin gadis itu sudah luluh dengan perkataannya barusan, tidak mungkin kan Soo Ni mau memanggilnya 'Kookie' jika sedang marah?

"Jangan marah-marah lagi ya. Ngapain sih cemburu?"

"Abisnya kamu senyum lebar banget. Udah gitu mereka cantik-cantik lagi, gimana ga parno." Akhirnya Soo Ni berhasil mengeluarkan unek-unek yang sedari tadi berada di hatinya. Ia merasa lega karena sudah menyatakan itu kepada Jungkook walaupun malu setengah mati.

Jungkook tertawa lagi, tawa yang bener-bener bahagia.

"Ketawa mulu, seneng banget pacarnya cemburu." Soo Ni bangkit dari tempat duduknya untuk meninggalkan Jungkook tapi tangannya sudah ditarik oleh tangan Jungkook.

Tarikan tangan Jungkook membuat Soo Ni kembali duduk, gadis itu akhirnya menatap Jungkook untuk kesekian kalinya. "Nggak usah cemburu lagi, mereka ga ada apa-apanya kalau dibandingin kamu. Aku maunya nikah sama kamu kok, bukan sama mereka."

Sepersekian detik kemudian bibir merah milik Jungkook sudah menempel di bibir Soo Ni. Ia mencium bibir kekasihnya dengan lembut sebagai permintaan maaf atas perlakuannya. Pandangannya bertemu dengan Soo Ni, membuatnya melumat bibir Soo Ni lebih dalam.

"Aku pulaaanggg...." suara Jin terdengar dari ruang tamu. Secepat mungkin mereka saling melepaskan diri walaupun nafas mereka masih tidak beraturan. Jin akhirnya muncul di area belajar, keningnya berkerut.

"Kenapa pipi dan bibir kalian merah sekali?"

"Apanya yang merah?" tanya Jungkook sok polos. Kakinya sudah terulur menendang kaki Soo Ni agar mereka sependapat.

"A... apa yang.. Merah?" Soo Ni terbata-bata mengucapkan pertanyaan tersebut. Nyalinya menciut sangat takut kalau Jin akan segera tahu apa yang barusan mereka perbuat.

"Aigoo... Kalian ini sok polos banget, ngaku aja dah kalo abis ciuman. Makan aja dulu, aku bawa pizza."

Jungkook dan Soo Ni akhirnya mengikuti perintah Jin. Mereka tidak bisa berkutik kali ini, ketahuan berciuman adalah aib bagi mereka. Tapi disisi lain, mereka juga berusaha menyembunyikan perasaan yang sangat bahagia. Bahagia karena sudah saling memiliki satu sama lain.

Jungkook's Imagine Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang