Prolog

32 4 2
                                    

Kupikir aku tak akan pernah jatuh cinta lagi sejak cinta pertamaku pindah ke luar negeri ketika aku baru memulai Debut SMA-ku.
Hari di mana aku pertama kalinya mulai tertarik pada seseorang adalah ketika aku mengikuti MOS di Teikouku Junior High School.
Sejak dulu aku sangat mengagumi seseorang yang hobi main basket.
Pada hari kedua MOS, panitia MOS memperkenalkan beberapa Club yang ada di Sekolah. Dan saat itulah aku pertama kali mengenal lelaki itu. Namanya adalah Kakei Seijuro. Dia adalah orang pertama yang mengatakan dengan tegas bahwa dia akan bergabung dalam Klub Basket setelah resmi menjadi Siswa Teikouku nanti.
Salah satu senior langsung angkat bicara untuk mengujinya. Dia menantang Kakei-kun tanding basket satu lawan satu. Aku langsung terpesona saat melihat pertandingan antara Kakei-kun dan Shun-senpai. Dia berhasil mengalahkan Shun-senpai. Aku yang sudah muak dengan kegiatan MOS tersenyum melihatnya. Kekesalanku dan kelelahanku rasanya sirna setelah melihatnya tersenyum karena berhasil mengalahkan Shun-senpai. Sejak itu aku berharap bisa satu kelas dengan Kakei-kun. Entah kenapa dia terlihat begitu keren di mataku. Sayangnya, itu hanya sebatas impian. Saat kelas 1 aku tidak sekelas dengannya, begitu juga saat kelas 2. Tentu saja aku kecewa. Namun kekecewaanku terbayar sudah ketika aku naik ke kelas 3. Aku akhirnya bisa satu kelas dengannya. Itu seperti mimpi.
Kebetulan tempat duduk Kakei Seijuro di depanku. Dia adalah orang yang mudah bergaul, dan berkat sikapnya itu akhirnya kami bisa berteman. Aku mulai memanggilnya Sei dan dia sendiri mulai memanggilku dengan nama kecilku. Semakin aku mengenalnya, aku semakin menyukainya. Sayangnya aku tidak pernah berani untuk mengungkapkan perasaanku. Aku takut dia tidak menyukaiku atau sudah memiliki kekasih. Dia tampan dan populer. Hampir semua Siswi di Sekolah menyukainya hingga pada akhirnya aku kehilangan rasa percaya diriku. Aku hanya bisa memendam perasaanku. Saat itu aku hanya berpikir 'Menjadi sahabatnya saja sudah lebih dari cukup'.
Itu adalah penyesalan terbesarku karena saat kami SMA dan satu kelas lagi, dia mengatakan bahwa bulan depan dia akan pindah ke Korea Selatan karena pekerjaan orang tuanya.
"Doushite padahal aku tidak mau berpisah denganmu?" kataku saat itu.
Sei hanya mengatakan bahwa dia tidak punya pilihan.
Itu adalah perpisahan yang menyakitkan. Aku hanya bisa menjadi sahabatnya dan tidak lebih. Andai aku lebih berani. Andai aku lebih percaya diri. Aku pasti tidak akan sesakit ini. Itu adalah pertama kalinya aku jatuh cinta dan pertama kalinya aku patah hati.
Aku tidak bisa melupakan Sei, bahkan setelah aku naik kelas dua aku masih belum bisa melupakannya. Sei dan aku benar-benar putus komunikasi setelah dia pindah. Sungguh menyakitkan, kupikir kami akan tetap berhubungan walaupun dia tidak lagi berada di Jepang.
'Mungkin Sei sudah melupakanku' pikirku.
"Hey, bolehkah aku duduk di sini!" sapa seseorang.
"Hmm, silakan!" kataku.
Orang itu memilih tempat duduk di depanku, mengingatkanku pada Sei. Namun mereka berdua berbeda. Sei memiliki rambut hitam dan mata hijau laut, sedangkan orang ini memiliki rambut pirang sepertiku tetapi berbeda denganku yang memiliki mata berwarna hijau, iris mata orang ini berwarna biru samudra. Tingginya sekitar 180cm. Yah, dan kuakui dia bahkan lebih tampan dari Sei.
"Namaku Hayato Arima. Siapa namamu?"
"Akira. Akira Miyuki. Salam kenal Hayato-kun!" kataku sambil tersenyum.
"Panggil saja aku Arima, Miyuki-chan!"
"Eh? Kenapa kau memanggilku dengan nama kecilku? Kita kan baru kenal!"
"Tentu saja agar kita lebih cepat akrab Miyuki-chan!" jawabnya sambil tersenyum lebar.
Hayato Arima. Dia sepertinya orang yang ceria. Senyumannya hangat seperti matahari. Kurasa dia kami akan menjadi teman baik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 19, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Gorgeous TwinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang