PART 1

110 8 1
                                    

DEVINA P.O.V

"Devina"

Suara seorang gadis yang sangat gue kenal memanggil gue. Ya, itu adalah suara Nabila. Gue menoleh dan tersenyum kepada Nabila.

"Ada apa?" Tanya gue.

"Lo dicariin Dika tuh, sekarang dia ada di taman. Katanya dia mau ngomongin hal penting sama lo. Mungkin dia mau nembak lo kali." Jawabnya sambil tersenyum menggoda kepada gue.

Gue ga menjawab lagi. Gue gatau harus jawab apa dan gue yakin muka gue sekarang lagi blushing banget deh gara gara Nabila.

Lalu gue memutuskan untuk meninggalkan Nabila di kelas dan menghampiri Dika di taman.

***
Saat ini gue lagi ada di taman sekolah. Dan bener apa yang dibilang Nabila, Dika saat ini sedang berada di taman, duduk di bawah pohon sambil mendengarkan musik dari Ipod nya. Lalu gue segera menghampirinya.

"Dika" sapa gue.

Dia menoleh, namun dia tidak menjawab sapaan gue, dia hanya menunjukan senyumannya yang manis dan memerintahkan gue untuk duduk disebelah dia. Gue pun menurutinya

"Ada apa? Tadi Nabila bilang ke gue katanya lo nyariin gue?" Tanya gue kepada dika

"Iya gue daritadi nyariin lo, tapi ga ketemu. Terus gue ketemu Nabila, dan katanya lo ada di kelas. Akhirnya gue minta tolong ke dia buat nyuruh lo nyamperin gue ke taman ini. Ada hal penting yang harus gue omongin ke lo. Gue ga lagi ganggu lo kan?"

Hal penting apa yang mau dika omongin ke gue? Apa bener yang dibilang Nabila kalau dika bakalan nembak gue sekarang? Ah, gue harap kaya gitu. Oh my god, gue harus apa sekarang? Semoga harapan gue selama ini bener-bener terkabul.

"Ga ko, ga ganggu sama sekali. Ada apa emangnya?"

"Hm, to the point aja ya?"

Duh, ada apaan sih? Gue makin penasaran deh sama apa yang mau di omongin Dika.

"Iya, kenapa? Ada apa?"

"Jadi gini, lo kan ketua tim cheers dan gue ketua tim basket, jadi Pa Deni minta tolong ke gue untuk nyampein ini ke lo."

Deg

Ya, gue emang terlalu berharap kali ini. Lagian ko gue bisa tiba tiba kepikiran apa yang diomongin Nabila sih. Ah, gatau lah otak gue udah mulai ga sinkron kali ini.

"Pa Deni minta supaya kita bisa kerjasama untuk mimpin latihan tim basket dan cheers selama Pa Deni gaada." Lanjutnya.

"Loh, emang ada apa? Ko tumben-tumbenan. Terus emang Pa Deni mau kemana?" Tanya gue penasaran

"Jadi gini, sekitar 2 bulan ke depan kita bakalan ada tanding basket dan cheers antar-SMA. Dan selama sebulan ini Pa Deni ga bisa terlalu sering mantau latihan kita, karna untuk sebulan ini banyak pekerjaan yang harus diselesaikan Pa Deni. Maka karena itu, Pa Deni minta kita supaya kita berdua bisa kerjasama mimpin tim cheers dan basket selama Pa Deni ga mantau latihan kita. Dan Pa Deni minta supaya kita mulai nyusun schedule latihan kita selama 2 bulan kedepan."

Gue hanya mengangguk kecil, sambil menunggu Dika melanjutkan penjelasannya.

"Satu lagi, Pa Deni juga bilang kalau Ka Caca juga gabisa bantuin lo dan tim cheers untuk bikin gerakan di tanding kali ini, karna Ka Caca juga saat ini lagi sibuk untuk mempersiapkan skripsi nya. Jadi Pa Deni memberikan kepercayaan penuh buat lo untuk mempersiapkan tanding kali ini. Lo siap?"

Gue kaget mendengar penjelasan dika kali ini. Gue bingung sekarang, gue gatau apa gue siap ngelakuin itu. Gue bener bener bingung. Pasalnya, gue baru aja diangkat sebagai ketua tim cheers bulan kemarin, gue ga pernah ngelakuin itu semua sendiri atau bahkan hanya dengan bantuan anggota tim cheers, gue selalu aja dapet bantuan dari Ka Caca. Dan sekarang? Gue harus ngelakuin itu semua sendiri? Ya walaupun ada bantuan anggota cheers yang lain, tetep aja gue bingung, karena gue ketuanya, dan gue yang harus memutuskan mana gerakan yang bagus dipakai buat tanding. Belum lagi gue nanti membawa nama sekolah, dan gue kan ga mungkin memalukan nama sekolah dengan menampilkan gerakan yang buruk. Gue semakin bingung kali ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 22, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

"SORRY"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang