where am I?

50 6 0
                                    

Gelap, sunyi, dingin, dan lembab.
Itu lah yang terlintas difikiranku ketika aku membuka mataku. Sayup-sayup ku lihat sekelilingku dan mendengar suara kereta api melintas. Aku berada di bawah jembatan rel kereta api. Sendirian.

"Leooo!!" terdengar teriakkan yang memanggil namaku.
"Oiii aku disini, Fee!" responku terhadap teriakkan tersebut.

Namaku Leondardo Watch, bisa dibilang mungkin aku anak buangan dan aku anak yang tak diharapkan. Aku ditinggalkan oleh orang tuaku ketika usiaku 4 tahun. Orang tuaku bercerai. Aku memiliki seorang adik, dia bernama Lianda Fefe. Dia berbeda hanya satu tahun lebih muda dariku. Dia anak yang patuh.

"Leo lu gak tau apa sekarang jam brp? Lo mau mati kedinginan disini?" Tanya fefe padaku
Akupun melihat keadaan matahari yang hampir terbenam dari singgahnya. Akupun bangun dan membersihkan tubuhku dari debu dan tanah.
"Ayo fe kita ke basecamp" aku pun mengacak rambut fefe dan menggandengnya hingga sampai lah ke basecamp

Aku dan fefe memiliki sebuah keluarga yang lain. Keluarga yang membuatku nyaman dan membuatku ingin melakukan hal gila bersama mereka. Keluarga yang kuambil karena mereka tidak lagi memiliki tempat untuk pulang dan tidak mempunyai tujuan lagi. Di tahun ini umurku beranjak 18 tahun. Aku tidak sekolah seperti anak yang lainnya. Kerjaanku sehari-hari hanyalah menerima uang. Walau uang kotor itulah yang harus kulakukan untuk terus melanjutkan hidup. Bisa dibilang pekerjaanku adalah pembunuh bayaran.

"Kak Leo! Kakak ini darimana saja" celutus vivi padaku.
"Ahh aku tadi tertidur ditempat biasa, maafkan aku ya vi" sapaku sambil mengacak rambutnya

Nama panggilan : Vivi
Nama lengkap : Vivian Requiys
Gender : Perempuan
Umur : 17 tahun
Skill : Penembak, dan perusak

"Ahh kakak!" Teriak fefe terlihat kecemburuan saat aku mengacak rambut vivi.
"Leo! Aku menemukan ini di dekat sungai" Kiki memberikanku pisau yang masih berbau darah segar dan yang lebih yang membuatku tertariknya lagi yaitu darah itu adalah darah manusia.

Akupun terus melihat pisau tersebut, menyiuminya, memegangnya dan menelitinya.
"Menurutku ini adalah darah perempuan berusia sekitar 20-25an. Dimana kau menemukan ini ki?"
"Mari kutunjukan jalannya"

Nama panggilan : Kiki
Nama lengkap : Kikirisky Sena
Gender : laki-laki
Umur : 18 tahun
Skill : Melihat dalam gelap, mencium dalam kejauhan, dan mencari dengan sekali fikiran.

"Disini aku menemukan pisau tersebut" kiki menunjuk kearah pinggiran sungai yang penuh dengan bebatuan dan darah.
Aku faham betul di daerah sini jarang terjadi pembunuhan karena orang yang sekalinya membuang mayat ataupun terjadi kasus pembunuhan akan langsung kami bunuh. Karena mereka telah melakukan sesuatu hal yang keji dan kejam. Kami yakin sesuatu yang kami lakukan pasti akan ada balasannya. Dan kami menerapkan prinsip tersebut ke keluarga kami.
Aku melihat kesekeliling sungai dan aku mendapatkan hipotesisnya.
"Aku mengerti ki, perempuan tersebut adalah korban pemerkosaan, dia dibawa kemari karena sang pelaku tahu betul daerah ini adalah daerah yang sepi dan jauh dari kota, perempuan tersebut disiksa dengan cara dilelapkan kedalam sungai, buktinya pisau tersebut sepertinya masih tertancap ditubuh perempuan itu. Kemungkinan besar tubuh korban masih berada disekitar sini, mari kita cari!"

Aku, kiki, fefe dan vivi langsung mencari tubuh perempuan tersebut dengan harapan kami bisa menaruh tubuh itu di dekat kantor polisi agar dapat diselidik lebih lanjut. Saat aku dan fefe melihat kaki yang penuh darah kami ingin menhampirinya, namun betapa terkejutnya kami ternyata tubuh perempuan tersebut sedang di makan dengan 4 orang laki-laki dewasa.

Akupun langsung menutup mulut fefe agar ia tidak berteriak. Aku terheran-heran sejak kapan mereka disini. Apa yang mereka lakukan disini. Mengapa mereka memakan tubuh perempuan itu. Dan masih banyak lagi pertanyaan yang ada difikiranku. Dengan sigap aku langsung memberikan sinyal ke udara dengan cara melemparkan sinar dari mataku.

Where Am I?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang